Menyedihkan, Inilah Para Pentinju Papan Atas yang Sempat Alami Kebangkrutan di Hidupnya

Sudah menjadi rahasia umum selain sepak bola, bulutangkis, atau golf, tinju juga menjadi cabang olahraga yang besar pergerakan uangnya. Banyak dari atlet menerima uang dengan jumlah triliunan dalam sekali bertanding saja. Contohnya adalah Floyd Mayweather yang diberitakan oleh The Gurdian menerima 1,3 triliun saat melawan MC Gregor, lalu ada Manny Pacquiao petinju Filipina yang dibayar 2.08 triliun dalam sekali bertanding.

Jumlah yang menjadi bukti kalau cuan yang ada di olahraga ini tidak bisa dipandang remeh. Masih terkait olahraga satu lawan satu ini. Meski menerima bayaran luar biasa, namun banyak dijumpai kasus kalau atlet tinju bukan pengelola uang yang baik. Bahkan label miliarder saat masih aktif di ring, acap kali berubah 180 derajat menjadi ‘gembel’ lantaran bangkrut. Pada umumnya gaya hidup glamour menjadi pemicu hal-hal tersebut. Lalu siapa sajakah mereka?

Mantan petinju papan atas dunia Evander Holyfield

Berbicara Evander Holyfield kira-kira apa yang terlintas dalam pikiran kalian? Yaa, betul sekali korban gigitan dari seorang Mike Tyson. Sebagai petinju selain citra tersebut, dirinya juga terkenal dengan lima kali gelar tinju kelas berat adalah salah buktinya. Meski hebat, namun jika berbicara kehidupannya setelah olahraga tersebut bisa dikatakan alami perubahan 180 derajat.

Holyfield selama 28 tahun kariernya mampu mengumpulkan 5,4 triliun harus alami kebangkrutan. Beberapa benda pribadi mulai rumah mewah sampai sarung tinju harus dijual untuk mencukupi kehidupannya di tengah kebangkrutan. Gaya hidup dan berbagai masalah pribadi kabarnya menjadi pemicu hal tersebut. Dirinya juga harus menghidupi 11 anak dari hubungannya dengan lima perempuan.

Sang legenda dunia Tinju Mike Tyson

Setali tiga uang dengan Holyfield, Mike Tyson juga menjadi salah satu petinju papan atas yang alami nasib miris terkait financial. Si-Leher Benton dinyatakan alami kebangkrutan pada 2003 silam atau dua tahun menjelang pensiun dari ring tinju. Kehidupan glamour penuh kontroversial menjadi penyebab uangnya tersedot hingga mempunyai hutang sebesar 190 miliar kepada pemerintah Amerika Serikat.

Sebelum merasakan hal tersebut, sebenarnya petinju memiliki tato di wajah ini merupakan atlet berpenghasilan gilan-gilaan. Bahkan selama kariernya di ring tinju, pria berperawakan tinggi besar ini mampu menghasilkan kekayaan sebesar 4,71 triliun. Jumlah yang saat ia masih aktif di olahraga ini adalah angka sanggup membeli banyak hal mulai kapal sampai rumah mewah.

Peraih gelar WBC, WBA, IBF Riddick Bowe

Masih terkait petinju bangkrut, Riddick Bowe juga menjadi salah satu sosok yang alami nasib nahas tersebut. Dilansir Boombastis dari Okezone.com, berkat kondisi bangkrut tersebut, petinju yang kini berusia 51 tahun ini sempat harus hidup menggelandang dengan berjualan barang bekas di wilayah pinggiran Kota New York.

Padahal bila dilihat perjalanannya, atlet yang memulai karier pada tahun 1986 ini mempunyai prestasi hebat yaitu memenangkan gelar WBC, WBA, IBF. Dan selama itu mampu mengumpulkan pundi-pundi kekayaan sampai 680 miliar. Usut punya usut, kebangkrutannya disebabkan oleh kasus penipuan yang dilakukan orang kepercayaannya.

Petinju tahun 80-an asal Amerika Serikat Thomas Hearns

Selain nama-nama tadi, petinju legendaris tahun 80-an asal Amerika Serikat yaitu Thomas Hearns juga alami kebangkrutan. Atlet yang selama karier mampu menghasilkan uang hingga mencapai Rp 544 miliar, alami nestapa tersebut lantaran kebiasaan hidup foya-foya. Bahkan berkat bangkrut dirinya sempat terlilit hutang pajak sebesar 3,4 miliar.

Dalam kiprahnya di Ring Tinju, atlet berjuluk The Hitman ini sukses mencatatkan 48 kali menang KO dari total 61 kemenangan sepanjang kariernya. Dan juga merengkuh gelar WBA pada tahun 1980 sampai 1981. Tidak berhenti disitu saja, Thomas Hearns juga membuktikan kalau badan kurus tidak menghalangi untuk jago di olahraga ini.

BACA JUGA: Setelah Era Mike Tyson dan Floyd, Pria Meksiko ini Menjadi Petinju dengan Uang Menggunung

Bangkrut pastinya merupakan hal yang tidaklah mengenakan untuk siapa saja. Jadi agar kalian tidak bernasib sama dengan mereka pandai-pandailah mengatur keuangan mulai sekarang. Dan jika kalian atlet, mempersiapkan kehidupan setelah dunia olahraga menjadi cara jitu untuk terhindar dari hal semacam itu.