Asian Games akan segera diadakan di Indonesia, dan ini tentunya jadi sebuah pesta akbar olaharaga dari beberapa negara di Asia. Oleh sebab itu berbagai persiapan pun dilakukan secara apik dan rapi agar tidak bikin malu ketika kontingen dari negara lain datang ke Indonesia. Semua demi satu hal, agar dunia mengakui Indonesia memang layak jadi tuan rumah.
Ternyata bukan kali pertama loh Indonesia jadi tempat diselenggarakannya Asian Games, dulu juga sempat dilakukan. Dan uniknya lagi, pada masa itu pesta akbar olahraga ini dianggap pertaruhan besar. Lalu bagaimana bisa seperti itu? Simak ulasan berikut ini.
Perjuangan panjang nama Indonesia jadi penyelenggara
Penyelenggaraan Asian Games 1962 adalah pertaruhan berisiko yang dilakukan oleh Indonesia. Bagaimana tidak pasalnya waktu itu negeri kita tercinta ini sedang memulai tahap awal masa pembangunan. Namun bukan tanpa perjuangan pasalnya sebelumnya Indonesia juga sempat melewati beberapa proses pemilihan.
Melihat kondisi negara kita waktu itu, tentu sempat diragukan oleh banyak negara. Tetapi siapa sangka para anggota Dewan Penyelenggara Asian Games tersebut memenangkan Indonesia melalui voting yang berlangsung alot. Dengan selisih dua suara dengan Pakistan, Indonesia jadi pemenang dengan 22 poin suara. Tapi salutnya Indonesia masih tetap optimis dalam memajukan Asian Games Jakarta.
Bukan hanya ajang olahraga, namun juga tonggak sejarah
Bisa dibilang kalau ajang Asian Games ke-empat adalah sebuah tonggak sejarah pembangunan di Jakarta. Bagaimana tidak, pasalnya pada masa yang sedang sulit itu Indonesia melakukan pembangunan besar-besaran sarana olahraga. Salah satu yang paling fenomenal adalah berdirinya Stadion Utama Senayan yang jadi wujud nyata proyek ambisius Indonesia.
Dibangun selama 4 tahun, Stadion Utama Senayan terinspirasi dari Stadion Luzhniki Moskow yang dibangun pada tahun 1956. Pada masa itu, arena olahraga ini dapat menampung hingga 120 ribu penonton dari beberapa penjuru dunia. Asian Games bukan lagi sebuah ajang olahraga biasa namun pembuktian pada dunia bahwa Indonesia bisa.
Saking semangatnya bahkan patung bersejarah pun dibangun
Tentu hanya dengan membangun stadion saja tak cukup oleh Soekarno waktu itu, oleh sebab itu beliau menyarankan hal lain agar negerinya dikenang banyak negara. Yang paling fenomenal adalah dibangunnya patung selamat datang yang sampai saat ini masih menjadi ikon kota Jakarta yang tidak digantikan.
Dirancang olah Edhi Sunarso dan Henk Ngantung tahun 1961, pembangunan monumen ini juga berbarengan dengan hotel bintang lima yang nantinya jadi tempat para atlet menginap serta beristirahat. Program perombakan untuk mempercantik kota Jakarta ini tidak sia-sia pasalnya banyak atlet yang ternyata mengaku nyaman dengan kota Jakarta waktu itu.
Apalagi transportasi, semua serba diperlancar
Satu hal yang selalu jadi masalah kota Jakarta sebagai ibukota adalah kemacetan yang ada. Meskipun waktu itu mungkin tak separah sekarang, namun akan tetap malu jika dibiarkan. Oleh sebab itu infrastruktur jalan jembatan Semanggi dan Thamrin pun dibuat begitu heboh. Bagaimana tidak, pasalnya sebelum berdiri 1961, jembatan tersebut hanyalah sebuah rawa.
Namun akhirnya disingkirkan dan dibuat menjadi penghubung yang sampai sekarang masih dipakai oleh warga Jakarta. Tak hanya itu, pemerintah pun akhirnya memperluas dan mempermegah Bandara Kemayoran sehingga para atlet yang datang sudah dibuat betah ketika menginjakkan kaki pertama. Pada masa itu, yang namanya macet jarang sekali terjadi.
Hal ini menjadi bukti kalau sejatinya Asian Games bukan hanya sebuah ajang olahraga namun pembuktian kemampuan Indonesia. Apalagi sebagai tuan rumah semua harus disiapkan secara sempurna agar tidak membuat tamu kecewa. Tentu hal ini jadi tanggung jawab kita bersama dalam mensukseskannya.