Indonesia memang merupakan salah satu negara yang kaya akan filosofi kedaerahannya. Salah satunya adalah yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Barat. Provinsi yang satu ini boleh dibilang mengalami perkembangan stabil di setiap masanya. Tak peduli siapa pemimpinnya, semua komponen masyarakat memang terlihat kompak dalam membangun daerah serta mempertahankan budayanya.
Berbicara mengenai budaya dan filosofi daerah-daerah di Jawa Barat, sepertinya banyak dari kita yang masih bertanya-tanya ya mengenai makna awalan ‘ci’ yang digunakan untuk penamaan daerah. Karena bila diperhatikan memang ada sekitar puluhan daerah yang berawalan dengan ‘ci’ dan tentunya sangat kecil kemungkinan jika mengatakan bahwa itu hanya kebetulan saja.
Dulu, masyarakat Jawa Barat fokus beraktivitas di daerah air
Penjelasan mengenai asal mula nama daerah tersebut datang dari bupati Purwakarta yaitu Dedi Mulyadi. Beliau bercerita bahwa sejak zaman dahulu masyarakat Jawa Barat memang beraktivitas sangat dekat dengan sungai maupun laut. Oleh karena itulah nama-nama daerah di sana kebanyakan diawali ‘ci’. Awalan ci- biasanya juga dikenal dengan sebutan cai dalam bahasa Sunda sendiri memiliki makna air. Itulah yang menjadi kisah awal penyebutan nama daerah di sana.
Selain itu, Dedi menambahkan bahwa dulunya masyarakat hanya bergantung pada gunung ketika moksa atau menjelang kematian. Selain itu ya memang seluruh aktivitas kehidupan terpusat pada laut dan sungai. Bahkan istana yang dibangun oleh nenek moyang pun pasti berada di dekat sungai. Karena mau bagaimana lagi, dari situlah masyarakat sehari-harinya berkehidupan.
Air adalah segalanya bagi peradaban Sunda
Dedi Mulyadi juga menyebutkan bahwa kehidupan masyarakat Sunda dulu sangatlah berdekatan dengan alam, khususnya air. Pada zaman kerajaan saja sungai disulap menjadi sarana transportasi masyarakatnya. Sementara itu sistem pertahanan kerajaan pun hanya berasal dari parit yang memang terbukti efektif guna membentengi musuh. Dari sini saja kita bisa melihat betapa besar peran ci atau cai di tanah Sunda.
Air memang selama ini sudah menjadi inspirasi masyarakat pada zaman dahulu memberi nama kampungnya di daerah Jawa Barat. Karena menurut Dedi, air lah yang menjadi sumber kekuatan peradaban Sunda pada saat tersebut. Bupati Purwakarta itu juga mengaitkan bahwasannya air yang selama ini sudah menjadi kekuatan dan inspirasi para leluhur harusnya bisa dijaga kemurnian dan kebersihannya saat ini seakan kita sedang menjaga tempat tinggal kita.
Versi lain menyebutkan awalan ‘ci-‘ berasal dari gunung di Sunda
Pendapat lain kemudian muncul yang sama sekali berbeda dengan apa yang diutarakan bupati Purwakarta tersebut. Sebuah video yang diunggah oleh akun YouTube bernama Bumidega Sunda Academy menjelaskan bahwa awalan ci- memiliki makna lain, bukan air. Video berdurasi tiga menit itu mengungkapkan bahwa ci- dalam bahasa Sansekerta memiliki makna cahaya. Dalam tayangan tersebut ditampilkan bahwa konon dulu Jawa Barat memiliki gunung bernama Gunung Sunda Purba dengan tinggi 17000 mdpl.
Di puncak gunung disebutkan bahwa diselimuti oleh salju namun mampu menerangi daerah sekitarnya dari cahaya yang dipancarkan oleh es. Wilayah gunung itu disebut-sebut merupakan tempat bersemayamnya para dewa atau ‘hyang’ sebagai leluhur. Oleh karena itulah kemudian daerah sekitar gunung dinamakan Parahyang atau tempat leluhur. Video tersebut juga menayangkan bahwa awalan ci- dalam nama Cibodas berarti cahaya putih, Cibereum adalah cahaya merah, Cihideung merupakan cahaya hitam, dan lainnya.
Tetap ada pro kontra mengenai awalan ci-
Video yang dilihat sampai 142 ribu kali oleh masyarakat itu menimbulkan pro kontra dalam masyarakat. Bila dilihat secara logika mungkin analisa yang disampaikan memang masuk akal. Namun ketika berusaha menelusuri lagi, masyarakat merasa ada kejanggalan yang ditemukan. Misalnya saja untuk Cirebon, netizen berpendapat bahwa nama itu terdiri dari dua kata yakni Cai dan Rebon yang berarti air rebusan udang rebon. Atau yang biasa disebut petis oleh warga Cirebon Indramayu.
Jadi masih lebih banyak orang yang lebih menerima penjelasan bahwa awalan ci- semata-mata diambil dari bahasa Sunda yang berarti air, seperti yang sudah dijelaskan juga oleh Dedi Mulyadi. Penjelasan ini tentu saja diperkuat dengan data bahwa wilayah Jawa Barat, bahkan termasuk Jakarta dulunya memang sudah menjadi daerah perairan dan kaya dengan air. Jadi sepertinya masyarakat masih butuh penjelasan tambahan bila memang ci- yang dimaksud berasal dari cahaya si gunung.
Meskipun masih ada pro kontra terkait makna filosofi dari awalan ci- ini, namun sepertinya lebih banyak masyarakat tanah Sunda yang membenarkan penjelasan dari Dedi Mulyadi. Jadi nama daerah Jawa Barat bukan secara kebetulan memiliki awalan yang seragam, melainkan itu semua dikarenakan betapa ci atau air dulunya sangat diandalkan oleh nenek moyang baik untuk penghidupan maupun pengamanan.