in

Warnai Masa Kecil, Ternyata Gobak Sodor Merupakan Permainan Blasteran Jogja-Inggris

Anak-anak bermain Gobak Sodor [Sumber gambar]

Kalau kamu sekarang sedang berada di usia 20 tahun ke atas, maka permainan ‘lari-larian’ Gobak Sodor atau Galasin (Gala Asin) bukanlah hal asing. Populer pada tahun 1990-an, generasi tersebut bisa menghabiskan waktu seharian untuk memainkan permainan ini.

Tapi, taukah kamu kalau gobak sodor ternyata bukan asli berasal dari Indonesia loh. Meskipun Yogyakarta disebut sebagai pelopor jenis game ini, sebetulnya ia berasal dari Inggris. Dalam beberapa literatur Belanda, kata Gobak Sodor sendiri diambil dari Go Back Through The Door, yang artinya menembus pintu. Ya, karena lidah orang Indonesia yang susah mengucapkan bahasa asing, maka jadilah sebutan Gobak Sodor.

Permainan Gobak Sodor [Sumber gambar]
Dalam sejarahnya, Gobak Sodor tercatat di dalam buku kamus Jawa (Baoesastra) yang ditulis oleh WJS Poerwadarminto publikasi JB Wolters Uitgevers Maatschappij NV Groningen, Batavia pada tahun 1939. Permainan ini harus melibatkan dua tim (terdiri dari 4-10 anak) yang masing-masing berperan sebagai penjaga dan penyerang.

Nah, untuk memainkannya setiap penjaga akan menempatkan orangnya di setiap garis, yang umpamanya bagai pintu. Mereka akan menghadang tim penyerang yang ingin meloloskan diri melewati garis tersebut. Jika penyerang tertangkap atau tersentuh oleh tim penjaga, maka permainan berakhir dan mereka akan bertukar posisi. Hampir seluruh anak Indonesia memainkannya dengan aturan yang sama. Seru bukan?

Anak-anak bermain Gobak Sodor [Sumber gambar]
Meskipun hanya permainan sebatas ‘lari-larian’, Gobak Sodor sarat akan makna Sahabat. Untuk mengecoh para penjaga, tentunya dibutuhkan stamina dan kekuatan fisik, ketangkasan dan kecepatan, serta kerjasama tim yang baik. Yang menjaga pun dituntut untuk peka terhadap tindak tanduk para penyerang yang akan menembus garis jaga.

Tapi, sayangnya permainan ini nyaris tak pernah lagi dimainkan, apalagi kalau bukan anak yang lebih betah dengan gadget dan duduk manis di rumah. Kalau dulu masa kecil kita sering memanfaatkan lapangan bulutangkis sebagai garis, sekarang kapan terakhir kamu melihat game ini dimainkan?

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Selalu Tampil Cetar Membahana, Penampilan Terbaru Syahrini Disebut Mirip dengan 2 Artis Ini

Banyak Dijual di Pasaran, 3 Ikan Ini Nyatanya Berbahaya Bagi Kesehatan