Tak hanya produk luar negeri seperti Louis Vuitton, Hermes, Chanel dan lain-lain, ternyata, produk dalam negeri kreasi anak muda Indonesia juga memiliki kualitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Salah satu contohnya adalah tas Roro Kenes karya Syanaz Nadya Winanto Putri.
Ada satu kejadian lucu yang baru saja terjadi belum lama ini. Kejadian ini diceritakan oleh seorang pengguna Twitter bernama @gus_dibyo. Ia mengatakan bahwa tas tersebut disangka brand ternama setara dengan Louis Vuitton, sehingga ditahan di Bandara Demodova oleh pihak imigrasi Rusia.
Syanaz bercerita bahwa dirinya hendak menghadiri pameran di Festival Indonesia Moskow ketika itu. Ia membawa 10 buah tas Roro Kenes sebagai bahan pameran. Namun, saat tiba di bandara, kejadian menggelikan tersebut terjadi.
“Saya tiba bersama pelaku usaha lain yang difasilitasi Pemprov Jateng. Orang lain juga banyak yang bawa tas dari kulit, tapi hanya milik saya yang tidak bisa keluar,” katanya di sela-sela festival di Taman Krasnaya Presnya, Moskow melansir dari laman kompas.com.
Syanaz menceritakan hal tersebut kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, yang mengunjungi booth Pemprov Jateng menjelang penutupan pameran pada Minggu (4/8/2019). Tas-tas tersebut dibawa melalui kargo. Ia pun diinterogasi oleh para petugas imigrasi bandara kurang lebih selama 4 jam. Selain itu, pastinya tas yang ia bawa ditahan dengan alasan barang tersebut dianggap tas premium dengan harga ratusan juta rupiah. Pihak bandara kemudian berpendapat bahwa harga tas itu pasti lebih tinggi dari harga yang didaftarkan.
Padahal, tas tersebut hanya produksi lokal yang harganya tidak mencapai puluhan juta. Kisaran harga yang ada di lapak-lapak online dan web resminya hanya jutaan rupiah saja. Syanaz terkaget-kaget. Sebagian malah berbahan karung goni yang dipercantik dengan variasi tenun lurik. Nah, untuk harga ekspor dipatok sekitar Rp150 ribu untuk tas goni dan satu juta Rupiah untuk tas berbahan kulit.
Karena kejadian ditahan ini, pihak Syanaz meminta bantuan petugas dari KBRI, yang sayangnya juga tidak mempan. Sampai, saat festival sudah dibuka secara resmi pada 2 Agustus, tas-tas tersebut tak juga bisa keluar dari bandara. Untung saja, ada beberapa tas lagi yang berada di dalam bagasi, sehingga bisa diajadikan bahan pameran, ditambah dengan tas Syanaz sendiri sehingga terkesan banyak.
menurut Ganjar Pranowo, Syanaz tak perlu bersedih karena gagal pameran dengan maksimal. Justru wanita yang berproduksi tas sejak 2014 itu harus bangga karena tasnya secara tidak langsung telah diakui berkualitas internasional. Roro Kenes kini sejajar kualitasnya dengan tas-tas branded seperti Louis Vuitton, Bottega, Chanel, Gucci, Hermes, atau Dolce Gabbana, dilansir dari panturapost.com.
Tragedi penahanan tas ini secara tidak langsung sudah mencerminkan bahwa barang dari Indonesia sudah sangat layak ekspor dan bersaing dengan brand-brand lain. Tidak hanya tas Roro Kenes saja, ada beberapa produk lagi yang cukup diminati. Melansir kompas.com, Ganjar Pranowo juga menjelaskan, selama tiga hari pameran banyak produk yang mendapat penawaran bagus. Misalnya, biskuit Fine Choice yang mendapat pesanan sebanyak tiga kontainer, Jamu Borobudur yang nilai pesanannya mencapai 5 juta dolar AS.
BACA JUGA: 9 Merek Terkenal Asli Indonesia Ini Sering Dikira Buatan Luar Negeri
Karena tas yang berkualitas dan murah inilah, banyak yang memburu Roro Kenes. Semoga ke depannya barang-barang produksi dalam negeri terus bisa bersaing dengan brand internasional ya. Enggak kalah cantik kok, tas seperti Roro Kenes ini saja banyak sekali motif bagus dan indah dipandang mata.