Demak muncul dan menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa setelah menaklukkan sisa kerajaan Hindu-Buddha. Sayangnya, keberlangsungan dari Kerajaan Demak tidak semulus yang dicita-citakan pendahulunya, Raden Patah. Dalam perkembangannya, terjadi adu kekuatan untuk menentukan pemilik tahta sehingga nyawa selalu dipertaruhkan.
Salah satu raja yang terlibat dalam intrik tidak bertepi dari Kerajaan Demak adalah Arya Penangsang atau Arya Jipang. Dia adalah cucu dari Raden Patah yang akhirnya naik tahta menjadi Raja kelima sebelum akhirnya Demak runtuh akibat saling bunuh demi kekuasaan. Berikut kisah tentang Arya Jipang yang bisa membuat kita mengerutkan dahi.
Kehidupan Arya Jipang yang Penuh Intrik
Bisa dibilang, kehidupan dari seorang Arya Jipang tidak pernah mulus sejak kecil. Meski berada di dalam istana, ketenangan tidak pernah didapatnya. Banyak konflik di dalam istana yang secara tidak langsung membentuk kepribadiannya. Dia dituntut untuk keras, tegas, dan selalu bergerak cepat agar tidak digasak dari belakang oleh mereka yang menginginkan kekuasaan.
Sebenarnya watak dari Arya Jipang adalah tegas dan bijaksana. Namun, setelah berbagai peristiwa yang terjadi di kerajaan, banyak pihak menyebutnya sebagai seseorang yang kejam, bengis, dan melakukan apa saja untuk mendapatkan tahta dan juga balas dendam terhadap orang di lingkungan kerajaan.
Perebutan Kekuasaan dan Pembunuhan yang Tidak Ada Habisnya
Demak awalnya berjalan dengan lancar saja semenjak Raden Patah hingga Pati Unus yang menjadi raja ke-2. Kekacauan dari Demak terjadi setelah Pati Unus atau pangeran Sabrang Lor terbunuh saat mengusir Portugis. Karena tidak memiliki anak, dua saudara dari Pati Unus berebut untuk mendapatkan kekuasaan. Akhirnya, Pangeran Kinkin atau ayah dari Arya Jipang berebut dengan Sultan Trenggono yang akhirnya jadi raja ketiga.
Awalnya Arya Jipang tidak tahu kalau ayahnya dibunuh oleh anak pamannya sendiri. Sampai akhirnya terungkap bahwa hal tersebut adalah hal yang direncanakan, pelakunya sendiri bernama Rangkud. Dalam misi pembunuhan ini, kedua orang, target dan korban saling adu kekuatan sehingga menyebabkan keduanya meninggal dunia dan menyebabkan kekacauan di Demak terlebih raja baru yang naik tahta adalah menantu dari Sultan Trenggono, bukan keturunan Raden Patah.
Keris Setan Kober yang Sakti Mandraguna
Tidak mau tahta Kerajaan Demak jatuh di tangan orang yang bukan keturunan kakeknya. Arya Jipang mengutus beberapa orang untuk menghabisi Hadiwijaya. Sayangnya, aksi itu gagal dan membuat kedua orang berseteru ini kembali bertemu. Hadiwijaya meminta Arya Jipang mengembalikan pusaka Keris Setan Kober yang sangat sakti itu. Sayangnya keinginan itu ditolak sehingga Sunan Kudus harus melerainya.
Keris Setan Kober adalah keris yang dibuat oleh seorang empu di Tuban. Kekuatannya sungguh luar biasa sehingga siapa saja yang mendekat bisa dibabat habis. Sayangnya, keris yang menjadi kebanggaan dari Arya Jipang ini justru tidak berguna saat pertempuran. Saat berusaha menyerang Pajang, dia tewas di depan tombak Kyai Plered dan keris itu tidak diketahui rimbanya hingga sekarang.
Kutukan Arya Jipang di Makamnya yang Melegenda
Setelah meninggal ratusan tahun yang lalu, yang bersisa dari Arya Jipang atau Arya Penangsang adalah petilasan dan makamnya. Terletak di Cepu, Jawa Tengah, kawasan ini dianggap sakral oleh warga setempat sehingga tidak ada yang berani macam-macam di sana. Bahkan untuk sekadar membicarakan Arya Jipang ini saja mereka tidak berani.
Menurut juru kunci yang ada di sini, kawasan petilasan ini sangat bertuah. Bahkan mau masuk saja harus izin terlebih dahulu. Sudah izin pun tidak boleh aneh-aneh di dalam kawasan ini. Batu, kerikil, daun, atau secuil tanah pun tidak boleh diambil. Pernah ada sebuah cerita yang mengatakan kalau seorang pejabat nekat mengambil tanah di sana dan dalam dua hari dia meninggal dunia tanpa sebab.
Demikianlah sekelumit kisah tantang Arya Jipang yang cukup dipenuhi intrik di dalam kehidupannya. Berkaca dari kejadian di atas, kita bisa mendapatkan sebuah pelajaran. Apa pun yang diperebutkan tanpa mengindahkan nilai yang ada akan hancur. Semoga negeri ini tidak seperti kerajaan-kerajaan di masa lalu ya.