Sejak era revolusi kemerdekaan, Indonesia telah merintis moda transportasi udaranya untuk berbagai keperluan. Dilansir dari nasional.kompas.com, Dakota DC-3 RI-001 merupakan peswat pertama yang dimiliki negeri ini. Kode registrasi RI yang tertera di badan pesawat, menjadi identitas bahwa armada udara itu meruapakan milik Indonesia.
Sayang, pada perkembangannya ke depan, Indonesia harus menggunakan kode PK sebagai nomor registrasi yang dipakai hingga saat ini. Hal ini tentu mengundang rasa penasaran ya Sahabat Boombastis. Tanah air yang identik disebut sebagai Republik Indonesia (RI) untuk kode penerbangannya, berganti menjadi sebuah huruf yang bisa dibilang tak mencerminkan hal di atas. Kenapa bisa begitu?
Seperti yang kita tahu, Indonesia merupakan negeri jajahan Belanda di masa lalu. Segala yang ada di dalamnya, tak lepas dari campur tangan negeri kincir angin tersebut, termasuk untuk urusan kode penerbangan. Dilansir dari aviahistoria.com, Belanda mendapat jatah huruf H-N dan registrasi ini diterapkan ke seluruh pesawat yang beroperasi di negara jajahannya termasuk Hindia Belanda. Sayang, keputusan yang dikeluarkan berdasarkan International Radiotelegraphic Conference di London pada tahun 1913 itu, akhirnya direvisi ulang.
Belanda yang semula menggunakan H-N, akhirnya berganti kode menjadi PH. Sumber dari aviahistoria.com mengatakan, perubahan tersebut digulirkan pada tahun 1927 saat berlangsung International Radiotelegraph Convention di Washington, Amerika Serikat. Sebagai negara jajahan, Indonesia yang kala itu bernama Hindia Belanda, mendapat kode registrasi baru yakni PK. Tanda ini wajib dipasang pada setiap pesawat berdasarkan Konvensi Chicago pada tahun 1944 dan berikutnya oleh ICAO (International Civil Aviation Organization) yang dibentuk tiga tahun kemudian.
Saat Indonesia merdeka, ada wacana mengganti kode PK menjadi RI yang dulu pernah dipakai. Hal inipun sempat disahkan secara sepihak oleh Jawatan Penerbangan Sipil yang saat itu masih berada di bawah kendali AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia). Sumber aviahistoria.com menulis, nomor registrasi PK yang dianggap warisan Belanda, malah dianggap dengan istilah Pay Kolonie atau negara koloni. Hal tersebut tentu saja salah besar, dan tak ada hubungannya.
Ketika Indonesia telah meraih kemerdekaannya, nomor registrasi PK akhrinya diserahkan ke pemerintahan Republik. Sedari awal, ada banyak perjuang dan para veteran yang menginginkan agar kode RI digunakan lagi. Sayang, hal tersebut akhirnya mandeg di tengah jalan. Dilansir dari aviahistoria.com, pemerintah Indonesia lewat GIA (Garuda Indonesian Airways), tengah berfokus membangun armada dan layanan rute penerbangan sipilnya. Hal ini tentu saja merepotkan jika harus mengajukan pergantian kode PK yang sudah lama diakui secara internasional. Harapan para pejuang dan veteran untuk menggunakan nomor registrasi RI pun pupus di tengah jalan.
Hingga saat ini, kode PK telah menjadi nomor registrasi penerbangan Indonesia yang disepakati secara internasional. Dikutip dari aviahistoria.com, para penerbang menyebutnya Papa Kilo. Kode itu kemudian diikuti tiga huruf yang memiliki arti khusus. Sebagai contoh, maskapai Lion Air mendapat awalan L dan seterusnya. Hal ini pun ditetapkan langsung oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara/Kementerian Perhubungan. Sayang, hanya beberapa maskapai saja yang mendapatkan jatah huruf sesuai nama perusahaannya.
Sejarah di masa lalu membuktikan, bahwa Indonesia sejatinya telah mewarisi peninggalan Belanda di berbagai bidang. Termasuk kode registrasi penerbangan. Bahkan, ada yang menyebut bahwa kode PK merupakan singkatan dari Pay Kolonie alias penerbang negeri jajahan adalah suatu kesalahan besar. Justru dari nomor registrasi itulah, kita bisa mengetahui sejarah penerbangan sipil Indonesia yang masih bisa kita lihat hingga saat ini.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…