Kasus perang dagang antara pemerintah AS dan raksasa teknologi sekaligus produsen ponsel, Huawei Technologies Co. Ltd berbuntut panjang. Setelah dimasukkan ke dalam daftar hitam alias blacklist, perusahaan asal henzhen, Guangdong, Republik Rakyat Tiongkok itu juga ditinggal hengkang oleh Google. Dilansir dari suara.com, pemilik sistem operasi Android itu bahkan telah menghapus dua ponsel Huawei itu dari website Android.com.
Meski demikian, pihak Huawei tak tinggal diam. Meski diprediski bakal kesulitan di awal karena tak lagi memakai sistem operasi Android milik Google, pihaknya kini tengah berusaha mengembangkan sistem operasinya sendiri. Bahkan, OS yang bernama HongMeng OS di China dan OS Ark di negara lain digadang-gadang dapat berjalan semulus iOS milik Apple. Sebagai langkah awal, sistem ini telah lulus sertifikasi merek dagang dari Kantor Merek Dagang China serta Kantor Kekayaan Intelektual Eropa.
Dikutip dari akun Twitter resmi Global Times, Huawei telah mengajukan paten antarmuka ponsel pintar atas nama “Huawei Ark OS”, “Ark” dan “Huawei Ark” di Kantor Paten dan Merek Dagang Jerman pada Maret 2019. Laman autotekno.sindonews.com menuliskan, sistem operasi terbaru ini ini bahkan menunjukkan bahwa sistem HongMeng/Ark dapat kompatibel dengan aplikasi Android. Ini artinya, masih ada peluang bagi Huawei untuk maju meski tanpa didampingi oleh Google.
Nantinya, aplikasi yang kompatibel ini berada di bawah naungan Android Green Alliance, yang telah diluncurkan oleh Huawei bersama Alibaba, Tencent, dan Netease. Layaknya PlayStore, Android Green Alliance bertujuan untuk menciptakan ekosistem aplikasi yang aman, andal, dan sehat. Sekali lagi, poin plus bagi Huawei meski tak menggunakan Android buatan Google.
Selain sistem operasi yang baru, Huawei juga mengenalkan AppGallery yang menjadi semacam ‘PlayStore’ pada platform sistem operasi mereka sendiri. Dikutip dari inet.detik.com, Huawei pun menyebut kalau AppGallery mempunyai 270 juta pengguna aktif setiap bulannya. Bahkan Demi mendukung OS alternatif Android bikinannya sendiri, Huawei saat ini tengah membujuk developer untuk mengisi atau pun memboyong aplikasinya ke AppGallery.
Belum lagi fitur Ark Compiller yang dikembangkan untuk mengoptimasi sistem Android yang digunakan pada saat itu. Compiler sendiri merupakan program komputer yang bisa menerjemahkan urutan pernyataan yang ditulis dalam bahasa pemrograman dalam sebuah platform. Pada ponsel Honor dan Huawei, Ark Compiler mampu meningkatkan 29% kinerja aplikasi, 24% kinerja sistem dan 44% respon sistem. Sementara pada aplikasi pihak ketiga mengalami peningkatan operasi 60%. Teknologi ini juga bisa menjadi senjata bagi Huawei untuk menyaingi sistem operasi yang ada saat ini.
BACA JUGA: 5 Kekuatan Huawei, Produsen Elektronik China yang Ditakuti Amerika dan Negara Eropa
Inovasi dan keberanian yang dilakukan, merupakan langkah awal bagi Huawei untuk menjadi lebih mandiri dengan melepaskan diri dari dominasi Google. Meski belum sepenuhnya terealisasi, Ark OS ciptaan mereka perlahan bakal menjadi pesaing berat bagi Android besutan Google. Kita tunggu saja ya Sahabat Boombastis!