in

5 Hal Ini yang Terjadi Apabila VAR Sejak Dulu Sudah Digunakan di Piala Dunia

Video assistant referee atau sering disebut banyak VAR, kini menjadi sebuah piranti yang memiliki pengaruh besar di jagad sepak bola. Berkatnya saat ini kinerja para pengadil lapangan nyaris sempurna kala memimpin sebuah laga. Melalui VAR beberapa kejadian penting yang menimpa pemain atau tim mampu mendapatkan sebuah keadalinan. Hal ini disebabkan kamera yang tertempel di stadion bisa memberikan sebuah data akurat untuk wasit mengambil keputusan.

Magic VAR pastinya juga akan dapat mengubah banyak hal apabila sudah digunakan sejak piala dahulu terdahulu. Mulai kartu merah terhadap Nigel De Jong yang melakukan tendangan kungfu kepada Xabi Alonso sampai mengesahkan gol Inggris ke gawang Jerman. Selain itu beberapa sejarah juga turut diubah apabila video assistant referee ada sejak dulu, seperti tergambar pada ulasan di bawah ini.

Maradona tidak akan dikenal sebagai pencipta gol tangan Tuhan di sepak bola

Dalam jagad sepak bola istilah tangan tuhan menjadi sebuah fenomena yang tergolong awet dari dulu hingga sekarang. Setiap ada momen Piala Dunia seperti saat ini penciptanya yakni Diego Maradona banyak disebut-sebut namanya. Bahkan banyak orang melihat kejadian serupa di era sekarang pasti langsung flash back ke aksi bintang Argentina tersebut.

https://www.youtube.com/watch?v=VEIUx1IPjgc

Namun, kejadian paling bersejarah tersebut pasti tidak aka ada apabila dahulu sudah ada VAR. Melalui beberapa kamera pengintai yang mampu merekam aksi kontroversial tersebut. Wasit saat dilaga itu dipastikan akan tidak mengesahkan gol tersebut lantaran menggunakan tangan. Bahkan Maradona sebagai pelaku juga akan mendapat sebuah kartu merah.

Korea Selatan gagal ciptakan sejarah lolos semifinal Piala Dunia 2002

Sebagai wakil Asia, plus tuan rumah Piala Dunia 2002, kiprah Korea Selatan di ajang tersebut bisa dikatakan sangat mengejutkan. Apalagi saat mereka secara spektakuler mampu mengandaskan Spanyol untuk menjadi negara Asia pertama bisa tembus semifinal. Prestasi hebat itu sampai saat ini belum mampu untuk mereka ulangi lagi.

https://www.youtube.com/watch?v=rnDO49vI02o

Tapi layaknya Maradona tadi, kiprah hebat tersebut tidak akan terjadi apabila dulu ada VAR. Hal ini lantaran dua kali bergetarnya gawang Korea Selatan dianggap tidak sah menjadi benar gol untuk Tim Matador. Dengan hal tersebut menjadikan kedudukan di partai itu menjadi dua nol untuk Spanyol dan membuat Korsel gagal melaju ke babak semifinal.

Perancis gagal melaju ke Piala Dunia 2010 edisi benua Afrika

Selain hal tadi, apabila VAR sudah ada sejak dahulu nasib Irlandia 2010 dipastikan tidak akan buruk. Pasalnya tim tersebut berpeluang lolos ke Piala Dunia Afrika, namun harus gagal oleh aksi kurang sportif pemain Prancis. Kala itu dengan sengaja Thierry Henry menahan bola dengan tangan, sebelum memberikan operan ke Gallas yang berujung gol.

Robeknya gawang Irlandia tersebut juga membuat mereka gagal terbang ke Afrika 2010. Ironi tersebut jelas tidak akan terjadi bila sudah ada VAR. Melalui teknologi tersebut wasit jelas akan membatalkan gol Gallas, dikarenakan mengetahui aksi Thierry Henry yang menggunakan tangan sebelum terciptanya gol.

Hasil Jerman VS Amerika Serikat bisa berubah di babak perempat final

Apabila dulu ada VAR di laga Jerman VS Amerika Serikat hasil pertandingan kedua bisa jadi akan berubah. Tim Panzer pun juga belum bisa dipastikan lolos ke babak semifinal Piala Dunia 2002. Saat itu berkat kurang awasnya mata wasit handsball Trosten Frings yang berujung penalti untuk tim Amerika tidak diberikan.

Padahal apabila hal tersebut menggunakan teknologi video assistant referee akan terlihat jelas pemain Jerman dengan sengaja menahan bola dengan tangan. Kondisi yang membuat wakil Concacaf itu bisa menyamakan kedudukan dan Tim Panzer juga harus bermain dengan 10 pemain di sisa pertandingan.

Inggris gagal mendapatkan gelar piala dunia pertamanya tahun 1996

Bagi Inggris Piala Dunia 1996 menjadi momen yang paling membahagiakan sepanjang massa, pasalnya mereka untuk pertama dam setelah 32 tahun mampu menjadi juara turnamen tersebut. Namun berbeda halnya dengan Jerman yang menjadi lawan mereka sebelum mengangkat Trofi Jules Rimet. Tim Panzer bisa dikatakan hingga sakit dan dendam mengingat Piala Dunia waktu itu.

Usut punya usut, Jerman tersakiti lantaran wasit mengesahkan sebuah gol yang dianggapnya tak layak. Kontroversi akan hal tersebut kini pun terus bergulir. Hal tersebut jelas tidak akan terjadi apabila saat itu ada VAR. Dengan Video assistant referee tendangan Geof Hurst tindakan akan dinyatakan masuk oleh wasit, lantaran dari tayang ulang bola memang tidak melewati garis. Berkat hal tersebut dipastikan Inggris belum tentu juara.

Kisah-kisah ini merupakan sebagian kecil yang dapat diubah teknologi tersebut apabila ia sudah ada sejak dahulu. VAR sendiri merupakan sebuah piranti yang sebetulnya tidak bisa dikatakan baik atau buruk. Yang pasti, ia hadir untuk menjadikan sepak bola lebih adil untuk pelakunya.

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Marak Penjambretan Saat Jadi Penumpang Ojol, Patuhi 3 Aturan Supaya Aman Ketika Berkendara

Cerita Orang-orang yang Mendadak Kebanjiran Duit Hanya karena Jualan Online