Melihat anak punk kemungkinan besar masyarakat pasti langsung memandang mereka sebelah mata. Dikarenakan penampilan mereka yang urakan, dengan rambut bermodel mohawk, baju sobek-sobek, tubuh bertato dan lain sebagainya. Sehingga, banyak orang menganggap jika anak punk pasti berkelakuan kurang baik.
Namun, sepertinya kita perlu membuang jauh-jauh pikiran buruk tentang anak punk ini gengs. Alasannya karena tidak semua anak punk memiliki sifat dan sikap buruk seperti yang selama ini kita pikirkan. Terbukti dengan beberapa anak punk di bawah ini yang ternyata bisa membawa dampak positif.
Mengadakan kegiatan penuh faedah di bulan ramadan
Tepat di bulan ramadan ini, ada salah satu komunitas punk yang mengadakan kegiatan inspiratif. Namanya adalah Punk Songgom Brebes. Dilansir dari akun facebook Yuni Rusmini, orang yang tergabung dalam komunitas tersebut melakukan pembagian takjil gratis di beberapa jalan besar di Brebes.
Kerennya, mereka mengolah makanan yang akan dibagikan nantinya secara individu lho, tanpa ada bantuan ibu-ibu handal untuk membantu mereka memasak. Hal ini pun membuat warga Brebes sendiri merasa bangga karena anak punk yang biasanya diremehkan ternyata bisa membawa dampak positif bagi masyarakat.
Tetap berpenampilan anak punk namun menjunjung tinggi nilai islami
Dengan gaya yang jauh dari kata rapi, banyak orang berpikiran jika golongan punk tidak pernah menyentuh agama. Tapi, hal ini berbeda dengan kaum yang dinamakan Punk Muslim. Di mana semua anggota yang tergabung di sana tetap menjunjung tinggi nilai islami. Dengan cara menggelar konser musik, namun lirik lagunya menyanjung Allah dan Nabi Muhammad.
Komunitas yang memiliki ratusan anggota di Jakarta, Surabaya dan Bandung tersebut kebanyakan berisi dengan orang-orang kejam, sadis dan menolak aturan sebelumnya. Namun, kini mereka berusaha menghilangkan semua itu dari dirinya dan ingin lebih dekat kepada Allah. Berkat adanya komunitas positif ini, masyarakat tidak lagi memandang rendah mereka.
Anak punk Kediri yang sudah hijrah menjadi ‘pengusaha kecil’
Dulu, anak punk di Kediri kerap kali berbuat ulah di jalanan. Sehingga membuat mereka menjadi lebih sering berurusan dengan Satpol PP. Hari demi hari, anak-anak punk ini merasa bosan dengan kehidupan yang itu-itu saja. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengubah nasib menjadi lebih baik lagi.
Bak gayung bersambut, keinginan mereka pun diwujudkan oleh Satpol PP Kota Kediri dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Di mana mereka akan dibina untuk menjadi pengusaha kecil. Dari situ, banyak pengusaha yang tertarik melatih mereka dan kemudian memberikan modal. Alhasil, banyak dari anak-anak ini yang sudah berani turun ke jalan untuk membuka usahanya. Salah satu pengusaha bernama Bagus Romadhon pun berharap, jika mereka sudah berhasil, akan dibukakan cabang di tempat lain atau membeli tempat sewa sendiri.
Rela tidak duduk di KRL demi orang-orang yang lebih membutuhkan
Kebaikan anak punk lainnya juga dapat dilihat di dalam angkutan KRL gengs. Di tahun 2018 lalu, di grup facebook KRL mania, ada seorang netizen bernama Chimoh Putri Amor Eterno mengunggah foto beberapa anak punk di dalam kendaraan umum tersebut. Ia menjelaskan kalau anak-anak punk ini ternyata lebih berhati mulia dibanding orang lainnya.
Sebab, mereka rela memberikan tempat duduknya demi orang-orang yang lebih membutuhkan. Seperti lanjut usia, anak-anak dan juga ibu hamil. Akhirnya, unggahan ini pun memicu respon beragam dari para warganet. Banyak dari mereka mengatakan jika sebenarnya anak punk itu baik, namun penampilannya saja yang agak berantakan.
Dosen yang tetap setia menjadi anak punk hingga saat ini
Jangan kira kalau anak punk semuanya tidak bisa berpendidikan tinggi. Buktinya, Muhammad Fakhran, si dosen di dua perguruan tinggi di Jakarta yaitu Universitas Al Azhar dan Universitas Islam 45 ini ternyata anak punk lho. Dikutip dari CNN Indonesia, lelaki ini masih berkutat dengan komunitas punk karena merasa jika identitas yang kerap dipandang sebelah mata itu sangat cocok untuknya. Bahkan, ia tidak pernah menyembunyikan identitas tersebut kepada siapapun, termasuk anak didiknya.
Hebatnya, dosen satu ini tidak hanya bergabung di komunitas dalam negeri nih. Orang yang akrab disapa Fakhran tersebut juga mengikuti forum diskusi Punk Schoolars Network (PSN) yang bermarkas di Inggris sejak tahun 2012. Perkumpulan ini berisi para akademisi yang juga anggota punk. Dulu, ia sempat terpilih untuk mengikuti simposium di Inggris, karena karya tulisnya dianggap layak. Namun sayangnya ia tidak bisa hadir karena terkendala biaya.
BACA JUGA : Sisi Lain Anak Punk Jalanan, Bertaubat dan Berusaha Menemukan Jalan Tuhannya
Ulasan di atas mencerminkan jika tidak semua anak punk memiliki sifat buruk seperti yang diungkapkan kebanyakan orang. Mereka sanggup menjadi lebih baik dan bahkan bisa memberikan dampak positif bagi semua orang. Jika Sahabat Boombastis masih melihat ada anak punk yang masih berkelakuan kurang baik, kita doakan saja semoga mereka bisa berubah ke depannya. Jangan mencaci maki karena itu bukan hak kita yang juga tidak sempurna. Ingatlah, kalau penampilan tidak menjamin baik dan buruknya seseorang. Hanya perbuatan lah yang mampu membedakan.