Categories: Tips

Riwayat Anak-Anak Mengagumkan yang Berhasil Mengubah Dunia

Di era modern seperti sekarang ini, semakin sedikit orang yang mau benar-benar peduli dan mengambil tindakan untuk apa yang terjadi di sekitarnya. Kebanyakan dari kita biasanya hanya diam atau mengeluh dan menyalahkan orang lain tanpa berbuat sesuatu yang nyata untuk mengubah keadaan.

Dunia adalah tempat yang luas, hal ini juga yang membuat banyak orang jadi skeptis sebelum bertindak. Kita tidak yakin apakah yang kita lakkukan bisa berhasil mengubah keadaan. Jangan mengira hanya orang-orang dewasa saja yang mampu mengubah dunia. Karena kenyataannya, anak-anak juga mampu melakukan hal diluar dugaan yang mampu membuat perubahan di dunia.

1. Adele Ann Taylor

Saat dirinya berusia 13 tahun, Adele menyadari bahwa beberapa teman-temannya ternyata bermasalah dalam membaca. Hal ini kemudian menginspirasinya untuk membuat organisasi non-profit bernama Adele’s Literacy Library (ALL) untuk membantu mereka yang ingin belajar membaca.

Adele Ann Taylor [Image Source]
ALL sudah membantu setidaknya 25.000 orang untuk membantu meningkatkan kemampuan membaca mereka. Tidak hanya itu saja, ALL juga telah membiayai beasiswa tingkat SMA serta menyumbangkan buku ke beberapa sekolah serta membantu pembangunan sekolah dengan tenaga surya di Kenya.

2. Yash Gupta

Saat masih berusia, 14 tahun, ia tidak sengaja memecahkan kacamatanya dalam latihan tekwondo. Ia harus menunggu satu minggu untuk mendapatkan kacamata baru. Baginya, 1 minggu tersebut adalah masa yang sulit karena ia kesulitan melakukan hal-hal sederhana yang biasa ia lakukan sendiri tanpa bantuan kacamata. Hal ini kemudian menyadarkannya pada masalah yang lebih besar, yaitu 12 juta anak di dunia memiliki mata yang bermasalah tapi mereka tidak memiliki kacamata.

Yash Gupta [Image Source]
Menyadari masalah ini, ia kemudian membuat organisasi yang disebut Sight Learning saat ia masih berusia 14 tahun. Organisasi tersebut mengumpulkan kacama yang sudah tidak dipakai dari optik dan menyumbangkannya ke organisasi yang bisa membantu membagikannya ke anak-anak yang membutuhkan. Sejak tahun 2011, Gupta telah menyumbangkan 9.500 kacamata ke anak-anak di Haiti, Honduras, India, dan Meksiko.

3. Alex Scott

Kisah gadis kecil yang satu ini cukup mengagumkan tapi sekaligus juga menyedihkan. Saat baru saja merayakan ulang tahunnya yang pertama, Alexandra Scott didiagnosa penyakin neuroblastoma. Neuroblastoma adalah sejenis kanker yang terdapat pada sistem saraf yang sering ditemukan pada masa kanak kanak.

Alex Scott [Image Source]
Alexandra adalah sosok dibalik berdirinya “Alex’s Lemonade Stand”. Tidak seperti anak kecil lainnya, ia menjual minuman lemon dengan tujuan mengumpulkan dana untuk rumah sakit anak-anak di Philadelphia. Meski gadis manis ini akhirnya meninggal dunia pada 2004 lalu, organisasinya bertahan dan berhasil mengumpulkan dana hingga 500 juta dolar untuk penelitian kanker. Anak-anak di tempat lain turut melanjutkan kerjanya dengan ikut membuka stand lemon.

4. Nkosi Johnson

Nkosi Johnson terlahir dari seorang ibu yang menderita HIV/AIDS. Akibatnya, Nkosi juga terlahir dengan virus mematikan ini. Karena kondisi kesehatannya yang berbahaya, ia tidak diterima untuk masuk sekolah. Hal ini kemudian membuatnya mendapatkan sorotan media.

Nkosi Johnson [Image Source]
Merasakan ketidakadilan yang ia terima, ia kemudian menjadi wakil para penderita HIV/AIDS serta membantu meningkatkan kesadaran dan memperjuangkan persamaan hak bagi mereka yang memiliki virus mematikan tersebut. Nkosi kemudian meninggal pada usia 12 tahun, namun bersama ibu angkatnya, ia telah berhasil mendirikan penampungan bagi mereka yang hidup dengan HIV/AIDS.

5. Ryan Hreljac

Kebanyakan anak berusia 6 tahun biasanya akan menggunakan uangnya untuk membeli kue, permen, atau mainan. Tapi tidak demikian halnya dengan Ryan Hreljac. Tahun 1998, salah seorang guru Hreljac bercerita di kelasnya bahwa di Afrika, air adalah sesuatu yang sangat jarang dan sulit didapat. Ryan kemudian memutuskan untuk mengumpulkan uang demi membuat sumur di Afrika.

Ryan Hreljac [Image Source]
Untuk melaksanakan misinya, ia bahkan turun ke jalan dan mulai bicara di depan umum untuk mengajak masyarakat agar peduli dengan masalah yang ada di Afrika. Akhirnya, berdirilah sebuah organisasi yang mendunia yang disebut Ryan’s Well Foudation yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup di Afrika. Sejauh ini, mereka telah berhasil menyelesaikan 927 proyek yang telah membantu 836.751 orang.

6. Om Prakash Gurjar

Sejak dirinya masih berusia 5 tahun, Om Prakash Gurjar dan keluarganya bekerja sebagai buruh sampai ia berusia 8 tahun. Suatu ketika, seorang anggota aktivis Bachpan Bachao Andolan bertemu dengan Om Prakash Gurjar. Ia bingung dengan konsep kebebasan, sesuatu yang asing bagi Om dan keluarganya.

Om Prakash Gurjar [Image Source]
Karena ingin membebaskan diri dari kerja paksa, Gurjar kemudian melakukan kampanye untuk memperjuangkan hak anak-anak. Hasilnya, ia berhasil memperjuangkan akta kelahiran untuk 500 anak-anak di India. Tidak hanya itu saja, ia juga membantu menyediakan pendidikan gratis untuk anak-anak. Saat masih berusia 13 tahun, ia mendapatkan penghargaan International Children’s Peace Price pada tahun 2016.

7. Cassandra Lin

Saat masih berusia 10 tahun, Cassandra Lin menjalankan sebuah proyek yang disebut Project TGIF, Turn Grease Into Fuel. Gadis ini ingin membantu masyarakat lingkungannya namun sekaligus juga peduli dengan masalah pemanasan global yang terjadi. Dengan alasan inilah ia kemudian membuat Project TGIF.

Cassandra Lin [Image Source]
Proyek ini bertujuan mendaur ulang minyak goreng dan mengubahnya menjadi biodiesel. Selanjutnya, biodiesel ini disumbangkan ke perusahaan yang menyediakan penghangat untuk keluarga yang membutuhkan. Rhode Island, tempat gadis ini berasal kemudian mewajibkan restoran untuk mendaur ulang minyak goreng mereka untuk mendukung program Lin.

8. Louis Braille

Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaiman huru braille diciptakan? Ini semua berkat anak kecil bernama Louis Braille. Sebuah kecelakaan di toko ayahnya membuatnya kehilangan penglihatan saat masih berusia 3 tahun dan menjadi buta total saat berusia 5 tahun. Ia keudian sekolah di Royal Institute for Blind Youth di Paris, tempat ia menciptakan huruf braille, sebuah sistem membaca dan menulis untuk mereka yang buta.

Louis Braille [Image Source]
Hasil kerjanya ini baru digunakan secara luas saat ia telah meninggal, dengan menggunakan sistem titik timbul sehingga mereka yang tidak bisa melihat punya cara sendiri untuk membaca dan menulis. Hal ini tentu mengubah dunia mereka yang bermasalah dengan penglihatan agar tetap memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi.

9. Anne Frank

Anne Frank adalah satu dari 1,5 juta anak yang kehilangan kehidupan mereka karena Holocaust. Gadis ini dikenal didunia karena tulisan diary-nya yang dipublikasikan oleh ayahnya, Otto Frank pada tahun 1947. Tulisannya inilah yang membuat orang-orang paham sisi personal dari korban Holocaust lewat sebuah catatan pribadi pada tahun 1942-1944.

Anne Frank [Image Source]
Anne Frank saat itu masih berusia 13 tahun menghabiskan waktu 2 tahun bersembunyi di Amsterdam namun ditemukan pada tahun 1944. Ia kemudian meninggal karena tipes di kamp konsentrasi Bergen-Belsen. Buku yang ditulisnya menyadarkan masyarakat tentang Holocaust serta menceritakan keberaniannya saat berada di situasi yang tidak mungkin.

10. Malala Yousafzai

Malala Yousafzai adalah seorang gadis asal Pakistan yang terkenal setelah menerbitkan diary-nya di BBC Urdu. Ia banyak menuliskan tentang pendidikan wanita, meskipun saat itu Taliban berusaha keras untuk menentang pendidikan wanita di barat laut Pakistan (Swat Valley).

Malala Yousafzai [Image Source]
Gadis ini kemudian menjadi target sebagai aktivisme-nya dan ditembak di kepala saat ia menaiki bis sekolah di Pakistan, namun ia berhasil selamat. Ia bahkan mendapatkan penghargaan Noble Peace Price untuk perjuangannya agar wanita bisa mendapatkan pendidikan di Pakistan.

11. Iqbal Masih

Anak kecil pada umumnya akan menghabiskan waktu untuk sekolah di taman kanak-kanak dan bermain. Namun, pagi hari bagi Iqbal adalah saat ia memulai pekerjaannya sebagai buruh di pabrik karpet di Pakistan. Ia harus bekerja dari pagi hari sampai sore hari, setiap hari.

Iqbal Masih [Image Source]
Iqbal dijual saat ia masih berusia 4 tahun untuk membayar hutang orang tuanya. Ia kemudian melepaskan diri dari perbudakan anak-anak dua kali dan bergabung dengan Bonded Labour Liberationa Front (BLLF) untuk berjuang melawan eksploitasi anak-anak sebagai buruh. Perjuangannya berhasil membebaskan 3.000 anak-anak dari kerja paksa. Namun sayang, ia tewas ditembak di kepala saat masih berusia 12 tahun.

Membaca beberapa kisah anak-anak menakjubkan di atas, kita tahu bahwa masih ada harapan untuk berjuang menjadikan bumi menjadi tempat yang lebih baik.

Share
Published by
Tetalogi

Recent Posts

4 Kontroversi Seputar Doktif yang Kerap Bongkar Produk Skincare Overclaim

Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…

1 week ago

Serba-serbi Tol Cipularang yang Kerap Makan Korban, Mitos hingga Sejarah Pembangunan

Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…

2 weeks ago

4 Live Action Paling Booming di Netflix, Bisa Jadi Teman Malam Minggu

Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…

2 weeks ago

Fenomena Joged Sadbor yang Ubah Nasib Warga jadi Kaya, Benarkah Disawer Judol?

Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…

3 weeks ago

Pengusaha Budidaya Jamur Tiram Modal 100 Ribu Bisa Dapat Omzet Puluhan Juta Sekali Panen

Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…

3 weeks ago

6 Tahun Merawat Suami Lumpuh Sampai Sembuh, Perempuan Ini Berakhir Diceraikan

Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…

3 weeks ago