Hutan di Provinsi Aceh merupakan salah satu habitat gajah liar. Namun, habitat gajah semakin sempit karena dijadikan perkebunan atau permukiman warga. Sehingga, gajah liar sampai tinggal di luar kawasan konservasi bahkan di luar hutan. Sampai kerap terjadi konflik antara warga dengan gajah. Dalam beberapa kasus, gajah datang ke perkebunan atau permukiman warga untuk mencari makan.
Ada juga kasus lain yang melibatkan gajah dan warga setempat. Misalnya, warga memasang penjerat untuk memburu. Terbaru, ada seekor anak gajah betina yang belalainya terjerat jebakan sampai hampir putus. Walaupun sempat dirawat, anak gajah itu pun mati karena luka belalainya parah. Bagaimana kronologi kejadian tersebut? Simak selengkapnya pada ulasan di bawah ini.
Terjerat perangkap babi hutan
Anak gajah yang berusia satu tahun itu dilaporkan sendirian di hutan. Rupanya, dia ditinggal oleh induk dan kawanan gajah liar di kawasan hutan Desa Alue Meuraksa, Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya. Warga setempat melaporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bahwa ada anak gajah terluka pada 13 November 2021. Tim penyelamat yang terdiri dari dari berbagai pihak, di antaranya BKSDA Aceh, personel medis, dan masyarakat, baru bisa menemukan anak gajah keesokan harinya.
Belalai anak gajah terjerat jebakan untuk babi hutan yang dipasang oleh pemburu. Belalainya sampai hampir putus, hanya tinggal setengah saja. Pemburu biasanya memasang jebakan kemudian meninggalkannya. Mereka akan mengecek beberapa hari kemudian. Jadi kalau ada hewan lain yang terjerat, biasanya akan terluka parah sebelum ditemukan. Anak gajah ini pun diperkirakan sudah terjebak selama beberapa hari.
Diselamatkan dan dirawat di Pusat Latihan Gajah
Kondisi anak gajah yang terluka parah, membuat ia harus dirawat di Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Aceh Besar. Selama dirawat, kondisinya sempat membaik. Namun, infeksinya sudah menyebar karena lukanya sudah lama, sampai belalainya membusuk.
Belalai gajah berfungsi seperti tangan bagi manusia, salah satunya digunakan untuk makan. Kalau belalai tidak berfungsi, gajah akan susah makan. Begitu pula yang terjadi dengan si anak gajah. Tubuh anak gajah pun semakin kurus.
Mati karena luka sangat parah
Setelah dirawat medis selama dua hari, anak gajah mati pada 16 November 2021. Tim medis pun melakukan nekropsi, atau bedah bangkai, untuk mengetahui penyebab gangguan pada gajah. Hasilnya, sang anak gajah mengalami infeksi sekunder akibat luka yang terbuka dalam waktu lama. Juga ada gangguan pencernaan karena tidak bisa makan selama terjerat.
Menjaga gajah liar
Jerat dan racun yang dipasang di hutan, terutama wilayah konservasi, menjadi berbahaya bagi satwa liar. Mereka dapat terjebak dan mungkin saja mati sebelum bisa diselamatkan. Masyarat yang tinggal di sekitar hutan diimbau untuk tidak memasang jerat apa pun. Masyarat pun diminta untuk tidak merusak habitat gajah maupun hewan liar lain.
BACA JUGA: Lagi, Seekor Paus Hamil Ditemukan Mati dengan Perut Penuh Sampah Plastik
Semoga saja habitat gajah liar tidak terus tergerus oleh keserakahan manusia. Manusia dan gajah mungkin bisa hidup berdampingan dengan baik. Harapannya tidak ada lagi kejadian serupa yang menimpa gajah liar sampai mati.