Sudah banyak berita yang menceritakan tentang kejamnya para diktator dan bagaimana mereka memperlakukan rakyatnya. Namun tidak banyak kisah yang menceritakan bagaimanakah kehidupan anak-anak para diktator tersebut.
Bayangkan bagaimana hidup di dunia yang bergelimang harta, memiliki kekuatan yang mutlak, pembunuhan dan kematian adalah hal yang biasa, serta tirani menguasai dunia. Sebagai anak-anak yang memiliki segala limpahan harta dan kekuasaan dari orang tuanya, bukan hal aneh jika pada akhirnya mereka sama kacaunya dengan orang tuanya.
1. Anak Mao Tse-tung yang Menjadi Gila
Sebelum menjadi ketua Partai Komunis, Mao Tse-tung yang merupakan pemimpin partai Komunis memiliki 3 orang putera, salah satunya adalah Mao Anqing. Saat masih kecil, Mao Anqing jarang bertemu dengan ayahnya dan lebih sering menghabiskan waktu dengan ibunya yang juga tidak stabil dan selalu berusaha bunuh diri.
Setelah partai ayahnya mengalami kekalahan dalam perang saudara di China, ibunya ditangkap dan dieksekusi. Meski begitu Mao Tse-tung sama sekali tidak berusaha menyelamatkan anak dan istrinya. Anqing harus melihat adiknya tewas karena disentri sebelum akhirnya menjadi gelandangan yang kelaparan. Pada akhirnya Mao Anqing mengalami gangguan jiwa dan Mao Tse-tung bahkan tidak pernah mengunjunginya.
2. Yakov Dzhugashvili yang Tidak Disayangi Ayahnya
Joseph Stalin memimpin Uni Soviet dengan tangan besi dan membawa negara tersebut dalam industrialisasi yang melesat sepat, pengumpulan agrikultur, dan pemusnahan musuh-musuhnya. Akibatnya, banyak orang menderita dan tewas di bawah kepemimpinannya.
Yakov Dzhugashvili adalah putra tertua sekaligus yang paling tidak disukai oleh Stalin. Kurangnya perhatian dan kasih sayang bahkan membuat Yakov mencoba bunuh diri dengan menembak wajahnya sendiri. Tapi ia selamat dan Staling dengan dingin berkata, “Ia bahkan tidak bisa menembak dengan tepat”. Setelah ia menyerah pada Nazi tahun 1941 dan ayahnya tidak mau menyelamatkannya, Yakov kembali bunuh diri dan kali ini dengan melompat ke pagar listrik tahun 1943.
3. Faisal Wangita yang Menjadi Kriminal
Idi Amin adalah seorang diktator Uganda yang mendapatkan kedudukannya sebagai presiden setelah melakukan kudeta tahun 1971. Setelah terpilih sebagai pemimpin, ia dengan segera membubarkan parlemen Uganda, membatalkan pemilihan umum, mengeksploitasi sumber dara negara, dan membuat tim polisi rahasia yang bertindak sewenang-wenang bahkan hingga membunuh orang. Setidaknya 300 ribu orang terbunuh di tangannya.
Faisal Wangita adalah salah satu dari 40 anaknya yang tercatat. Sama seperti ayahnya, ia juga sosok yang kejam dan sering melakukan tindakan kriminal mulai dari penipuan, menyimpan senjata, mencuri, dan mengancam orang lain. Ia juga terlibat perkelahian antar geng dang membunuh seorang pria muda. Ia dipenjara 5 tahun atas kejahatannya tersebut sebelum dideportasi kembali ke Uganda.
4. Nicu Causescu
Nicolae Ceausescu adalah presiden Rumania yang berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi lewat perkembangan agrikultur dan industri. Tapi karena salah memanajemen sumber daya negaranya, Rumania akhirnya malah terlibat hutang besar sehingga standard hidup negaranya menjadi semakin rendah. Ia bahkan dikenal memata-matai masyarakatnya serta menyerang orang-orang yang menolak kepemimpinannya. Akhirnya terjadilah revolusi yang membuatnya dihukum mati bersama istrinya.
Sebelum mati, Nicolae memilih putranya, Nicu Ceausescu untuk menggantikannya sebagai pemimpin Rumania. Ternyata Nicu juga sama cerobohnya dengan sang ayah dalam memanfaatkan uang dan kekuatannya. Ia terkenal banyak menghabiskan uang untuk pesta dan judi. Ketidakpeduliannya dengan kemiskinan membuat kebencian rakyat kepadanya semakin tumbuh. Pada tahun 1990, Nicu dihukum penjara 20 tahun karena memerintahkan tentara untuk menembaki para demonstran sehingga menewaskan 91 orang di antaranya.
5. Uday Hussein, Putra Saddam Hussein
Sadam Hussein dikenal sebagai diktator yang paling sering melakukan pembunuhan. Uday Hussein, anak laki-lakinya juga memiliki perilaku yang sama tidak beresnya. Sejak kecil ia menunjukkan sikap kejam bahkan ayahnya sendiri tidak suka dengan perilakunya yang seperti ini. Uday dilaporkan menghajar penguji makanan dan bodyguard Saddam hingga tewas pada tahun 1988 karena kedua pria tersebut mengenalkan ayahnya kepada seorang wanita yang akhirnya menjadi istri keduanya.
Atas kejahatannya ini, Uday dipenjara, tapi dibebaskan 40 hari kemudian oleh ayahnya. Beberapa tahun kemudian ia memiliki reputasi yang buruk sebagai seorang playboy, pemerkosa, pembunuh, dan seorang sadis di balik bayang-bayang kepemimpinan ayahnya. Ia juga ruga mengintimidasi atau melenyapkan musuh-musuhnya.
6. Kim Jong Il, Putra Kim Il Sung
Siapa yang tidak pernah mendengar nama diktator Kim Il Sung. Ia dikenal sebagai Pemimpin Besar Korea Utara dan di bawah kepemimpinannya jutaan warga meninggal dunia. Setelah ia meninggal, putranya, Kim Jong Il menggantikan kedudukannya sebagai kepala negara.
Ia melanjutkan kepemimpinan dengan cara yang sama seperti ayahnya. Tahun 1994, ia mendapatkan kontrol penuh atas Korea Utara. Tidak lama kemudian, ia membawa Korea Utara dalam kelaparan parah akibat penyalahgunaan sumber daya. Akibatnya, sebanyak 2 juta orang meninggal dunia karena kelaparan.
7. Jean-Claude ‘Baby Doc’ Duvalier , Putra Francois ‘Papa Doc’ Duvalier
Setelah warga Haiti memilih Francois “Papa Doc” Duvalier, ia malah memimpin dengan kejam dan menggunakan polisi rahasia untuk mengintimidasi dan membunuh setiap lawannya. Duvalier dikabarkan bertanggungjawab atas pembunuhan 60 ribu orang. Setelah membuat warganya menderita kelaparan, pencurian, penyakit, hutang nasional, dan beberapa bahkan terbunuh Papa Doc akhirnya meninggal dunia tahun 1971.
Jean-Claude Duvalier atau yang dijuluki Baby Doc ternyata tidak jauh berbeda dengan ayahnya. Setelah melewati hidup yang sangat dimanja sejak kecil hingga tumbuh, ia menjadi sosok yang tidak peduli dengan penderitaan orang lain. Sejak kecil, ia sudah suka bermain-main dengan pistol dan bahkan mengenai seorang sopir limosinnya dan 2 orang bodyguard hingga mereka tewas.
Bertahun-tahun menjadi presiden Haiti, Baby Doc terus menggunakan uang negara, hidup mewah, dan tidak peduli dengan kesehatan dan kesejahteraan ekonomi warganya. Tahun 1986, masyarakat Haiti akhirnya mulai marah dan menggulingkan pemerintahannya.
Tumbuh dalam keluarga yang kejam dan menyalahgunakan kekuasaan pada akhirnya akan mempengaruhi karakter anak tersebut. Bisa jadi seseorang tumbuh menjadi sosok yang kejam sama seperti orang tuanya, atau bahkan tertekan karena terus berusaha mendapatkan pengakuan. Pada akhirnya, anak akan belajar langsung dari apa yang ia lihat setiap saat, termasuk perilaku orang tuanya.