Dunia rasanya seperti sudah terbalik. Di mana beberapa masyarakat di belahan daerah manapun tidak mengenal sikap sopan santun. Fenomena ini termasuk sikap kurang ajar anak terhadap orangtua kandungnya sendiri.
Mungkin Sahabat Boombastis sudah tidak kaget lagi dengan kasus satu ini. Contohnya yaitu anak-anak sibuk membawa orangtuanya ke pengadilan karena alasan yang cukup konyol. Duh, bikin geram aja sih kelakuan anak-anak di zaman berkembang.
Menuntut kedua orangtua ke pengadilan karena telah melahirkannya
Ada-ada saja memang kelakuan pria bernama Raphael Samuel ini. Bayangkan saja, ia ‘menyeret’ ayah dan ibunya ke pengadilan karena tak terima dirinya dilahirkan. Pria asal India tersebut menganggap jika fenomena tersebut sangat menyalahi aturan. Alasannya karena dirinya telah dilahirkan tanpa persetujuan dari Raphael. Loh?
Selain itu, lelaki berusia 27 tahun tersebut juga merasa jika dirinya dilahirkan hanya untuk kesenangan orangtuanya. Ayah dan ibunya tidak pernah memikirkan bagaimana jikalau dirinya hidup bersusah payah seperti menerima masalah di sekolah dan juga harus membangun karir. Padahal dirinya tidak pernah mau melakukan itu semua. Maka dari itu, Raphael nekat membawa hal yang bukan masalah tersebut ke meja hijau. Aduh, bisa-bisanya toh mas…
Benci dengan namanya, wanita ini gugat ayah dan ibunya
Sudah sejak dulu pepatah mengatakan kalau nama adalah sebuah doa. Jadi orangtua juga pasti memberikan nama kepada sang anak dengan arti yang terbaik agar doa-doanya bisa terkabulkan. Dan tentunya, si anak juga yakin kalau nama pemberian dari ayah dan ibunya pasti memiliki makna yang terbaik. Tapi sayangnya, hal ini tidak berlaku pada seorang wanita asal Louisiana.
Gadis berusia 18 tahun ini membawa orangtuanya ke meja hijau karena namanya membawa kesialan. Nama dirinya adalah Clamidya. Hmm.. kalau kita pikir-pikir, namanya sangat indah bukan? Namun gadis bertubuh sintal ini tak terima karena namanya selalu jadi bahan bully oleh teman-temannya di sekolah. Ini disebabkan namanya mirip penyakit seksual menular yaitu Chlamydia Trachomatis. Bukannya bernegosiasi kepada orangtuanya, ia malah membawa masalah ini ke jalur hukum. Bahkan gadis berumur 18 tahun ini meminta kompensasi sekitar Rp600 milyar.
Menggugat ibunya karena mengambil kayu di tanah kosong miliknya
Peristiwa miris juga terjadi di Indonesia. Seorang wanita bernama Manisa melaporkan orang yang telah melahirkannya ke dunia lantaran sudah mengambil sebilah kayu di lahan miliknya. Pada awalnya, Manisa melaporkan sang kakak, Ismail yang ia anggap telah mencuri kayunya. Namun di tengah-tengah penyelidikan, ibunya yang bernama Artija juga ikut terseret dalam kasus ini.
Hal tersebut dikarenakan Artija menyuruh Ismail untuk mengambil kayu di tanah kosong kepunyaan sang adik. Tapi nyatanya, masalah sepele ini mengharuskan ibu tersebut duduk di kursi pesakitan di Pengadilan Negeri Jember. Untungnya, kasus ini tidak diperluas dan akhirnya Manisa mencabut tuntutan atas keduanya.
Demi menagih janji ke ibunya, remaja ini tak ragu selesaikan di pengadilan
Janji adalah perkataan yang harus dibayar. Itulah pepatah yang paling diingat oleh seorang remaja bernama Jordan Zeidman. Lelaki yang kini berumur 20 tahun tersebut tega membawa sang ibu ke pengadilan hanya karena masalah sepele. Adalah ingin mendesak ibunya untuk memberikan uang pemberian neneknya di kala ia masih berumur 13 tahun.
Masih segar di ingatan Jordan, kala itu neneknya memberikan uang dan menitipkan kepada ibunya untuk digunakan sebagai biaya Bar Mitzvah. Itu adalah tradisi Agama Yahudi untuk anak laki-laki yang beranjak dewasa. Dengan bukti-bukti yang dibawanya, akhirnya Jordan berhasil memenangkan kasus ini.
Ya begitulah sikap anak-anak di zaman yang sudah edan ini. Hanya karena masalah kecil, mereka tidak segan untuk menyelesaikan perkaranya ke meja pengadilan. Parahnya, mereka melakukan hal tersebut dengan bangga dan beberapa di antaranya menuntut menggunakan uang berjumlah fantastis.
BACA JUGA : 7 ‘Drama’ Selebritis yang Menuntut Orangtuanya Sendiri
Tapi, peristiwa di atas sebaiknya tidak untuk ditiru. Pasalnya semua permasalahan bisa diselesaikan baik-baik tanpa harus membawa ke jalur hukum. Apalagi kasusnya berkaitan dengan orangtua yang sudah membesarkan kalian hingga saat ini. Jadi, jika ada masalah baiknya segera diobrolkan, jangan dipendam agar bisa cepat diselesaikan.