Masa kanak-kanak adalah masa untuk belajar dan bermain. Namun tak semua anak bisa mendapatkan keberuntungan tersebut. Ada sebagian dari mereka yang rela tak bisa bermain dengan teman sebayanya demi membantu orang tua mencari nafkah.
Bahkan ada yang sering mendapatkan bully-an dan ejekan saat berjuang mencari rupiah. Namun mereka tak lantas malu dan berhenti bekerja. Seperti apa kisah mereka? Simak cerita selengkapnya berikut ini.
Bocah SD jadi pemulung demi membantu sang ibu yang terbaring sakit
Sebuah akun TikTok @putra151renga membagikan video kisah sedih seorang bocah SD yang bekerja sebagai pemulung untuk membantu ibunya yang sedang sakit. Dari kelas 1 hingga kelas 4, bocah SD itu sudah terbiasa mengumpulkan botol bekas dan kardus hingga malam hari. Sayangnya, teman-teman sebayanya kerap membully sang bocah. Padahal ia melakukan pekerjaan mulia demi sang ibu tercinta.
Siswi SMP rela jadi badut untuk bantu ibu
Kisah pilu datang dari Cindy, seorang siswi yang duduk di kelas 3 SMP. Lantaran sekolahnya dilakukan secara daring selama pandemi Covid-19, Cindy memanfaatkannya untuk bekerja menjadi badut jalanan demi membantu ibunya. Ternyata di balik kostum badut yang tampak ceria, Cindy menyimpan cerita sedih. Sejak kecil, sang ayah sudah meninggal dunia, sedangkan ibunya yang berprofesi sebagai tukang jahit tak bisa mencukupi kebutuhan hidup.
Cindy pun rela meneruskan pekerjaan sang ayah. Kostum yang ia pakai adalah peninggalan dari ayahnya. Ia sudah terbiasa bekerja dari pagi hingga siang untuk mencari nafkah. Namun pekerjaannya itu sering dipandang sebelah mata. Cindy mengaku kerap diolok-olok teman dan tetangga. Tapi Cindy tetap semangat untuk bekerja demi ibu dan adiknya.
Balita bantu ibunya berjualan di warung
Akun TikTok @founderqueenoil memperlihatkan video seorang balita yang sedang membantu ibunya berjualan. Balita itu tampak semangat membantu sang ibu membersihkan meja. Ia mengambil sendok dan gelas kotor yang ada di meja. Video berdurasi 31 detik itu langsung viral dan banjir komentar dari netizen. Banyak yang mendoakan balita tersebut menjadi orang sukses di masa depan.
Bocah asal Sumedang rela keliling berjualan es buah demi bantu orang tua
Seorang bocah bernama Jafar Sidik asal Lembur Tengah, Kecataman Sumedang Utara, Jawa Barat, berjalan kaki menjajakan es buah untuk meringankan beban orang tuanya. Bocah kelas 6 SD ini ditinggal oleh sang ayah untuk bekerja sebagai kuli bangunan di Bandung. Alhasil, Jafar yang menggantikan ayahnya berjualan es buah keliling. Dalam sehari, Jafar mengaku bisa mengantongi Rp50 ribu jika daganganya habis terjual.
Uang tersebut ia berikan kepada ibunya untuk modal berjualan lagi, membayar token listrik dan kontrakan. Ia juga menyisihkan uang dari hasil berjualan untuk membeli kuota internet agar bisa belajar online di masa pandemi ini. Ibu Jafar, Neneng Fatimah, mengungkap Jafar berjualan es karena keinginannya sendiri untuk membantu orang tua. Biasanya Jafar berjualan dari jam 9 pagi hingga sore hari.
Bocah SMP berjualan kacang dari subuh untuk bantu orang tua dan 6 adik
Petrus Suribasesu setiap harinya berjualan kacang keliling dari subuh untuk membantu orang tuanya mencari nafkah dan membiayai 6 orang adiknya. Pelajar kelas 1 SMP ini sudah berjualan sejak mash duduk di kelas 3 SD. Petrus mengaku kadang ia bisa mendapatkan uang Rp150 ribu per hari. Ia sisihkan Rp25 ribu untuk uang sekolah dan sisanya ia berikan kepada orang tua untuk membeli keperluan keluarga dan adik-adiknya. Berasal dari keluarga kurang mampu tak membuat Petrus patah semangat. Ia bertekad sekolah tinggi untuk mengubah hidup keluarganya.
BACA JUGA: Harusnya Masih Bermain, tapi 5 Anak-anak Ini Justru jadi Tulang Punggung Utama Keluarganya
Di saat anak-anak yang lain bisa bermain dengan bebas, anak-anak ini justru rela mencari nafkah untuk membantu orang tua. Tak semestinya mereka menjadi bahan bully-an, ejekan, dan cemoohan. Mereka adalah anak-anak yang membanggakan dan berbakti pada orang tua. Semoga mereka bisa terus bersekolah dan menjadi orang sukses di masa depan.