Berbicara soal preman asal Medan, tentu kita akan langsung teringat beberapa nama. Misalnya saja yang paling legendaris ada Pendi Keling atau HMY Effendi Nasution dan Sahara Oloan Panggabean. Sepak terjang keduanya dikenal bahkan sampai ke luar Medan, termasuk sisi lain mereka yang begitu dermawan.
Selain dua nama di atas, nama Amat Boyan juga tak kalah famous. Bersama para kelompoknya, ia membuat resah masyarakat. Amat Boyan mendapat julukan sebagai Raja Bandit Medan. Bagaimana kisah lengkapnya? Apa saja kejahatan yang pernah ia lakukan? Lengkapnya, simak dalam ulasan berikut ini ya!
Melakukan kejahatan sejak zaman pendudukan Jepang
Namanya hanya Amat saja. Nama Boyan itu disematkan karena ia berasal dari Kampung Boyan, yang terletak di Jalan Amaliun, Medan. Ia sudah melakukan sederet kejahatan sejak zaman penjajahan Jepang. Amat Boyan merampok dan mencuri apa saja yang bisa diambil dari rumah orang-orang Jepang. Aksi tersebut akhirnya membuat ia harus dipenjara di tahanan Pematang Siantar. Namun, ia terkenal sebagai residivis (orang yang melakukan kejahatan berulang) yang super licin, ia bisa kabur dari penjara dengan mematahkan teralis penjara, lalu hilang begitu saja.
Ditakuti oleh masyarakat sekitar
Oleh masyarakat, Amat Boyan disebut punya kekuatan gaib (dan bergaul dengan setan). Hal itu, karena Amat Boyan punya tubuh yang sangat kurus, namun ia memiliki kekuatan yang luar biasa. Setelah kabur dari penjara dan berstatus buronan, ia kabur ke Muara Sungai Asahan. Di sana, Amat Boyan bersembunyi di sebuah pulau yang dikelilingi oleh buaya. Anehnya, saat polisi mengejar ke pulau tersebut, Amat Boyan sudah melarikan diri ke tempat lain. Enggak heran kalau saat mendengar nama Amat Boyan, masyarakat sudah resah dan takut.
Berbuat onar dan berbagai macam masalah
Amat Boyan tidak beraksi sendirian, ia membentuk kelompok untuk melakukan berbagai aksi kejahatan. Pada November 1945, atas nama revolusi, Amat Boyan merampok dan mencuri di toko serta rumah milik orang-orang Tionghoa. Ia menyasar setiap rumah-rumah yang dianggapnya sebagai ‘kaum berduit’ dan punya banyak benda berharga. Tak heran kalau Amat Boyan dikenal sangat meresahkan orang Tionghoa.
Direkrut oleh Pesindo namun malah menjadi bumerang
Karena dikenal sebagai preman kelas kakap, Amat Boyan kemudian direkrut oleh Laskar Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia). Ia dimasukkan dalam pasukan bersenjata yang diberi nama Cap Kampak. Sayang, jiwa preman Amat Boyan tak bisa berubah. Selama di Pesindo, meski statusnya sebagai ujung tombak yang diandalkan, ia masih kerap melakukan berbagai kejahatan parah. Amat Boyan masih terlibat pencurian, perampokan, bahkan melakukan perkosaan. Oleh Amat Boyan, Cap Kampak dijadikan sebagai kelompok gangster. Kelakuan Amat Boyan dan kelompoknya yang meresahkan ini membuat banyak orang Tionghoa mengungsi.
Akhir dari sepak terjang Amat Boyan
Lantaran dianggap sebagai bumerang yang mencoreng nama Pesindo, atas kesepakatan Markas Pengawal Pesindo, mereka pun ingin mengakhiri aksi Amat Boyan. Pada April 1946, bersama dengan Tentara Republik, Pesindo menggempur pasukan Amat Boyan di sekitar Kota Brastagi hingga mereka kalah. Dalam pertempuran inilah, Amat Boyan terbunuh. Tim pasukan Amat Boyan (Cap Kampak) yang saat itu tercerai berai bisa dipukul mundur. Tamatlah riwayat Amat Boyan sebagai salah satu preman yang terkenal pada zamannya.
BACA JUGA: 5 Fakta Anton Medan si Mantan Mafia Legendaris yang Insaf, Bahkan Bangun Masjid dan Pesantren
Sejarah mencatat nama Amat Boyan sebagai salah satu preman di Medan yang ditakuti terutama oleh orang-orang Tionghoa. Namun, kiprah Amat Boyan ini pada akhirnya tumbang juga karena ia mati terbunuh oleh kelompok Pesindo yang merekrutnya sebagai anggota.