Baru-baru ini media digegerkan dengan berita rencana pernikahan Nani Wijaya dan Ajib yang notabene sudah berusia lanjut. Tentu banyak pandangan atas pernikahan dua orang berkepala tujuh tersebut. Ada yang mendukung, ada pula yang mencibir.
Sebagian dari kita mungkin berpikir jika pernikahan lansia tidak seharusnya terjadi. Selain dianggap tak ingat umur, pihak keluarga biasanya juga merasa malu jika orangtuanya dianggap keladi. Padahal, sejatinya pandangan tersebut sangatlah keliru. Mereka para lansia sungguh masih pantas untuk menikah lagi. Berikut ini adalah lima alasan kenapa kaum senja sebaiknya menikah.
Menghindari maksiat
Sejatinya, para lansia juga memiliki hukum sama seperti mereka yang masih muda. Bagi seorang muslim, memandang lawan jenis dengan hasrat juga bisa dikatakan dengan maksiat mata. Rasul sendiri senantiasa mengingatkan para umatnya untuk selalu menjaga pandangan, tak peduli usia muda ataupun tua.
Dari sana, bisa disimpulkan bahwa yang disunnahkan menikah bukanlah bagi mereka para muda-mudi yang lajang saja. Mereka para duda janda lansia juga memang lebih baik menikah untuk menjaga kejernihan hati dan jiwa, menjaga usia senja mereka agar terhindar dari penumpukan dosa karena pandangan yang tak sepantasnya.
Lansia juga butuh teman berbagi
Meski usia tak lagi muda, yang namanya lansia tetap saja memiliki perasaan, merasakan sepi dan ingin berbagi dengan seseorang yang cocok dengan mereka. Hanya saja, jenisnya sedikit berbeda, cinta lansia tidak menggebu-gebu seperti halnya orang-orang muda.
Niatan manula menikah biasanya atas dasar pertimbangan. Seperti yang tengah heboh di media saat ini, lantaran Nani Wijaya dan Ajib memutuskan untuk membangun keluarga. Pihak Ajib sendiri mengatakan jika tidak ada cinta-cintaan di antara mereka. Keduanya hanya berniat untuk saling mengisi sebagai teman di usia senja mereka.
Nafsu lelaki tetap greng meski sudah kakek-kakek
Berbeda dengan para kaum wanita lansia yang bisa berdiri sendiri tanpa hasrat berhubungan intim, para lelaki memiliki nafsu seperti perjaka meski usianya sudah lanjut. Meski usia sudah menua, mereka masih mudah terangsang jika bersinggungan dengan hal-hal yang membangkitkan nafsu.
Mungkin kita sudah sering mendengar berita tentang kasus kakek-kakek yang melakukan hal cabul terhadap cucu atau kerabatnya, hal tersebut tentu imbas dari rasa sepi dan juga sekian lama tidak mendapat layanan yang masih sangat mereka butuhkan. Daripada hal mengerikan tersebut sampai terjadi, alangkah lebih baik jika para lelaki lansia menikah. Hal tersebut diharapkan akan membahagiakan dan menghindarkan dari hal-hal negatif seperti kasus cabul dan sebagainya.
Laki-laki selalu membutuhkan wanita, sebab kaum mereka kurang bisa mandiri
Seperti diketahui, kodrat laki-laki adalah untuk dilayani. Itulah sebab mengapa mereka selalu sulit untuk hidup sendiri. Mereka selalu membutuhkan pendamping. Semakin tua, biasanya laki-laki semakin ingin dimanja dan diperhatikan.
Mereka butuh seseorang yang menyiapkan makan, menyeduh kopi untuk teman nonton tv atau memijit ketika malam. Bagi orang tua, tentu tidak mungkin terlalu berharap pada anak-anak yang notabene sudah memiliki kehidupan sendiri. Hanya seorang istri yang bisa melayani suami sesuai apa yang mereka butuhkan.
Bagi wanita, mereka cenderung lebih butuh tempat bersandar dan bercerita daripada teman ranjang
Berbeda dengan laki-laki yang masih membutuhkan pasangan ranjang meski usia tak lagi muda, wanita sejatinya hanya butuh seseorang untuk bersandar dan bertukar cerita. Diketahui jika di usia mereka, sulit menemukan orang yang cocok untuk diajak bicara.
Terlebih jika anak-anak sudah memiliki keluarga masing-masing. Rasa sepi tentu ada, itulah mengapa mereka harusnya juga menikah dengan seseorang yang bisa diajak tukar pikiran. Perbedaan gairah seks antara laki-laki dan perempuan di usia senja memang perlu dibahas terlebih dahulu sebelum pernikahan terjadi. Sejauh mana seorang wanita rela berbagi kasih sayang jasmani meski di usianya harsat tersebut sudah tak menggebu lagi.
Itulah lima alasan yang sebaiknya dipahami oleh kaum muda. Meski usia sudah tak lagi muda, namun mereka juga memiliki perasaan dan kebutuhan. Semoga pembahasan ini bisa menyadarkan kita untuk lebih memahami orangtua kita, khususnya bagi mereka yang berusia lanjut.