Sebagai generasi milenial, kita tentunya ada rasa malas ketika harus bergabung dengan grup chat keluarga. Bukannya apa-apa, masuk ke grup tersebut seperti unfaedah. Kita hanya bisa diam lantaran hampir semua anggotanya sudah berusia 40 tahun ke atas. Jadi kalau digabungkan sama kita yang masih muda begini ya enggak nyambung.
Tapi sebenarnya, masih ada alasan lain yang bikin generasi milenial ogah masuk grup chat keluarga. Dijamin deh kalian yang seumuran sama penulis, ehmm. pasti mengangguk setuju.
Sering mendapat broadcast hoax
Bukan grup keluarga namanya kalau tak ada berita hoax. Ya namanya juga grup yang isinya orang tua semua, tentunya mereka suka sekali menyebarkan berita apapun. Dan yang bikin kesel, mereka tidak pernah memeriksa dulu kebenarannya.
Kita yang sudah mengetahui kalau kabar tersebut hanya rekayasa mungkin bakal bertindak acuh. Tapi beda halnya dengan saudara-saudara kita yang lainnya. Mereka bakal percaya itu dan bahayanya akan menyebarkan berita tersebut ke grup-grup lain yang ia punya. Makin banyak aja yang terkontaminasi berita hoax, hmm..
Kerap mendapat guyonan garing yang bikin gagal paham
Beda generasi, beda juga selera humornya. Kalau para milenial sukanya guyonan receh ala twitter, orang tua selera bercandaannya ya masih di zaman Dono, Kasino, Indro.
Hal yang bikin kesel di sini adalah ketika para orang tua membahas guyonan tersebut tak ada habisnya. Tentu fenomena ini membuat memori penyimpanan smartphone menjadi lebih penuh dan terpaksa harus menghapus beberapa file lainnya. Sudah tak dapat lucunya, bikin rugi iya.
Bahasan pilpres yang mengundang perpecahan keluarga
Nah, alasan satu ini nih yang pasti membuat para pembaca setuju. Adalah pembahasan pilpres yang tidak ada habisnya. Yap, di era yang akan memasuki pemilihan presiden di Bulan April nanti, membuat para orang tua sibuk mempromosikan calon presiden idolanya. Jadilah mereka ikut menyebarkan konten positif mengenai capres kesayangannya di grup chat keluarga.
Entah berupa video, artikel maupun foto biasa. Hal inilah yang terkadang memicu perselisihan antara saudara. Dan parahnya, banyak juga saudara yang lebih memilih keluar dari grup lantaran tidak tahan akan pertengkaran atas dasar pilpres.
Pertanyaan kapan nikah yang membuat kita ingin lari dari kenyataan
Bagi yang belum menikah, tentu pertanyaan ini akan menjadi momok bagi dirinya. Apalagi kalau bukan tentang kapan nikah. Masalahnya, pertanyaan ini juga menjalar ke grup chat keluarga. Terutama para om dan tante yang anaknya seumuran dengan kita namun sudah menikah lebih dulu.
Haduh, rasanya ingin menyumpal mulut usil mereka karena bertanya tanpa ada sungkan sedikitpun. Bahkan, mereka juga terkadang bertanya kembali ketika bertatap muka secara langsung. Boleh enggak sih kita berkata mutiara gara-gara ini?
BACA JUGA : Harap Tenang! Inilah 4 Cara Hindari Perpecahan di Grup Chat Keluarga Jelang Pilpres
Alasan-alasan inilah yang paling banyak dirasakan oleh generasi milenial. Sebenarnya, perasaan ingin meninggalkan grup itu ada. Tapi ya tidak enak saja daripada nanti jadi bahan omongan plus dimarahi papa dan mama. Ya yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah diam dan memperhatikan aktivitas dari grup. Hitung-hitung bisa tahu kabar sanak saudara meskipun tidak bertemu langsung. Jadi, sabar saja ya gengs~