Ketika bom atom mengguncang Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, konon yang menjadi pertanyaan pertama pemimpin Jepang kala itu adalah, “Berapa sisa guru yang kita punya?”. Peristiwa itu mungkin sekilas tampak biasanya saja. Namun, kita bisa melihat betapa arti seorang guru demikian mulianya, sehingga sesudah sebuah peristiwa mematikan, guru adalah hal yang paling penting untuk diselamatkan.
Di Indonesia, guru dikenal sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, karena mereka tidak memakai tanda bintang kehormatan pada seragam mereka layaknya pahlawan di bidang militer. Namun itu tidak mengurangi nilai luhur seorang guru. Berikut Boombastis rangkum beberapa alasan mengapa guru adalah sebuah profesi yang mulia dan membanggakan.
1. Ikut Menentukan Nasib Bangsa
Pendidikan adalah aspek paling penting dalam membangun negara. Jika bangsa kita berhasil mencetak generasi unggulan lewat pendidikan yang matang, maka nasib bangsa ini akan berubah. Di sinilah letak peran penting seorang guru.
Menjadi guru berarti kita ikut menentukan nasib bangsa. Jika guru sebuah bangsa adalah guru-guru yang bekerja sepenuh hati untuk kecerdasan muridnya, maka bangsa ini akan terus membaik. Sementara jika yang ada di pikiran guru adalah menyejahterakan dirinya sendiri dan memikirkan kenaikan jabatan dan tunjangan, maka generasi yang dicetak tidak akan lebih baik dari sebelumnya.
2. Akan Dikenang Banyak Orang
Jika Anda bekerja sebagai seorang teller di Bank, berapa orang yang akan mengingat Anda ketika pensiun? Mungkin hanya sebatas kepada rekan seruangan, rekan sekantor atau beberapa pelanggan rutin. Namun jika seorang guru pensiun, maka yang mengenangnya akan sangat banyak.
Mulai dari rekan kerja, hingga muridnya yang berjumlah ratusan dari masa ke masa. Anda mungkin pernah bertemu dengan mantan guru sekolah dan masih begitu ingat akan jasa-jasa beliau, sehingga Anda menyapanya dengan hangat. Itulah salah satu kelebihan guru. Kemanapun ia melangkah, tanpa ia duga dia akan bertemu dengan anak yang dulu pernah dididiknya.
3. Ibadah
Apa hal yang terbaik yang bisa kita berikan kepada orang lain? Sebagian mungkin akan menjawab; uang. Sebagian lagi mungkin akan menjawab; kepercayaan dan jabatan. Namun ada hal yang tidak kalah penting yang bisa kita berikan kepada orang lain: ilmu.
Jika kita memberi ilmu kepada orang lain, niscaya ilmu itu akan terus menerus dipakainya dalam hidup. Bukan tidak mungkin jika ilmu itu akan menjadi sumber dari mata pencaharian. Ilmu juga akan menjadi tuntunan hidup seseorang yang akan dikenangnya dalam waktu lama.
4. Berinteraksi dengan Banyak Orang
Berapa orang yang Anda temui di tempat kerja? Mungkin tidak akan sebanyak jika Anda seorang guru. Dalam pekerjaannya, seorang guru dituntut untuk bertemu dengan banyak orang dengan banyak latar belakang. Tidak hanya berurusan dengan murid-muridnya, para guru juga berurusan dengan para orang tua murid.
Ini membuat profesi guru terasa menyenangkan. Mempelajari banyak hal dari banyak orang dengan berbagai karakter akan memperkaya ilmu hidup. Dengan demikian, seorang guru terlatih untuk ‘menebak’ dan memahami karakter seseorang dengan mudah.
5. Punya Jadwal Libur yang Panjang
Berbeda dengan profesi lain, para guru memiliki libur yang hampir sama dengan para muridnya. Jika para murid sedang libur, hampir dipastikan guru juga mendapat jatah libur. Ini merupakan salah satu keuntungan menjadi guru.
Sementara pekerja lain hanya mendapat jatah cuti standar sebanyak 12-15 hari per bulan, guru memiliki libur sesuai dengan kenaikan kelas atau kebijakan masing-masing sekolah. Dengan libur itu, para guru bisa memanfaatkan waktu untuk lebih dekat dengan keluarga mereka.
6. Tidak Punya Hari Libur Sama sekali
Poin ini memang kontradiktif dengan poin di atas. Bagaimana mungkin guru memiliki jadwal libur panjang, namun di saat bersamaan tidak punya hari libur sama sekali? Jawabannya terletak di integritas. Seorang guru yang berintegritas tinggi tidak akan memiliki hari libur.
Kita tentu punya beberapa guru yang pada hari liburnya masih menyempatkan menerima kunjungan murid yang ingin belajar. Mereka tidak mengenal libur, jika ada murid yang ingin bertanya sesuatu, bahkan di tengah malam sekalipun, mereka akan berusaha untuk menjawab dan menjelaskannya.
7. Berada di Sisi Abu-Abu
Seperti halnya pekerjaan lain, menjadi guru adalah pekerjaan yang bisa membawa kebaikan, namun juga bisa membawa keburukan. Kita tentu ingat, di Indonesia terdapat serangkaian kejadian memalukan yang menyangkut profesi guru seperti tindakan asusila, kekerasan dan lain-lain.
Guru di satu sisi bisa membuat seseorang menjadi manusia terbaik, namun di sisi lain, didikan yang salah dari seorang guru bisa merusak hidup seseorang. Guru juga tidak jarang menjadi sumber kemalasan murid datang ke sekolah, karena banyak guru yang secara tidak sadar “membully” siswa yang dianggapnya tidak pintar.
Meski banyak guru berdedikasi tinggi di Indonesia, tidak bisa kita pungkiri bahwa kualitas guru kita masih jauh di bawah negara lain. Banyak dari tenaga pendidik kita tidak benar-benar menggunakan hati dalam mengajar, hanya mengejar status sebagai PNS. Hal ini memang sulit diterima, namun fenomenanya banyak terjadi di sekitar kita.
Apapun profesi yang Anda pilih anda selalu punya dua pilihan. Anda bisa menyebarkan kebaikan dan memberi manfaat kepada orang lain atau sebaliknya, hanya sekadar menerima gaji tanpa kontribusi apa-apa. Pilihan Anda?(HLH)