Angkot dulunya merupakan moda transportasi andalan paling jumawa di negeri ini. Punya angkot sama seperti jaminan kaya dan bakal naik haji berkali-kali. Namun semua kejayaan ini sirna ketika motor dengan kredit dan DP ringan mulai merambah ke masyarakat menengah ke bawah. Ya, bisa dilihat angkot sekarang seperti pasar akik yang sudah tak ramai lagi. Meskipun beberapa masih setia untuk memanfaatkan jasa mereka yang biasanya dikarenakan keterpaksaan.
Tentang angkot, sudah jadi rahasia umum jika kendaraan penumpang ini memang sering bikin gara-gara. Ada yang pernah jadi korbannya di sini? Mungkin banyak ya. Nah, bagaimana kalau kita mengusulkan wacana penghapusan angkot? Mengingat mereka seringkali tidak memberikan kepuasan terhadap customer, di samping urgensinya yang sudah tak sama lagi seperti dulu. Wacana seperti ini pasti bikin pro dan kontra.
Jika menghapuskan angkot terkesan radikal, mungkin beberapa alasan ini pasti akan membuatmu setuju kenapa angkot memang lebih baik dihapuskan saja.
Pengemudi adalah faktor penting selain kelayakan kendaraannya. Pasalnya, di tangan mereka lah para penumpang menggantungkan hidupnya. Sayangnya, masih banyak ditemui para pengemudi angkot yang kurang punya pengalaman. Misalnya saja sopir angkot yang masih sangat muda.
Pasti kamu pernah melihatnya, bukan? Masih muda tentu pengalaman mereka belum banyak. Dan lagi dilihat dari nilai kelayakannya, para supir angkot muda ini masih belum bisa dianggap pantas. Bahkan mungkin mereka belum punya kelengkapan pribadi seperti SIM. Makanya nggak heran kalau angkot seringkali melakukan kesalahan. Gimana nggak, lha sopirnya saja masih bau kencur.
Paling mengesalkan dari angkot adalah kita nggak pernah bisa yang namanya tepat waktu. Okelah kita berangkat lebih awal, tapi supir angkot akan mengacaukan usaha kita ini. Entah dengan berjalan 20 kilometer per jam, atau sebentar-sebentar berhenti dengan dalih ngetem atau nunggu penumpang.
Angkot = terlambat sudah jadi rumus yang tak bisa dihindarkan. Kita sendiri juga nggak bisa untuk menyuruh mereka cepat-cepat karena orientasinya adalah jumlah penumpang. Atas alasan ini banyak orang yang mulai melirik motor sebagai alternatif menggiurkan selain angkot.
Pernah lihat angkot berhenti di jalan yang bertanda dilarang stop? Pasti pernah. Apakah pernah juga melihat angkot putar balik seenaknya padahal aturannya tidak boleh? Pasti juga pernah. Ya, memang beginilah potret kebanyakan angkot di Indonesia. Rules are nothing, yang penting kejar setoran.
Memang nggak akan berdampak pada penumpang kalau angkot kena tilang, tapi perbuatan nekat ini bisa membahayakan. Entah ketika putar balik dihantam truk atau nyelonong perlintasan kereta api dan ditumbuk oleh kendaraan panjang itu. Ngeri, makanya angkot sekarang berangsur-angsur ditinggalkan.
Alasan lain kenapa angkot mulai sepi adalah tarif mereka yang tinggi. Kini rata-rata angkot dipatok rata-rata Rp 5000 ribu jauh dekat. Untuk pulang pergi harus mengeluarkan uang Rp 10 ribu, kemudian kali 30 hari sudah Rp 300 sendiri. Ini belum termasuk jika harus oper ke angkot jurusan lain, makin jebol tuh dompet buat bayar anggaran transportasi.
Memilih motor adalah tindakan cerdas karena bisa menghemat luar biasa. Setidaknya hanya butuh setengah atau bahkan kurang dari total biaya naik angkot untuk keperluan bensin bulanan. Naik angkot, malah susah dan nggak bisa nabung. Motor mungkin nyicil tapi kita masih punyalah sedikit-sedikit untuk jajan.
Beberapa waktu lalu cukup heboh berita tentang seorang wanita yang dilecehkan di dalam angkot. Kejadian ini pun makin menambah dampak ketidaksukaan masyarakat kepada moda transportasi satu itu. Tidak semua supir angkot kurang ajar, tapi nggak sedikit yang memanfaatkan kendaraan mereka untuk melakukan hal-hal tidak baik.
Tak hanya rawan pelecehan, mungkin kamu sudah puluhan kali mendengar kasus pencopetan di dalam angkot. Hal ini juga jadi bukti kendaraan tersebut memang rawan sekali akan aksi-aksi kriminal.
Kelemahan angkot soal waktu, kemudian dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kemudian menyediakan moda transportasi alternatif yang anti lelet dan on time. Salah satunya adalah jasa ojek via apps yang tengah marak sekarang ini.
Ada pula Grab Taxi atau Uber yang juga punya mekanisme serupa dan bisa dijadikan alternatif lain yang lebih oke. Angkot akan makin tenggelam ketika mereka tak mampu menyajikan layanan yang memuaskan. Makin berjalannya waktu, akan makin banyak pula moda transportasi andalan lain yang akan bermunculan.
Terlepas dari semua hal ini, harus diakui jika angkot masih jadi andalan beberapa orang. Menghapuskan angkot maka akan membuat sebagian pengguna ini akan kelimpungan. Jadi, untuk itu ada satu solusi yang bisa dilakukan. Hal tersebut adalah merestrukturisasi angkot secara keseluruhan. Entah kelayakan kendaraan, kualifikasi sopir dan juga manajemen seperti tarif, waktu tempuh, jaminan tidak terlambat dan sebagainya.
Ketika angkot makin profesional maka tak perlu pemerintah menghimbau, masyarakat sendiri sudah pasti akan langsung memakai jasa angkot lagi.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…