Para cendekiawan Islam zaman dulu memang selalu menarik perhatian dunia. Mulai dari sosok Ibnu Sina di bidang kedokteran, hingga Al-Khawarizmi di matematikanya bahkan sampai disebut sebagai bapak Aljabar dan Trigonometri. Yang jelas, mereka adalah sosok-sosok yang sumbangsihnya sampai di masa modern ini masih digunakan.
Nah, ada satu lagi sosok cendekiawan muslim yang jarang diketahui. Beliau adalah sosok yang ternyata sudah menemukan teori evolusi jauh sebelum Charles Darwin. Lalu siapakah sosok muslim yang satu ini? Simak ulasan berikut biar kamu tahu.
Masa kecil Al-Jahiz yang luar biasa
Sosok yang satu ini ternyata punya latar belakang masa kecil yang luar biasa. Al-Jahiz dilahirkan di keluarga yang sederhana bahkan bisa dibilang miskin. Meski demikian, ternyata semangatnya dalam belajar memang sudah ada sejak dini. Waktu kecil dirinya selalu diajak ibunya untuk membaca buku, sejak itulah rasa keingintahuannya sangat meningkat.
Al-Jahiz belajar pada para guru dan ulama besar pada waktu itu, bahkan dirinya punya akses ke khalifahan lantaran banyak karyanya yang luar biasa. Bisa dibilang kalau Al-Jahiz jadi salah satu orang yang berpengaruh pada Abad 9 masehi di bidang ilmu pengetahuan maupun karya sastra.
Al-Jahiz dan teori evolusi sebelum milik Darwin muncul
Kita mungkin mengenal teori evolusi berasal dari Charles Darwin. Namun ternyata jauh sebelum teori itu muncul, Al-Jahiz sudah mempopulerkannya terlebih dahulu. Dalam kitabnya Al-Hayyawan, dirinya sudah memasukkan mengenai rantai makanan, seleksi alam bahkan evolusi.
Kitab tersebut memang bercerita mengenai seluk beluk kehidupan binatang secara detail, mulai kebiasaan semut yang menyimpan makanan sebagai cadangan untuk musim dingin hingga proses evolusi binatang berekor empat seperti anjing dan serigala. Dilansir dari Kompas, dalam kitab itu juga memuat kurang lebih 350 spesies hewan yang dibagi dalam tujuh volume, pun demikian, ada gambar yang akan jadi penjelasan bagi para pembacanya.
Tak hanya ahli dalam biologi, namun juga sastra
Satu hal yang unik dari Al-Jahiz ini adalah dirinya tak hanya dianggap ahli dalam ilmu eksak namun juga di bidang sastra. Dilansir dari Republika, dirinya dikenal dengan gaya bahasanya yang menakjubkan, bahkan beberapa peneliti dunia modern seperti HAR Gibb dan Philip K Hitti memuji karyanya dan menyebutnya sebagai penulis prosa terhebat di dunia.
Karyanya inilah yang seolah jadi ‘Golden Ticket” bagi Al Jahiz untuk kenal para penyair masyhur pada masanya seperti, Al- Asma’i, Abu Zayd, dan Abu Ubuyda. Salah satu kitabnya yang populer dan berhubungan dengan syair adalah Kitab al-Bayan wa al-Tabyin,
Mencetak banyak buku sampai dekat dengan orang penting
Al-Jahiz dalam hidupnya dikenal banyak menghasilkan karya, dikatakan sampai 200 kitab. Namun sayang yang masih ada sampai sekarang hanya berjumlah 30 kitab saja. Beliau juga mendapatkan penghasilan dari menulis-menulis kitab tersebut, ya dari sebuah hobi di masa kecil jadi penghidupan untuk masa depan.
Selain kitab, ada pula esai milik Al-Jahiz yang menjadi sebuah ‘tiket emas’ nya untuk masuk di kekhalifahan, selain itu dirinya juga berhubungan dengan banyak tokoh penting politik seperti Hakim Agung Ahmad bin Abi Du’ad dan Khalifah Al-Ma’mun, khalifah ke-7 Dinasti Abbasiyah. Belum lagi prosa dan syair-syair dari Al-Jahiz yang sudah tak terhitung jumlahnya.
BACA JUGA: Inilah Hal Menakutkan yang Akan Terjadi Pada Manusia Jika Reptil Berevolusi Seperti Kita
Melihat sosok Al-Jahiz ini membuktikan kalau rasa keingintahuan dalam ilmu pengetahuan adalah hal yang luar biasa. Bayangkan saja, banyak karya yang luar biasa bahkan diyakini kebenarannya oleh para peneliti di dunia modern. Sosok-sosok seperti Al-Jahiz inilah yang kita butuhkan saat ini. Semoga kelak akan bermunculan orang-orang seperti beliau dan mencerahkan dunia.