Sepak terjang OPM dan segala pendukungnya di wilayah NKRi kini semakin mengkhawatirkan. Sumber dari bbc.com menuliskan, ada sekitar 31 orang dikabarkan menjadi korban penembakan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), yang terkait Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Jika dilihat dari aksi yang dilakukan, bisa dibilang tragedi tersebut bukanlah tindakan kriminal biasa, namun sudah menjurus ke ranah pemberontakan. Tak hanya itu, banyak dari kelompok OPM dan simpatisannya juga kerap melakukan aksi-aksi separatisme di wilayah sah NKRI. Hal inilah yang membuat OPM harus segara diatasi agar tidak bertindak lebih jauh lagi.
Penembakan karyawan Trans Papua di Nduga
Pada 1 Desembar lalu, sebanyak 31 orang meregang nyawa lantaran diterjang oleh timah panas dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Dilansir dari bbc.com, para korban tersebut merupakan pekerja proyek infrastruktur yang tengah mengerjakan pembangunan. Meski sebagian besar yang menjadi korban adalah pendatang, beberapa di antara yang meninggal adalah warga Papua Asli sendiri.
Penculikan ilmuwan dan peneliti di Mapenduma
Jauh sebelumnya, aparat berwenang Indonesia juga sempat bergulat dengan maut melawan kelompok OPM yang kala itu dipimpin Kelly Kwalik. Dilansir dari news.okezone.com, sebanyak 26 orang disandera oleh para serdadu yang tergabung dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 8 Januari 1996. Beruntung, mereka berhasil dibebaskan lewat Operasi Mapenduma yang melibatkan kesatuan Marinir, Batalion 330 Kostrad dan Batalion Organik Kodam VIII Trikora sebagai pasukan penyekat.
Presonel Brimob gugur menjadi korban di Freeport
Kasus penembakan karyawan Freeport pada 2017 lalu, ternyata juga memakan korban dari pihak kepolisian. Dilansir dari tempo.co, kelompok bersenjata itu terlibat kontak tembak dengan aparat Brimob Detasemen B Polda Papua di sekitar Mile 69, Distrik Tembagapura. Alhasil, peristiwa itu membuat satu anggota Brimob meninggal dunia dan lainnya terluka. Dari sini, bisa dilihat bahwa kelompok separatis tersebut dinilai telah berani melawan aparat penegak hukum.
Demo Mahasiswa aktivis Papua Merdeka yang berakhir ricuh
Sejumlah ormas seperti Pemuda Pancasila, Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/ Polri (FKPPI), Himpunan Putra-Putri Keluarga TNI Angkatan Darat (Hipakad) dan organisasi pencak silat, terlibat kericuhan dengan mahasiswa Papua. Sumber dari nasional.tempo.co menuliskan, hal itu terjadi pada unjuk rasa 1 Desember di Surabaya. Di mana para simpatisan Papua Merdeka itu menyuarakan haknya untuk merdeka dari Indonesia.
Manuver politik aktivis OPM di luar negeri
Tak banyak yang tahu, sejumlah tokoh penting dari OPM juga ikut terlibat dalam pengendalian organisasi tersebut dari jarak jauh. Dilansir dari nasional.kontan.co.id, salah satu pegiatnya adalah Benny Wenda. Di mana dirinya telah berhasil membuka kantor di Oxford, Inggris dan mencari dukungan bantuan dari luar negeri. Tak hanya itu, aktifitas para aktivis OPM juga telah menyebar ke sejumlah negara di Eropa, termasuk di negara-negara pasifik selatan.
Baca Juga: Mengenal Kelly Kwalik, Tokoh Pemberontak OPM yang Bikin Papua Semakin Panas Membara
Berbahaya! Itulah sinyal yang saat ini tengah terjadi di Papua. Di mana kasus penembakan dan serangkaian aksi demonstrasi aktivis pro-OPM nyaris terjadi di mana-mana. Jika pihak TNI dan Polri tidak segera bergerak, dikhawatirkan peristiwa tersebut bakal tambah meluas dan menjadi “jalan” bagi kelompok separatis untuk menekan kedaulatan NKRI. Gimana menurutmu sahabat Boombastis?