Meski Nabi Muhammad sudah dinobatkan sebagai rasul akhir zaman, tapi masih ada-ada saja sosok yang mengaku sebagai Nabi Muhammad, membawa ajaran baru, bahkan ada pula yang mengklaim dirinya sebagai imam baru dengan agama yang baru pula.
Belum lama ini, ada ajaran baru yang muncul di Pekanbaru dan menyebut diri mereka sebagai ‘Ilmu Pelindung Kehidupan’. Ajaran ini jelas merupakan ajaran sesat ya, sahabat. Seperti apa sih kira-kira yang mereka ajar dan sebarkan? Yuk, simak dalam ulasan berikut ini.
Mengaku diri mereka beragama Islam
Nah, kebanyakan dari orang-orang yang menyesatkan umat itu mereka tetap mengaku sebagai bagian dari agama Islam. Begitu pula yang terjadi pada ‘Ilmu Pelindung Kehidupan’ ini. Mereka mengaku tetap bagian dari agama Islam.

Dibawa oleh pendatang dari luar
Ketua MUI Provinsi Riau M Nazir Karim mengatakan jika boleh jadi ajaran sesat ini dibawa oleh orang-orang yang berasal dari luar daerah (luar Riau). Terkait hal ini pihak MUI akan mengadakan tindakan dan penelitian lebih lanjut lagi.

MUI akan mengadakan dialog dengan pembawa ajaran jika diperlukan
Melansir dari brilio.net, saat ini intelijen Kejaksaan Negeri Pekanbaru yang tergabung dalam tim pengawasan aliran kepercayaan masyarakat dan aliran kepercayaan (Pakem) tengah melakukan penyelidikan. MUI Riau sudah meminta kepada pihak terkait untuk melakukan penindakan.

Mengapa ajaran sesat mudah sekali diterima oleh masyarakat
Kejadian ini bukan pertama kalinya di Indonesia, ya. Sudah sangat sering sekali ada orang yang mengaku malaikat, nabi palsu, membawa ajaran tertentu, hingga klaim akan datangnya kiamat. Mengapa setiap ada ajaran baru, pasti ada saja masyarakat yang terperdaya dan ikut bergabung?

BACA JUGA: Sensen Komara, Rasul Palsu Asal Garut yang Ingin Dirikan Negara Islam Indonesia
Untuk kalian semua, tetap hati-hati dan jangan mudah terperdaya dengan ajakan yang terkesan enak tapi melenceng dari agama. Sudah salat lima waktu dan terus membaca Alquran saja belum tentu langsung bisa masuk surga, apalagi kalau sudah ditinggalkan sama sekali.