Beberapa waktu lalu, media sosial digegerkan dengan sebuah cuitan dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. Di dalam postingannya, ia mengunggah sebuah video air sungai yang mengalir secara vertikal dan masuk ke dalam tanah. Kalau dilihat-lihat, air tersebut seperti tersedot ke bawah tanah.
Peristiwa yang terjadi di Desan Babadan, Kulon Pasar Giri Rejo Selomartani Sleman, Yogyakarta tersebut memang menyita banyak perhatian dari para netizen. Banyak warganet menganggap jika itu adalah fenomena sinkhole ini mirip dengan kejadian di Surabaya lalu. Tapi, apa benar seperti itu faktanya?
Air sungai biasanya mengalir horizontal ke tempat yang lebih rendah. Ini mengalir vertikal dan masuk ke dalam tanah. Ini terjadi di Desa Babadan, Kulon Pasar Giri Rejo Selomartani Sleman. Kemungkinan adanya lubang bawah tanah di sisi bendungan menyebabkan air masuk ke lubang itu. pic.twitter.com/7uaSssvwvT
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) February 10, 2019
Ternyata bukan kok Sahabat Boombastis yang budiman. Hal ini dijelaskan langsung oleh Kepala Dusun Sambirejo, Giyanto. Kepada kabarkota.com ia mengatakan kalau di bawah Dam Kali Kuning tersebut terdapat lubang pengumpulan air menggunakan bis sumur.
“Waktu itu bangunan sudah dicor dan ditutup. Namun karena faktor air, lama kelamaan lubang tadi sedikit demi sedikit terkikis sampai di utara Dam, dan setelah 42 tahun baru diketahui kebocoran tersebut lewat bawah pondasi Dam,” ungkap Giyanto.
Sudah tertangani. Air yang masuk ke dalam tanah di saluran irigasi/sungai disebabkan adanya kebocoran di cekdam tua di Sleman. Bukan karena sinkhole karena bukan daerah karts. Adanya lubang bocor di sisi cekdam menyebabkan aliran lewat lubang tersebut. pic.twitter.com/dGHhGIyO0G
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) February 11, 2019
Pendapat dari Kepala Dusun Sambirejo itu diamini oleh Sutopo Purwo Nugroho. Di akun twitternya, ia menjelaskan jika fenomena tersebut bukan sinkhole seperti yang kita kira selama ini. Pasalnya, ada kebocoran di sisi cekdam, sehingga mengakibatkan air sungai mengalir ke dalam lubang tersebut. Selain itu, daerah itu juga bukan kawasan karst sehingga sinkhole tidak mungkin terjadi di sana.
Yap, memang sinkhole ini tidak semata-mata terbentuk begitu saja gengs. Ada beberapa penyebab mulai dari faktor tanahnya hingga ulah manusia juga nih. Yuk deh kita bahas satu persatu. Untuk faktor tanah, seperti yang diungkapkan oleh Sutopo tadi, jika sinkhole kemungkinan besar terjadi karena jenisnya karst.
Bagi yang belum tahu, karst ini merupakan bentuk tanah dengan banyak rongga di dalamnya. Jadi kekuatannya dalam menahan beban di atasnya masih sangat kurang. Sehingga kalau hujan deras sedikit atau ada bangunan tinggi di atasnya, maka tanah bisa saja membentuk sinkhole tanpa ada ciri-ciri sebelumnya.
Kemudian alasan lainnya adalah ulah dari manusia. Contohnya seperti masyarakat yang membuat terowongan air untuk jalur irigasi persawahan. Nah, dari sinilah biasanya tanah akan lebih mudah ambles dan membentuk sinkhole yang cukup dalam. Hal tersebut sudah terjadi di Sukabumi tahun 2018 lalu. Bahkan, lubang sedalam enam meter tersebut terbentuk di tengah-tengah sawah.
BACA JUGA : 5 Peristiwa Sinkhole Paling Mengerikan yang Bakal Bikin Kita Susah Tidur
Jadi, berdasarkan ulasan di atas, sungai yang mengalir secara vertikal itu bukan fenomena sinkhole ya. Melainkan adanya kebocoran di tanggul kecil. Sehingga bisa dibilang kalau peristiwa tanah ambles itu tidak semuanya berkaitan dengan sinkhole. Butuh penelitian dari beberapa ahli apakah fenomena penurunan tanah tersebut termasuk sinkhole atau bukan.