Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam kontestasi Pilkada Jakarta 2017 memang telah usai. Mengacu pada hasil hitung cepat beberapa lembaga survey ternama, pada putaran Pilkada putaran kedua tersebut ia kalah dari paslon nomor urut 3, Anies Baswedan, dengan selisih angka yang terpaut cukup jauh. Kini, ia hanya fokus menyelesaikan tugasnya di Ibu Kota hingga Oktober nanti.
Meski begitu, masih banyak orang yang berharap agar Ahok dapat terus berkontribusi terhadap negeri. Bahkan, banyak orang yang justru senang dengan kekalahan Ahok lantaran dengan begini, pria asal Belitung tersebut akan segera dibebastugaskan dan besar kemungkinan bakal menjabat posisi yang punya dampak lebih luas.
Ada yang berharap ia menemani presiden Jokowi sebagai cawapres untuk Pilpres selanjutnya, tak sedikit pula yang berharap ia mendapat jatah sebagai menteri, khususnya Mendagri. Namun, dari sekian banyak lontaran ide para pendukungnya, ada satu jabatan yang dinilai paling cocok dengan dirinya. Ketua KPK. Apa saja alasan yang membuat dirinya pantas menyandang posisi tersebut?
Gaya kepemimpinan Ahok yang sesuai
Ahok memang terkenal tempramental. Jika hasil kerja bawahannya tidak sesuai, apalagi menyalahi aturan, ia cenderung memaki tak pandang bulu dan bahkan melontarkan kata kasar. Namun, hal itu hanya berlaku kepada para pegawai yang dinilai kurang kompeten dalam menjalani tugas sebagai abdi rakyat.
Bayangkan jika ia menjabat ketua KPK, Ahok pasti makin tak segan untuk meringkus para perampas uang negara yang terbukti bersalah. Ia pasti dengan tegas akan menyebutkan siapa-siapa saja preman negara yang bermain api dalam proyek-proyek strategis pemerintah.
Gubernur yang bersih dan berintegritas
Sudah jadi rahasia umum kalau gubernur yang satu ini dikenal sebagai pribadi yang bersih, jujur dan transparan. Ia menolak terhadap segala sesuatu yang bukan haknya. Bahkan, gajinya sebagai gubernur tak jarang ia sumbangkan ke sana ke mari sebagai bentuk totalitasnya untuk berbuat yang terbaik kepada rakyat DKI.
Atribut tersebut sesuai dengan posisi sebagai ketua KPK, jika nanti ia benar-benar menjabat posisi strategis tersebut. Rekam jejak yang baik dan bersih jelas menjadi kewajiban bagi seorang ketua KPK supaya ke depannya ia tak tersandung kasus kriminalisasi yang diupayakan oleh para elit politik yang tak suka dengan sepak terjangnya.
Ahok tahu betul permainan kotor Pemprov dan DPRD DKI
Sebagai calon mantan Gubernur, ia sudah paham betul dengan seluk beluk intrik politik para koleganya di pemprov DKI. Pengadaan beberapa proyek yang ia anggap memakan biaya luar biasa besar namun tak sesuai dengan kenyataan, langsung ia beberkan ke publik supaya masyarakat tahu bahwa uang mereka telah diselewengkan oleh oknum-oknum terkait.
Lihat saja bagaimana alotnya perseteruan dirinya dengan anggota DPRD DKI mengenai pengesahan APBD. Ketegasannya bahkan sempat membuat kisruh antara pihak eksekutif dan legislatif. Meski dari satu sisi apa yang ia lakukan terlihat melenceng dari norma kesopanan dan kepatutan, namun justru di situlah letak kelebihan Ahok. Ia mampu mencium anggaran siluman dan tanpa ragu menegakkan kebenaran dengan mencoret program yang mengada-ada.
Bayangkan jika Ahok melakukan hal yang sama dalam skala yang lebih luas. Keleluasaan yang sangat mungkin ia dapatkan dari menjabat sebagai ketua KPK. Tak hanya uang warga DKI saja yang dapat terselamatkan. Namun, uang seluruh warga Indonesia pasti akan ia lindungi dari para predator uang negara.
Ahok berani mati
Kredibilitas dan kapabilitas Ahok sebagai pejabat negara sudah tak perlu lagi diragukan. Lihat saja bagaimana ia “meringkus” orang-orang yang kinerjanya buruk. Ia tak segan memecat para pegawai yang bekerja seenaknya. Ia pun berani pasang badan untuk menghadapi orang-orang di DPRD yang disinyalir kuat menggerogoti uang warga Jakarta.
Kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK, Novel Baswedan, adalah insiden yang cukup mengerikan. Hal itu menunjukkan bahwa para pembela rakyat akan terus mendapat teror dan ancaman dari para koruptor. Tak semua orang dapat bertahan dengan rentetan cobaan seperti itu.
Beruntung, kita tahu bahwa Ahok ini adalah pejabat yang tak takut mati. Ia sudah terbukti bernyali untuk melawan segala ancaman yang ditujukan kepadanya. Terlebih jika ia menjadi ketua KPK, goyangan dari berbagai pihak tak akan menghentikan langkahnya untuk mengusut semua kasus yang dianggap merugikan negara.
Kita mungkin harus sedikit pesimis bahwa kalaupun beliau berminat, belum tentu Ahok akan dengan mudah melengang menjabat ketua KPK. Alasannya? DPR, yang hingga kini banyak anggotanya yang terbukti terjerat kasus korupsi, mungkin bakal mempersulit jalan Ahok sebagai ketua dari lembaga pembela uang rakyat.