Membahas hubungan antara Aceh dan Ottoman adalah hal yang unik. Bagaimana tidak, di era di mana komunikasi dan transportasi masih belum semaju sekarang, kedua kerajaan ini bisa menjalin hubungan yang begitu baik. Bukan hanya bersahabat, keduanya ibarat saudara yang saling membutuhkan antara satu dan lainnya.
Berulangkali keduanya terlibat dalam banyak kerjasama. Entah itu perdagangan, sampai saling membantu dalam perang. Hubungan ini begitu akrab, sampai akhirnya Aceh sendiri secara tersirat ingin mereka dibawahi langsung oleh Ottoman yang kala itu merupakan satu-satu kekhalifahan Islam yang ada di dunia.
Hal yang unik dari hubungan kedua kerajaan ini adalah justru banyak orang Indonesia yang tak mengetahuinya. Nah, berikut adalah bukti-bukti nyata jika antara Kerajaan Aceh dan Dinasti Ottoman pernah jadi saudara dekat.
Tahun 2013 lalu penduduk Gampong Pande, Aceh, menemukan beberapa koin emas yang diduga adalah peninggalan Kesultanan Aceh. Yang unik dari koin ini adalah tulisan yang tersemat di sana. Di satu sisi bertuliskan Alaudin Riayat Syah Al Kahar, yang merupakan nama dari raja Aceh, dan di sisi lain tertulis nama Sulaiman I yang tak lain merupakan nama dari sultan Ottoman.
Sampai menuliskan nama sultan kerajaan lain di mata uang negara sendiri, maka ini adalah bukti kuat jika keduanya memang punya hubungan yang sangat erat. Dan ketika ditelusuri, keduanya ternyata memang punya kedekatan yang sangat intim. Bahkan bisa dibilang Aceh sendiri mengakui jika mereka adalah bagian dari Ottoman.
Terletak di posisi yang sangat strategis untuk berdagang membuat Aceh jadi incaran banyak negara. Salah satunya adalah Portugis yang bolak balik ingin mengkudeta dan memonopoli perdagangan di sana. Geram dengan hal ini, kemudian Aceh secara tegas ingin melakukan perlawanan.
Nah, dalam wacana ini Aceh kemudian meminta bantuan kepada Ottoman. Seorang utusan dari Aceh pergi ke Turki untuk meminta persenjataan berupa meriam-meriam. Kesultanan Ottoman pun girang luar biasa kedatangan saudara jauh. Tanpa banyak bertanya lagi, kemudian mereka mengirim apa yang dikehendaki oleh Aceh. Tak hanya meriam-meriam saja, Ottoman juga mengirim seorang teknisinya sekalian bernama Lutfi Bey.
Ketika konfrontasi tak kunjung padam dengan Portugis, Aceh pun tak punya pilihan lain selain memberikan perlawanan penuh kepada mereka. Lagi-lagi, Aceh pun meminta bantuan Ottoman yang kemudian dijawab dengan antusias oleh sang sultan Turki.
Tercatat, Ottoman membantu Aceh dengan mengirimkan sekitar 15 buah kapal penuh dengan prajurit dan persenjataan. Aceh pun salut luar biasa dengan saudara jauhnya. Sayangnya, ketika itu yang datang hanya dua kapal saja karena sisanya diperbantukan di Yaman lantaran ada pemberontakan melawan Ottoman.
Tak hanya meminta bantuan terus menerus, Aceh sendiri juga pernah membantu Ottoman. Jadi, pada suatu ketika Turki tengah dihadapkan dengan posisi yang cukup rumit yakni berperang melawan kekaisaran Rusia. Alasan perangnya sendiri karena Rusia mencoba untuk mencaplok wilayah bernama Krimea.
Perang tak dapat terhindarkan dan ketika itu Ottoman mendapatkan berbagai bantuan. Salah satunya datang dari kerajaan Aceh yang mengirim banyak pasukan. Bersama dengan orang-orang Ottoman, pasukan Rencong berjibaku melawan Rusia. Rusia kewalahan dalam perang ini, namun mereka tetap tangguh. Perang ini sendiri berakhir dengan ditandatanganinya perjanjian damai bernama Traktat Paris.
Satu hal lagi yang bisa jadi bukti kedekatan Ottoman dan Aceh adalah kebiasaan unik masyarakat negeri Rencong ketika itu. Jadi, dalam setiap sholat Jumat, khotib takkan pernah lupa untuk menyinggung tentang Sultan-Sultan Ottoman.
Tentu saja bukan disinggung tentang hal-hal yang buruk, tapi diungkapkan puji-pujian bagi kesultanan Turki ini. Jamaah selalu diingatkan jika mereka punya saudara jauh di sana yang selama ini selalu berjasa kepada Aceh dan sebaliknya. Hal ini jelas menandakan keduanya memiliki hubungan yang sangat erat dan juga harmonis.
Kesamaan visi dan misi membuat Aceh dan Ottoman bisa menjalin kerja sama yang begitu erat. Sayangnya, hubungan ini berangsur-angsur menipis dan hilang tatkala eksistensi keduanya mulai memudar. Khususnya Ottoman yang pada akhirnya diganti menjadi republik oleh seorang pria bernama Mustafa Kemal Attaturk.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…