Selama ini kita semua pasti tahu bahwa orang tua akan melakukan apapun untuk menyelamatkan anak mereka saat menghadapi bahaya. Karena sepertinya kita semua berpikir bahwa orang dewasa pasti lebih bisa melakukan tindakan penyelamatan dibanding seorang anak. Namun bagaimana bila yang terjadi adalah anak-anak tersebut dalam keadaan bahaya tanpa sepengetahuan orang tua? Siapa yang bisa menyelamatkan mereka?
Setiap manusia tentu memiliki insting untuk bertindak dengan spontan saat menghadapi situasi mendesak. Hal tersebut tak terkecuali juga dialami oleh anak-anak meskipun secara usia mungkin mereka belum matang. Namun hal tersebut benar-benar terjadi, ada anak-anak yang rela mengorbankan keselamatan diri mereka sendiri demi menolong keluarganya.
Hilman, bocah yang tertimpa reruntuhan bangunan saat selamatkan adik
Baru-baru ini daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan mengalami kejadian longsor yang sangat memprihatinkan. Pada awal April lalu wilayah tersebut dilanda hujan sangat lebat yang disertai petir. Dan tak disangka beberapa waktu kemudian tiba-tiba terjadilah tanah longsor. Mirisnya lagi longsor tersebut menimpa sebuah rumah yang konon disewa oleh sepasang suami istri bernama Budi dan Eni. Rumah tersebut memang letaknya tepat di bawah titik longsor, itulah sebabnya kerusakan tidak bisa dihindarkan. Saat atap rumah mulai runtuh, suami istri tersebut kebetulan memang sedang berada di rumah bersama dengan dua anaknya Hilman dan Rani.
Saat semua mencoba menyelamatkan diri tiba-tiba Hilman, bocah berusia 12 tahun, menengok kembali tempat reruntuhan dan mendapati sang adik tak dapat menyelamatkan diri karena tertimpa puing-puing bangunan. Tanpa pikir panjang Hilman langsung mencoba menyelamatkan adiknya yang berusia 4 tahun. Rani memang berhasil diselamatkan, tapi sayangnya Hilman harus tertimpa runtuhan kayu dan batu. Seketika itu sang ayah langsung menggendong Hilman yang sudah bersimbah darah dan meminta bantuan untuk diantar ke rumah sakit. Namun tragis, sesampainya di rumah sakit nyawa Hilman sudah tak tertolong.
Tenggelam saat selamatkan adiknya yang terseret arus
Cerita lain datang dari Kota Batam, Kepulauan Riau saat ada seorang anak berusia 14 tahun bernama Samuel Silitonga berusaha menyelamatkan sang adik. Saat itu kakak beradik tersebut memutuskan untuk pergi jalan-jalan bersama sekitar 12 kawan mereka menuju pantai. Ketika semuanya sedang asik bermain, entah bagaimana ceritanya ada tiga anak yang kemudian hampir terbawa arus. Sontak semua anak itu berusaha untuk menolong tiga anak tadi.
Termasuk salah satunya Samuel, dia langsung berinisiatif menyusul sang adik yang tengah terbawa arus. Namun nasib sepertinya harus berkata lain, nyawa sang adik memang kemudian berhasil diselamatkan dan Samuel disebut-sebut hanyut terseret arus di area perairan Piayu Laut, Kecamatan Seibeduk. Lokasi hilangnya Samuel diketahui berjarak 10 meter dari bibir pantai apalagi saat itu kondisi air laut sedang pasang dan arusnya cukup kuat. Namun beberapa waktu kemudian tubuh Samuel berhasil ditemukan oleh seorang nelayan dan masih lengkap mengenakan baju dan kacamata selam.
Kakak selamatkan adik setelah tarik menarik dengan buaya
Kali ini cerita datang dari seorang anak yang berani melawan seekor buaya. Tahun lalu di kabupaten Indragiri Hilir, Riau ada kakak beradik berinisial AL usia 12 tahun serta CEK yang berumur 8 tahun sedang asik mandi di sebuah sungai saat sore hari. Saat asik mandi, sang kakak tidak begitu memperhatikan adiknya. Sampai beberapa menit kemudian ketika berusaha mencari sang adik, ternyata ada seekor buaya yang telah menggigit kaki sebelah kanan CEK.
Setelah itu tanpa pikir panjang AL langsung mendekat dan menarik baju CEK dengan tangan kirinya, sementara tangan kanan dia gunakan untuk berpegangan pada sebuah kapal nelayan. Ada adegan tarik menarik antara AL dan buaya kala itu, namun akhirnya kakak tersebut berhasul menarik adik dan melepaskannya dari gigitan si predator. Ketika mencoba kabur, buaya itu langsung menerkam tangan kiri AL namun kemudian dihempaskannya kembali. Kemudian kakak beradik itu langsung berteriak dan diselamatkan sang ibu. Meskipun keduanya mengalami luka, namun yang penting mereka bisa menang melawan predator.
Tiga anak tadi benar-benar menunjukkan bahwa meskipun masih tergolong anak-anak namun mereka bisa menjadi pahlawan untuk adiknya. Meskipun harus berakhir dengan tragis, namun pasti banyak orang yang bangga dengan anak-anak tersebut. Yang namanya kebaikan atau jiwa saling menolong itu memang sangat penting ditanamkan sejak dini.