Julia Fullerton-Batten memamerkan sekumpulan foto interpretasi kisah anak-anak yang dibesarkan oleh alam, dan hampir tanpa kontak dengan manusia. Dalam seri foto yang dinamai Julia Fullerton-Batter’s Feral Children itu, tampak anak-anak muda hidup di pedalaman hutan, bahkan dikelilingi hewan liar. Tentu ekspresi dan tingkah laku yang ditampilkan lebih menyerupai apa yang ada di sekitarnya. Foto-foto ini sukses mencuri perhatian saat ditampilkan pada FORMAT, pameran fotografi terbesar di Inggris.
Menurut Fullerton-Batten, foto-foto tersebut menggambarkan hidup yang begitu kompleks, dan manusia memiliki naluri bertahan yang kuat di situasi terberat. Meski dalam gambar anak-anak itu terlihat liar, bagaimanapun juga mereka merupakan manusia. Foto-foto tak biasa ini, spontan mengundang simpati dan keprihatinan banyak pihak. Nah, seperti apa foto yang sedang menghebohkan jagad raya? Berikut ini ulasannya.
Oxana Malaya, Ukraine, 1991
Oxana ditemukan hidup bersama dengan anjing di sebuah kandang pada tahun 1991. Kala itu, umurnya menginjak 8 tahun. Orang tua Oxana kehilangan putrinya yang berumur 3 tahun. Kemungkinan anak berumur 3 tahun itu kedinginan dan merangkak ke kandang anjing untuk menyelamatkan hidupnya. Karena selama 6 tahun hanya berinteraksi dengan anjing, gadis ini hanya bisa dua kosakata yaitu yes dan no. Oxana pun kerap merangkak seperti anjing.
Shamdeo, India, 1972
Shamdeo adalah anak yang ditemukan di sebuah hutan di India pada tahun 1972. Kala itu, Shamdeo baru berusia kisaran 4 tahun. Ditemukan sedang bermain dengan anak serigala, gigi Shamdeo tajam seperti telah diasah. Memiliki kulit tubuh yang gelap, rambut kusut, dan kapalan pada baigan siku, lutut dan tangan. Hingga akhir hayatnya di tahun 1985, Shamdeo hanya melakukan bahasa isyarat dan tidak berbicara.
Marina Chapman, Kolumbia 1959
Marina tinggal dengan keluarga moyet Capuchin selama setahun setelah diculik pada tahun 1954. Keseharian Marina di hutan adalah makan buah yang dijatuhkan oleh monyet, tidur di lubang pohon, dan berjalan merangkak. Lucunya, monyet-monyet memperlakukan Chapman seperti monyet. Contohnya saat mencari kutu di rambutnya. Chapman selamat berkat para pemburu yang menemukannya. Kini, Chapman telah hidup seperti manusia umumnya, bahkan telah memiliki 2 orang anak.
John Ssebunya, Uganda, 1991
Sama seperti Chapman, John Ssebunya tinggal di hutan dengan monyet. Awalnya, Ssebunya kecil yang baru berumur 3 tahun kabur dari rumah karena mengetahui ayahnya membunuh ibunya. Hampir tiga tahun hidup disekitar monyet, Ssebunya yang ditemukan pada tahun 1991 memiliki kapalan pada lutut dan berjalan menyerupai monyet.
Madina, Rusia, 2013
Ditemukan oleh seorang pekerja sosial pada tahun 2013, Madina dari lahir hidup dengan anjing. Mulai dari makan dengan anjing, bermain, dan tidur pun berdekapan dengan anjing untuk menghalau rasa dingin. Setelah dirawat kembali oleh keluarganya, Madina masih sering kedapatan memakan tulang di lantai bersama dengan anjing.
Sujit Kumar, Fiji, 1978
Sujit Kumar adalah salah satu anak korban kekerasan dari keluarganya. Orang tua Kumar mengurung anaknya di dalam kandang ayam. Hasilnya, Kumar makan dengan cara mematuk, bertengger di kursi, dan berkokok dengan lidahnya. Kumar diasuh oleh Elizabeth Clayton, dan dikeluarkan dari rumah yang memperlakukannya seperti hewan.
Ivan Mishukov, Russia, 1998
Sejak berusia 4 tahun, Ivan memilih lari dari rumah dan menjalani hidup di jalanan. Ivan bersahabat dengan sekawanan anjing liar, bahkan memakan sisa makanan dan berbagi dengan hewan-hewan itu. Setelah dua tahun berada di jalanan, Ivan dibesarkan di sebuah rumah singgah untuk anak-anak.
Beberapa foto di atas merupakan gambar populer saat pameran di Inggris. Lewat Feral Children, Fullerton-Batten ingin menggambarkan betapa alam dan hewan kadang lebih bersahabat dari manusia. Foto-foto ini kemudian juga akan ditampilkan pada Deda di Derby pada tanggal 24 Maret hingga 23 April mendatang.