Kita sering mendengar tentang teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera yang berevolusi. Banyak yang menentang teori ini karena tidak banyak bukti yang mendukung serta bertentangan dengan kitab suci mana pun.
Seorang ilmuwan terkenal Turki bernama Seyfi Sahin pun juga menyanggah teori Darwin dengan menyatakan bahwa kera-lah yang justru berasal dari manusia, bukan sebaliknya. Ia mengatakan teorinya ini lebih masuk akal dan benar karena didukung oleh kitab suci Al-Quran.
Memang terdapat kisah dalam Al-Quran yang menceritakan tentang sebuah kaum yang dikutuk Allah menjadi kera. Kisah ini tidak begitu populer namun sangat menarik dan beberapa kali dibahas di forum keagamaan baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Kaum yang Tidak Taat
Pada masa Nabi Musa, beberapa Kaum Yahudi yang hidup di pesisir pantai seringkali membuat ulah dengan tidak beribadah di hari Sabtu/Sabat. Sabat sendiri berarti hari untuk berhenti bekerja yang dimulai dari tenggelamnya matahari di hari Jumat hingga Sabtu malam.
Kaum Yahudi di tempat itu lebih memilih berlayar mencari ikan daripada mengingat Allah. Alasannya, ikan-ikan selalu membusuk dalam waktu sehari. Ikan yang mereka tangkap harus dimakan di hari yang sama.
Allah pun menegur mereka supaya tidak membolos beribadah di hari Sabtu. Lebih baik mereka menyimpan hasil tangkapan di hari Jumat untuk dimakan hari Sabtu. Allah akan membuat ikan-ikan tersebut tetap segar dengan syarat mereka selalu rajin beribadah.
Diuji oleh Allah
Meskipun Allah telah membuat ikan-ikan menjadi segar, kaum tersebut tetap mencari ikan di hari Sabtu sehingga Allah pun menguji mereka lebih keras. Sang Pencipta kemudian menghilangkan ikan-ikan di lautan pada hari Minggu hingga Jumat dan melimpahkan jumlah ikan di hari Sabtu.
Mereka yang tahan ujian akan pasrah dan tetap beribadah di hari Sabtu. Namun mereka yang tidak tahan akan melakukan kecurangan. Mereka memasang perangkap di hari Jumat sore, pergi beribadah di hari Sabtu, dan menarik perangkap di hari Minggu.
Manusia bisa saja dicurangi, tapi Allah tidak. Kemurkaan membuat Allah mengutuk kaum yang curang itu menjadi kera. Kaum ini pun menjalani sisa hidupnya dengan keadaan hina semacam itu.
Keberadaan Kera Tersebut Sekarang
Beberapa tafsir mengatakan hal yang berbeda-beda. Sebagian ulama mengatakan kera-kera tersebut telah mati dan punah. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah mengembalikan mereka ke bentuk semula. Menurut Seyfi Sahin, kera yang biasa kita temui adalah peranakan dari kera yang terkutuk tersebut. Inilah sebabnya kera memiliki kromosom yang mirip dengan manusia.
Memang belum ada bukti nyata mengenai kutukan ini. Namun sebagai Muslim, kita harus meyakini kisah ini. Perlu ditegaskan juga bahwa tidak semua kaum Yahudi dikutuk menjadi kera karena masih banyak juga dari mereka yang taat beribadah. Hanya mereka yang lalai yang membuat Allah murka. Pelajaran dari kisah ini adalah supaya kita selalu mendahulukan ibadah sebelum urusan bisnis. Dengan demikian, Tuhan akan senantiasa melimpahkan rejeki.