Berbicara soal destinasi wisata yang ngetrend, gunung jelas masuk ke dalam salah satunya. Belakangan minat orang-orang untuk mendaki memang lumayan tinggi, apalagi anak-anak muda. Tujuannya tentu tidak hanya untuk mensyukuri keindahan ciptaan Tuhan, tapi juga sekalian ‘nyetok’ foto-foto keren yang bakal dipajang di berbagai sosmed.
Tak ada yang salah dengan naik gunung, hanya saja tak banyak orang yang benar-benar tahu cara untuk ini. Alhasil, yang terjadi kemudian adalah hal-hal buruk macam cedera sampai kematian. Makanya adalah penting bagi siapa pun untuk tahu lebih mendalam tentang naik gunung sebelum melakukan aktivitas yang lumayan ekstrem ini.
Soal naik gunung yang bisa bikin mati, serius, hal tersebut memang sangat mungkin terjadi. Dan berikut adalah beberapa alasan kenapa hal-hal buruk bisa terjadi saat mendaki gunung. Ulasan ini wajib untuk kamu perhatikan.
1. Persiapan Seadanya Hingga Tidak Memedulikan Faktor Cuaca
Pendaki pemula sering kali tidak tahu apa saja yang harus disiapkan untuk mendaki gunung. Mendaki gunung itu tidak seperti wisata ke pantai yang cuma membawa barang seadanya, tidak membawa bekal logistik yang cukup, maupun baju ganti. Banyak hal yang diperlukan untuk mendaki gunung. Selain kekuatan fisik dan mental yang sangat siap, sebelum mendaki harus mengetahui dulu cuaca saat ini memungkinkan atau tidak apabila mendaki gunung. Sebab kalau maksa mendaki, bisa-bisa mati karena amukan cuaca.
2. Tidak Bisa Mengatur Bekal Logistik
Manajemen logistik yang buruk bisa juga menyebabkan kematian di atas gunung. Sebab mendaki gunung merupakan kegiatan yang sangat berat, maka asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh harus tercukupi. Di sinilah dibutuhkan keahlian mengatur logistik untuk regu pendaki. Selain itu, setiap tas harus berisi makanan. Artinya, logistik tidak boleh dikumpulkan di satu tas. Karena apabila ada salah satu kelompok yang tertinggal atau tersesat, dia tetap bisa memberi asupan gizi bagi tubuhnya sehingga tidak mati kelaparan.
3. Berlomba-Lomba Siapa Cepat Sampai Puncak
Hal bodoh yang sering dilakukan oleh pendaki abal-abal ialah termotivasi agar bisa menjadi orang tercepat yang bisa sampai puncak. Padahal, mendaki gunung itu memerlukan pengaturan nafas dan kekuatan. Kalau berlomba-lomba siapa cepat sampai puncak, tubuh akan dipaksakan, hingga akhirnya diserang kelelahan, dan saat itu kewaspadaan menjadi menurun. Ketika kewaspadaan dan kehati-hatian menurun, saat itulah pendaki bisa saja tergelincir dan masuk jurang.
4. Nekat Naik ke Puncak Meski Sudah Dilarang
Hal ini biasanya dilakukan oleh pendaki yang bandel. Mereka tidak memedulikan larangan naik ke puncak yang sudah ditetapkan oleh pengelola atau petugas gunung. Padahal, pengelola gunung itu sangat paham bagaimana kondisi gunung, apakah aman untuk didaki atau tidak. Tapi mereka seenak udelnya sendiri naik ke puncak, hingga akhirnya mereka tewas dihantam cuaca yang sedang ganas-ganasnya.
5. Mencari Jalur (yang Dianggapnya) Menantang
Kebodohan lain yang dilakukan pendaki dan bisa mengancam nyawanya ialah mencari jalan lain selain jalur resmi. Perbuatan ini mereka lakukan dengan alasan mencari tantangan. Yang lebih parah lagi, hal itu mereka lakukan tanpa kemampuan navigasi yang baik. Yang tidak mereka ketahui, hutan di gunung buas, dihuni oleh banyak hewan mematikan. Akibat kebodohannya yang katanya mencari tantangan, mereka harus menyerahkan nyawanya kepada kebuasan gunung.
6. Selfie Tanpa Lihat Kondisi
Yang namanya ngikutin tren, maka harus ada bukti kalau mereka sudah menaklukan gunung. Caranya? Ya dengan selfie. Tetapi selfie pun harus melihat kondisinya. Pendaki yang hendak selfie namun tidak melihat kondisi di sekitarnya bisa saja hanya menyumbangkan nyawa. Kondisi yang harus dilihat adalah apakah lokasi tempat selfie tersebut aman atau tidak. Kalau selfie dengan latar pemandangan yang elok tapi berada di pinggir jurang, apakah bisa dilihat dikatakan aman?
7. Tidak Bisa Menakar Kemampuan Dirinya Sendiri
Hal ini pula yang sering terjadi kepada pendaki pemula. Mereka tidak bisa mengukur sejauh mana kemampuan yang di miliki. Hanya karena gengsi dan seru-seruan, mereka ikut saja mendaki gunung tanpa kesiapan fisik yang optimal. Akibatnya mereka kepayahan dengan jalur pendakian yang terjal dan berat. Lebih parahnya lagi, orang-orang yang mendaki gunung tanpa kesiapan fisik yang optimal bisa-bisa terserang hipotermia.
Tak bisa dipungkiri kalau mendaki gunung memang kegiatan yang menyenangkan. Tetapi aktivitas ini juga merupakan kegiatan yang sangat berat dan membutuhkan persiapan matang. Jangan anggap enteng hal-hal di atas, karena pada realitanya sudah banyak yang jadi korban. Jangan sampai acara naik gunung yang menyenangkan jadi jalan pengantar nyawa.