Hari Raya Imlek merupakan istilah umum, yang dalam bahasa Tiongkok disebut dengan Chung Ciea. Chung Ciea sendiri artinya adalah Hari Raya Musim Semi. Hari Raya ini lazimnya jatuh pada bulan Februari dan bila di negeri Tiongkok, Korea, dan Jepang ditandai dengan sudah mulainya musim semi. Perayaan Imlek mulai dikenal sejak jaman Dinasti Xia, yang kemudian menyebar ke penjuru dunia, termasuk Indonesia oleh para perantau asal Tiongkok. Tradisi tahunan itu pun di kenal luas sebagai identitas budaya Tionghoa di tanah perantauan.
Kegembiraan dalam Imlek tergambar jelas dari sikap masyarakat yang saling mengucapkan Gong Xi Fa Cai, kepada keluarga, kerabat, teman dan handai taulan. Gong Xi Fa Cai artinya ucapan selamat dan semoga banyak rezeki. Adat ini kemudian di bawa oleh masyarakat Tionghoa ke manapun dia merantau, termasuk ke Indonesia.
Bagi masyarakat Tionghoa tentu sudah sangat familiar dengan Imlek, tapi sebagai orang luar, tahukah kamu bahwa ada beberapa hal unik dari tradisi ini? Apa sajakah itu? Kamu bisa menyimaknya di bawah ini.
1. Angpao
Bagi anak kecil, angpao adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu, karena amplop merah itu berisi uang jajan. Hanya saja, ternyata pengisian uang jajan di angpao tidak boleh asal jumlahnya. Jumlah yang dilarang adalah adanya angka empat dan bilangan ganjil. Etnis Tionghoa percaya betul bahwa angka empat dan bilangan ganjil dapat mendatangkan kesialan.
2. Suasana Hati
Dalam hari raya Imlek, seseorang tidak boleh bersedih dan diharuskan Nampak ceria dengan senyum manis sepanjang hari. Kenapa? Sebabnya adalah, jika kamu ceria di hari Imlek maka dalam setahun penuh kebahagiaan akan menyelimuti hidupmu. Sebaliknya, jika kamu tampak murung di hari Imlek, maka kesedihan akan mengikutimu selama satu tahun.
3. Sewa pacar
Di Tiongkok ada usaha unik menjelang Imlek, usaha tersebut adalah jasa penyewaan pacar. Jasa sewa pacar sudah mulai populer baik offline maupun online, seperti lewat Taobao atau WeChat. Para pria jomblo biasanya mencari agen penyewaan pasangan untuk merayakan Imlek demi mengatasi rasa mindernya pada keluarga.. Paket ini dilengkapi dari pelukan gratis, memegang tangan, mencium di kening hingga pipi, bibir, bahkan sampai bercinta. Tapi semua itu tergantung kesepakatan awal antara pemilik jasa dengan klien.
4. Warna merah
Kenapa merah bisa menjadi warna pilihan pada pakaian yang digunakan pada saat perayaan Imlek? Sebab bagi etnis Tionghoa merah adalah warna keberuntungan. Bahkan, bagi yang lahir di tahun Kuda, sungguh sangat diwajibkan mengenakan warna ini pada perayaan Imlek nantinya. Hal tersebut dipercaya akan membawa keberuntungan.
5. Keramas dan Bersih-bersih
Menyapu rumah berarti juga membersihkan rumah agar kotoran yang dianggap sebagai simbol kesialan disingkirkan, hingga tersedia ruang yang cukup untuk menampung keberuntungan. Rumah yang bersih juga sedap dipandang mata kan? Setelah itu, mereka akan menyingkirkan sapu dan sikat dari jangkauan. Mereka juga tidak diperbolehkan menyapu rumah saat hari pertama tahun baru karena itu artinya mengusir keberuntungan yang sudah hadir di rumah. Selain itu, keramas pun memiliki peraturan yang sama. Jika seseorang keramas pada saat hari perayaan Imlek maka itu artinya ia telah mengusir keberuntungan dalam dirirnya.
6. Petasan dan Barongsai
Tidak hanya ditujukan untuk kemeriahan, petasan dan barongsai ternyata diyakini dapat menakut-nakuti roh jahat yang akan mengacaukan perayaan Imlek. Dulunya, sebelum menggunakan petasan, etnis Tionghoa menggunakan batang bambu yang dibakar. Namun seiring perkembangan zaman, mereka menggantinya dengan petasan atau kembang api.
7. Makanan
Jika dalam Imlek kamu memakan ayam, maka ayam tersebut harus dalam keadaan utuh, tidak boleh dipotong. Hal itu karena mewakili keutuhan dalam setiap aspek hidup. Selain ayam, masyarakat Tionghoa sering memilih untuk makan permen dan mie panjang umur. Mie panjang yang tidak dipotong dapat mewakili kepercayaan bahwa setelah makan mie, akan diberikan umur yang panjang. Makanan manis lainnya seperti gula-gula, manisan, dan puding beras juga akan nampak pada saat perayaan Imlek, baik sebelum maupun sesudahnya.
Sama seperti hari raya yang lain, Imlek tak hanya tentang kemeriahan, mewah, dan petasan, di baliknya ada makna-makna yang sangat mendalam. Misalnya soal bagaimana melewati tahun dengan baik, lalu eksistensi filosofi membuang kesialan dan lain sebagainya. Lantaran masyarakat Tionghoa sudah jadi bagian dari Indonesia, maka kita pun harus menghormati tradisi ini.