Satu hal yang rasanya selalu identik dan lekat dari penampilan seorang Sukarno, yaitu peci hitamnya. Coba deh cari gambar sosok proklamator yang satu ini di internet, pasti yang paling banyak kita temukan adalah sosoknya yang begitu bersahaja dengan peci hitamnya. Tapi tahukah kalau peci tersebut memiliki sejumlah cerita menarik?
Mungkin kamu berpikir, “Ah, memangnya apa sih istimewanya peci Bung Karno? Bukannya itu sudah biasa, ya?” Hm, iya sih mungkin banyak orang yang juga berpikir seperti itu. Tapi setelah kamu mengetahui sejumlah fakta ini, kamu akan terkejut karena tak menduga kalau peci hitam Bung Karno ternyata juga memiliki nilai sejarah.
Peci yang Dikenakan Sukarno Sengaja Dipakai Agak Miring
Kalau dilihat sepintas mungkin tak terlalu kentara. Tapi dalam beberapa kesempatan terlihat Bung Karno kalau memakai peci, posisi pecinya agak miring. Apakah hal itu cuma kebetulan saja?
RM Soeharyono, keponakan RM Soemosewoyo yang juga bapak angkat Bung Karno memaparkan kalau tujuan Bung Karno memakai peci miring itu adalah untuk menutupi bekas lukanya. Akibat terjatuh dari pohon beringin sewaktu bermain, ada luka di jidat Bung Karno. Pecinya pun sengaja dikenakan agak miring sedemikian rupa untuk menutup luka di jidatnya tersebut.
Kabarnya Peci Bung Karno Itu Buatan Tanah Abang
Selain tongkat komando dan kacamata hitam yang jadi ciri penampilan Bung Karno, peci hitam juga lekat sekali dengan figur dirinya. Karena karismanya yang begitu tinggi, semua yang berkaitan dengan Bung Karno sering dikaitkan dengan hal-hal berbau supranatural. Termasuk soal peci hitamnya. Tapi ternyata peci hitam tersebut sebenarnya hanyalah peci biasa yang kabarnya dibeli di Tanah Abang.
Ada sebuah kisah yang menarik. Suatu hari, Bung Karno mendatangi warung mie yang dimiliki oleh pria yang bernama Abdurrahim. Di kesempatan itu, Bung Karno menanyakan soal peci yang dikenakan Abdurrahim. Setelah bertanya soal tempat membeli peci, Bung Karno diantar ke tempat Mustofa Ahmad. Bermula dari situlah, Bung Karno mengenakan peci buatan warga Tanah Abang bernama Mustofa Ahmad.
Bung Karno Kalau Pesan Peci Bisa Langsung Selusin
Seperti yang sudah diceritakan sebelumnya, Bung Karno menyukai peci buatan Mustofa Ahmad. Dan kalau memesan terkadang tak cukup hanya satu. Menurut keterangan Bahtinoor, murid terakhir Datuk Mujib bin Sa’bah, Bung Karno kalau pesan peci bisa langsung selusin.
Menurut pernyataan Mangil Martowidjojo, Bung Karno memang penyuka peci. Bahkan peci hitam selalu terpasang rapi bersamaan dengan pakaian yang dijahit secara khusus oleh seorang keturunan berdarah Cina yang bernama The.
Ada Alasan di Balik Pemilihan Warna Hitam
Bung Karno memberi pengaruh besar pada penggunaan peci. Awalnya, peci merupakan penutup kepala buruh Melayu. Lalu Bung Karno mencoba untuk mengangkatnya dan menjadikannya identitas yang bisa diterima berbagai kalangan.
Pemilihan warna hitam juga ada alasannya sendiri, yaitu karena terinspirasi dari salah satu penguasa negara di Eropa yang menjadikan warna hitam sebagai simbol kekuasaan, keberhasilan, juga kedisiplinan. Kemudian, warna hitam ini diubah Bung Karno sebagai simbol solidaritas, egaliter, dan juga simbol perjuangan bangsa yang tertindas.
Peci pun jadi simbol pemersatu bangsa. Pada pertemuan Jong Java tahun 1921, Bung Karno datang memakai peci dan mendeklarasikan peci sebagai penutup kepala sebagai simbol pemersatu bangsa dari semua kalangan. Wah, ternyata peci hitam Bung Karno memiliki nilai historis juga, ya.