Di dunia sepak bola bukan hal baru lagi kalau ada cerita suporter yang bentrok. Banyak yang jadi sebabnya, mulai dari kekalahan tim favorit hingga suporter tim lawan yang rese. Walhasil menimbulkan adu kekuatan yang tak hanya merugikan kubu suporter, tapi juga tim sepak bola kesayangan.
Sebel banget nggak sih kalau ada kerusuhan antar suporter? Usut punya usut, kejadian bentrok antar suporter bola nggak cuma terjadi di Indonesia lho. Bahkan tahun 1969 dulu kejadian serupa terjadi di Honduras saat kesebelasan negara ini melawan tim dari El Salvador. Parahnya lagi sampai pecah peperangan. Nah lho!
Perang ini akhirnya dikenal dengan nama La Guerra del Futbol atau Soccer War. Bener nggak sih perang yang memakan nyawa ribuan manusia itu terjadi cuma gara-gara sepak bola aja? Simak ulasan menarik berikut ini.
Pertempuran Berdarah yang Dipicu Pertandingan Sepak Bola
Konflik sepak bola ini terjadi saat laga kualfikasi Piala Dunia 1970 di Meksiko. Saking kuatnya, ketiga tim beradu kepiawaian mengocek bola sebanyak 3 kali. Laga pertama berlangsung di Honduras. Saat itu El Salvador harus menanggung kekalahan 1-0. Kekalahan tersebut disebabkan karena teror dari suporter Honduras. Mereka melempari kamar hotel para pemain El Salvador dengan telur busuk dan bangkai tikus. Kelakuan nakal tersebut bikin tim El Salvador terjaga semalam suntuk, sehingga saat bertanding kondisi mereka kurang prima.
Pertandingan kedua berlangsung di El Salvador. Di pertandingan ini giliran Honduras yang harus mereguk pil pahit kekalahan dengan skor 3-0. Sebagai ajang balas dendam, suporter Honduras mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari pendukung El Salvador. Bendera dan lagu kebangsaan Honduras dijadikan olok-olokan oleh suporter El Salvador. Klimaks dari kerusuhan yang antar suporter ini adalah pertandingan di Meksiko, di mana El Salvador memenangkan pertandingan dengan skor 3-2. Pemerintahan El Salvador tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik dengan Honduras.
Pemutusan Hubungan Diplomatik Secara Tiba-tiba
Tak ada angin, tak ada hujan tiba-tiba pemerintahan El Salvador memutuskan hubungan diplomatik dengan Honduras. Ternyata sebabnya adalah karena El Salvador kecewa dengan Honduras yang tak bisa memperlakukan dengan baik para imigran El Salvador yang ada di sana. Imigran El Salvador mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari penduduk Honduras. Mereka dipukuli dan tanah mereka direnggut. Namun, pemerintah Honduras diam saja.
Menyusul pemutusan hubungan diplomatik tersebut, perbatasan kedua negara mulai ditutup. Militer kedua negara mengencangkan tali sepatu dan mulai menyusun strategi. Diam-diam El Salvador menyiapkan senjata tempur paling kuat mereka, yaitu F4U Corsair dan P51 Mustangs. Keduanya merupakan pesawat tempur pada jaman perang dunia ke-2.
Perang 100 Jam Antara El Salvador dan Honduras
Pagi hari tanggal 14 Juli 1969, pasukan El Salvador menggempur Honduras dengan pesawat tempur mereka. Serangan El Salvador menyasar jalanan utama Honduras yang menghubungkan kedua negara tersebut. Kemudian mereka juga menyerang pulau Golfo de Fonseca. Pada tanggal 15 Juli 1969 mereka menguasai ibukota pemerintahan Honduras.
Serangan besar-besaran tersebut membuat El Salvador kehabisan pasokan perang. Kesempatan ini nggak disia-siakan oleh pasukan Honduras. Mereka menyerang lumbung persediaan minyak El Salvador. Pada tanggal 18 Juli 1969 malam, gencatan senjata dicetuskan, tapi gencatan senjata tersebut baru efektif pada tanggal 20 Juli 1969 yang kemudian disusul dengan penarikan militer kedua belah pihak
Peperangan Berdarah yang Menghabisi Ribuan Nyawa
Selama ini, belum ada perang yang membawa untung. Dalam ‘perang sepak bola’ antara El Salvador dan Honduras ini ribuan nyawa hilang. Tentara Honduras yang meninggal sebanyak 250 orang dan penduduk sipil yang tewas mencapai 2 ribu jiwa. Dari pihak El Salvador sendiri, sekitar 900 nyawa melayang sia-sia. Selain korban jiwa, perang antara kedua negara tersebut juga menyebabkan banyak orang kehilangan tempat tinggal.
Selanjutnya sekitar 300 ribu imigran kembali ke El Salvador. Jumlah tersebut semakin bertambah, karena beberapa imigran menyusul belakangan. Kembalinya imigran dengan tidak disertai infrastruktur yang baik, menyebabkan tingkat kemiskinan di El Salvador meningkat dan membuat negara ini kian terpuruk.
Sekali lagi, peperangan selalu membawa kerugian bagi pihak manapun. Contoh konkritnya ya ‘perang sepak bola’ atau perang 100 jam ini. Cuma gara-gara sepak bola aja bisa pecah pertikaian antar negara. Gimana kita yang satu negara ada banyak kesebelasan? Karena itu, kita harus selalu berusaha menjaga kedamaian di bidang apapun.