Memiliki anak bagi orangtua adalah kebahagiaan yang sungguh tak karuan besarnya. Kalau dianalogikan, punya anak itu jauh lebih membahagiakan daripada dapat duit satu miliar. Anak adalah karunia terbesar yang di sana tersemat doa-doa serta pengharapan besar orangtuanya di masa depan. Karena anak adalah karunia yang luar biasa, maka adalah wajar kalau pada akhirnya orangtua tak pernah keberatan menuruti semua keinginan anaknya.
Ya, menuruti anak adalah kebahagiaan bagi orangtua. Wajah senyum ketika mendapatkan barang-barang yang diinginkan juga obat bagi lelahnya orangtua yang mencarikan uangnya. Sayangnya, maksud baik orangtua seperti itu kadang ditafsirkan lain oleh anak. Mereka beranggapan jika meminta apa pun pasti akan didapatkan, tak peduli kondisi orangtua seperti apa. Kisah macam itu banyak, bahkan sedang dialami oleh sosok ayah satu ini.
Jadi, sang ayah ini benar-benar membuat para penjaga konter handphone di sebuah kota berlinangan air mata. Bagaimana tidak, sang ayah tersebut membeli sebuah HP dengan uang dua ribuan. Agak aneh memang, tapi alasan di balik itu sungguh bikin hati teriris. Si ayah ini mengatakan ingin membelikan HP anaknya agar mau pergi ke sekolah.
Membeli HP android dengan uang dua ribuan, tentu kamu bisa menebak bagaimana susahnya sang ayah ini mencari uang. Bisa dipastikan pula jika uang tersebut adalah hasilnya menabung setelah sekian lama. Namun, semua hasil cucuran keringat itu berakhir dengan gengsi anaknya yang tak mau sekolah gara-gara tidak memegang HP.
Kisah ini diunggah di Facebook dan seketika banjir komentar dan like. Rata-rata komentar bertuliskan makian dan sumpah serapah kepada si anak yang tak tahu diuntung. Ada juga yang bilang ini salah pergaulan dan sebagainya. Bahkan ada pula yang berkomentar jika si ayah ini seharusnya tak perlu menuruti semua keinginan anaknya.
Lewat kisah ini ada banyak pelajaran yang bisa diambil. Salah satunya adalah mengajarkan kepada anak tentang arti kesederhanaan serta menerima keadaan. Sungguh, cerita di atas ini akan berbalik banjir pujian ketika sang anak rela tak keberatan memakai baju lusuh untuk sekolah atau berganti-ganti sepatu dengan adiknya karena hanya punya sepasang. Sayangnya, kisah macam itu tak pernah ada di dunia nyata.