Masih ingat dengan Mbah Marijan yang merupakan juru kunci dari Gunung Merapi, kan? Ya, benar sekali! Juru kunci yang membuat tenar jargon ‘rosa! rosa!’ itu merupakan salah satu kuncen terbaik yang dimiliki oleh Yogyakarta. Dengan semangat tinggi dan juga pengabdian tinggi beliau enggak meninggalkan Gunung Merapi saat terjadi erupsi. Bahkan, beliau menentang perintah dari Hamengkubuwono X yang menjadi Raja Yogyakarta saat ini hingga nyawa beliau akhirnya diambil Sang Maha Kuasa.
Melihat kisah dari Mbah Marijan yang benar-benar heroik ini, muncullah beberapa pertanyaan dari benak penulis. Pertama, seperti apa sih juru kunci itu? Lalu apa tugas dari seorang juru kunci? Apakah menjadi seorang juru kunci harus mengabdi hingga mengorbankan nyawanya? Untuk menjawab semua pertanyaan itu, mari kita bahas satu persatu hal-hal terkait kuncen atau juru kunci.
Siapa Sebenarnya Juru Kunci Itu?
Juru kunci adalah seseorang yang diberi atau mengemban tugas untuk menjaga tempat-tempat yang dianggap keramat atau wingit. Mereka biasanya diangkat oleh penguasa daerah setempat seperti raja di Yogyakarta atau sesepuh dari desa jika di daerah lainnya. Mereka biasanya ditugasi untuk menjaga kawasan ini dari pagi hingga sore atau tinggal di sana.
Juru kunci biasanya menerima gaji dari penguasa setempat setiap bulannya atau mendapatkan sumbangan dari masyarakat. Namun, juru kunci di tempat keramat atau kuburan hanya mengandalkan kotak amal dari tamu yang nantinya datang. Dengan uang diberikan itu, juru kunci bisa hidup dan membiayai keluarganya.
Tugas dari Seorang Juru Kunci
Juru kunci memiliki tugas untuk menjaga kawasan yang dipercayakan kepadanya. Kalau tempat itu berupa gunung, dia akan menjaga kawasan sekitarnya agar bebas dari sampah. Kalau ada beberapa bagian yang tidak sesuai akan dibenarkan agar gunung tidak menjadi rusak dan tetap alami. Hal seperti ini dilakukan juga oleh Mbah Marijan semasa masih hidup dan mengabdi.
Kalau juru kunci bekerja di kuburan atau tempat keramat, mereka akan membersihkan tempat itu dan mengarahkan pengunjung. Biasanya juru kunci akan memberitahu mana yang boleh dilakukan dan mana saja yang tidak boleh dilakukan. Mereka akan menjaga tempat itu agar tidak rusak dan hal-hal yang tidak diinginkan bisa terjadi.
Selain menjaga lingkungan, beberapa juru kunci juga bertugas menghubungkan dunia manusia dan juga gaib. Tidak bisa dimungkiri lagi kalau tempat-tempat keramat selalu memiliki makhluk gaib. Ada juru kunci yang kadang menemani tamu untuk melakukan ritual di tempat tersebut entah untuk pesugihan atau kepentingan lainnya.
Pro dan Kontra Juru Kunci
Adanya juru kunci atau kuncen menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. Mereka yang kontra mengatakan kalau pekerjaan ini tidak sesuai dengan ajaran agama tertentu. Menjaga tempat yang dianggap wingit sama halnya menyekutukan Tuhan sehingga praktik seperti ini sudah sepantasnya tidak dilakukan di zaman modern seperti sekarang.
Mereka yang mendukung mengatakan kalau dengan adanya kuncen, tempat-tempat tersebut bisa dijaga. Kebersihan dan juga keaslian tempat bisa terawat setiap harinya. Dewasa ini para pengunjung tempat sakral atau pendaki gunung sekali pun juga banyak yang suka membuat kerusakan, vandalisme, hingga membuang sampah sembarangan.
Juru kunci memiliki fungsi sendiri sebagai penjaga budaya atau kebiasaan yang ada sejak dahulu kala. Kalau hal-hal seperti ini dilarang, bisa saja tempat bersejarah dan sakral rusak dan tidak dikenali lagi. Juru kunci adalah orang yang mendedikasikan tidak hanya waktunya tapi juga hidupnya untuk menjaga tempat yang dianggap sakral. Jadi bisa dibayangkan sendiri kalau mereka tidak ada.