Bukan tanpa alasan kenapa Nazi Jerman dianggap sebagai negara paling kejam sepanjang sejarah. Ya, seperti ratusan ulasan yang mungkin sudah kamu baca, mereka ini terbukti membantai begitu banyak orang, terutama para Yahudi. Entah lewat kamar-kamar gasnya yang mematikan, atau mungkin eksekusi-eksekusi biadab. Nazi, selamanya akan diingat sebagai bangsa paling kejam.
Ketika Jerman dicaci sedemikian rupa, Inggris di sisi lain dipuja sebagai bangsa yang besar. Memang dalam banyak hal Inggris punya banyak jasa bagi dunia, tapi tak bisa dipungkiri kalau negerinya Ratu Elizabeth ini juga pernah bahkan sering berbuat kejam. Sayangnya, dunia entah kenapa seolah menutup mata akan hal tersebut.
Jika kita menelusuri tiap jejak riwayat bangsa Inggris, pasti akan menemukan cerita-cerita kejam dan jahanam mereka. Seperti deretan kisah berikut ini yang jadi bukti tak terbantahkan kekejian mereka.
Lima Juta Orang Bengal, India, Mati Kelaparan Gara-Gara Inggris
Meskipun sekarang akur, dulu India dan Inggris adalah musuh bebuyutan. India patut dendam memang, mengingat mereka pernah dijajah Inggris dengan cara-cara yang begitu kejam. Ya, ada banyak tragedi buruk di negeri Hindustan selama masa penjajah British. Salah satunya adalah fenomena kelaparan di Bengal yang menewaskan kurang lebih lima juta manusia.
Inggris diketahui menjatah tiap daerah jajahannya di India. Namun, pada satu waktu, mereka tidak memberikan ransum tersebut kepada salah satu daerah bernama Bengal. Alasannya sungguh miris, Inggris butuh itu untuk memberi makan tentaranya. Alhasil, warga Bengal pun terlunta-lunta dalam kelaparan. Diketahui, setidaknya lima juta orang Bengal meninggal ketika itu. Mirisnya kejadian ini jarang ada yang tahu maupun diekspos lebih dalam.
Kejamnya Inggris di Kamp Konsentrasi Boer
Sebelum merdeka di tahun 1931, Afrika Selatan diketahui berada di bawah kendali Inggris. Tentunya sebagai daerah jajahan. Sama seperti perlakuannya kepada India, Inggris juga sangat tidak memanusiakan Afrika Selatan. Salah satu buktinya adalah berdirinya sebuah kamp konsentrasi di sana bernama Boer.
Tak ada yang benar-benar beda dari Boer kalau dibandingkan dengan kamp mana pun juga. Di dalamnya, orang-orang Afsel dipaksa untuk hidup dengan penuh nestapa. Tempat yang sempit, sedikit makanan, serta penjaga kejam yang sama sekali tak segan untuk membunuh. Melihat kondisi yang semacam ini, maka tak heran kalau kemudian begitu banyak penduduk yang mati di sana. Anak-anak juga termasuk korban terbesarnya.
Pembantaian Amritsar oleh Inggris
Bagi orang Inggris tragedi Amritsar mungkin bukan sesuatu yang penting. Tapi, bagi masyarakat India kejadian ini takkan mungkin bisa dilupakan. Bagaimana tidak, dalam peristiwa ini orang-orang India dibantai seperti hewan ternak hanya gara-gara protes untuk sesuatu yang memang hak mereka. Ya, protes tentang penjajahan yang tengah mereka alami.
Awalnya aksi protesnya berjalan cukup damai. Bahkan wanita dan anak-anak pun ikut serta. Sampai akhirnya, terjadi pemantik-pemantik kecil yang membuat serdadu-serdadu Inggris mengokang senjatanya ke arah kerumunan. Sekejap kemudian demo berakhir menjadi scene film zombie ketika tentara Inggris menembaki orang-orang itu. Bahkan menurut cerita, orang-orang Inggris sampai menghabiskan stok peluru mereka untuk ini. Lucunya, pria yang menyarankan untuk membantai kerumunan bernama Brigadier Reginald Dyer, justru diberi duit oleh kerajaan Inggris dan dijuluki ‘The Man Who Save India.’ Konyol sekali bukan?
Kekejaman Inggris di Irak
Tak hanya India dan Pakistan, negara-negara Timur Tengah juga merupakan jajahan negeri Ratu Elizabeth. Salah satunya adalah Irak yang merdeka tahun 1932. Pasca kemerdekaan Irak ini adalah masa yang sangat menggelikan. Bukan bermaksud menghina perjuangan masyarakat Iraknya, melainkan upaya Inggris untuk tetap sok kuasa padahal negeri tetangga Iran ini sudah benar-benar merdeka.
Ya, hal ini dilakukan Inggris dengan mencalonkan pemimpin boneka yang bisa disetir oleh kerajaan. Namun, masyarakat Irak tak mau lagi dibodoh-bodohi sehingga melakukan perlawanan. Konyolnya, Inggris justru marah akan hal tersebut kemudian mulai bersikap kejam. Beberapa di antaranya adalah melakukan bombardir di area tertentu sampai pembunuhan-pembunuhan.
Edannya Inggris di Kenya
Selain India, dan Afrika Selatan, Kenya adalah negeri jajahan Inggris yang diperlakukan sangat kejam. Salah satu bukti kuatnya tak lain adalah keberadaan kamp konsentrasi di negara tak kaya itu. Bahkan sejarah mencatat kalau kamp versi Kenya ini lebih kejam daripada yang ada di Afrika Selatan.
Ketika itu, serdadu Inggris benar-benar kurang ajar dan sama sekali tidak menganggap para penghuni kamp adalah manusia. Mereka dengan seenaknya berlaku biadab macam menginjak testis para pria hingga remuk sampai memotong dada-dada wanita. Tak hanya itu, mereka juga tercatat sering sekali memotong telinga-telinga sampai memasukkan pisau ke pantat orang-orang Kenya tersebut. Sangat menakutkan. Namun, penderitaan ini pada akhirnya usai ketika Kenya merdeka di tahun 1963.
Dari cerita-cerita di atas, tak bisa dibantah lagi kalau Inggris memang bangsa yang kejam. Mungkin benar kalau mereka memberi kita televisi, mesin uap, dan penisilin. Tapi, di sisi lain negeri pemilik Big Ben ini juga menyebarkan kekejaman yang bisa dikatakan tak termaafkan.