Tugce Albayrak, gadis berusia 23 tahun itu bisa saja pura-pura tak mendengar teriakan putus asa yang ditingkahi suara tawa bernada kejam dari sebuah toilet di sebuah restoran cepat saji McDonald’s di Kota Offenbach, dekat Frankfurt, Jerman.
Seruan minta tolong tersebut berasal dari dua orang gadis remaja yang jadi bulan-bulanan sekelompok pria. Mereka menjadi korban pelecehan seksual. Kejadian memilukan itu terjadi pada 15 November 2014 lalu, Albayrak memilih tak hanya tinggal diam. Dia menyelamatkan para korban, dan bergelut dengan para pelaku.
Tugce kemudian terlibat adu mulut dengan sekelompok pria yang melecehkan remaja tadi, tanpa takut dia berusaha menghentikan tindakan itu. Namun sekelompok laki-laki tersebut malah menyerangnya secara brutal di parkiran parkir McD, Kota Offenbach, dekat Frankfurt. Hal ini terlihat dalam sebuah video rekaman CCTV yang dipublikasikan di media Youtube memperlihatkan kejadian tersebut.
Tonjokan yang menimpanya membuat Tugce terpental dan membuatnya tidak sadarkan diri. Dia koma selama dua pekan dan dokter memvonisnya mati otak. Dokter angkat tangan dan pihak keluarga pun merelakan kepergiannya. Di hari ulang tahunnya yang ke 23 pihak keluarga mencopot alat bantu hidup yang terpasang di tubuhnya.
Kematiannya menjadi duka cita mendalam, tak hanya bagi keluarganya, tapi seluruh rakyat Jerman. Bendera Turki dan Jerman berkibar di hari pemakamannya, Rabu 3 Desember 2014. Pemakamannya dihadiri ribuan pelayat dari berbagai latar agama. Lebih dari 1.000 pelayat melantunkan doa dalam upacara pemakaman secara Islam dan disiarkan secara langsung di televisi. Belum lagi kerumunan orang di jalanan untuk memberikan penghormatan terakhir.
Pemakaman gadis itu berlangsung di kota kecil Wachtersbach. Sejumlah pejabat turut menghadirinya seperti Ketua Uni Islam Turki-Jerman, menteri negara bagian Hesse, Dubes Turki untuk Jerman dan sejumlah politisi lokal dan federal.
Dalam sebuah petisi, publik Jerman meminta agar pemerintah memberikan penghormatan untuknya dengan medali Federal Order of Merit atas keberaniannya tersebut. Keberanian sang gadis memang luar biasa, menyelamatkan orang lain namun nyawanya sendiri menjadi taruhannya. Lantas, di luar sana masih adakah orang yang memiliki keberanian seperti ini.