Tidak banyak yang tahu dengan kekerasan yang terjadi di Burundi. Padahal negara kecil di Afrika tersebut sedang mengalami polemik yang menewaskan banyak orang. Bahkan para pengungsi Burundi menyebut negaranya sendiri sebagai neraka kemanusiaan.
Kekacauan besar sedang terjadi, namun dunia Internasional belum melakukan usaha maksimal untuk membantu mereka. Warga Burundi merasa ditinggalkan dan tidak dipedulikan.
1. Burundi Mengalami Krisis Hingga Banyak Terjadi Kasus Pembunuhan
Pembunuhan massal sedang terjadi di Burundi. Warga diperkosa, disiksa, dan dibunuh di rumah mereka sendiri. Tidak ada hari tanpa pembunuhan dan ratusan orang berusaha pergi dari negara tersebut.
2. Orang-orang yang Memilih Mengungsi Menyebut Negara Mereka Sebagai Neraka Kemanusiaan
Warga sudah terbiasa melihat seseorang yang mereka kenal atau bahkan keluarga mereka sendiri dibunuh. Memohon untuk dilepaskan tidak akan membuahkan hasil karena kematian tetap mengancam mereka di negaranya sendiri.
3. Warga Protes Karena Presiden Pierre Nkurunziza Melanggar Konstitusi
Kekacauan ini terjadi karena Presiden Nkurunziza berusaha untuk mencalonkan diri lagi sebagai presiden untuk ketiga kalinya. Hal ini melanggar konstitusi yang hanya mengijinkan seseorang menjadi presiden selama 2 periode saja dengan lama jabatan 5 tahun setiap periodenya.
4. Sempat Terjadi Upaya Kudeta Namun Gagal
Terjadi penolakan besar di masyarakat dan sempat muncul upaya kudeta. Namun kudeta ini gagal dan yang tersisa adalah kekerasan dan konflik yang terus menerus terjadi di Burundi.
5. Suasana Burundi Berubah Mencekam dengan Banyaknya Kerusuhan
Konflik yang awalnya bersifat politis berubah menjadi konflik etnis. Kebanyakan korban pembunuhan berasal dari pemuda etnis Tutsi, sebuah etnis minoritas yang dulu pernah memegang kekuasaan.
6. Sebagian Orang Memilih Untuk Mengungsi Diri Dari Burundi
Lebih dari 100 orang berusaha keluar dari Burundi setiap harinya. Bahkan setidaknya 250 ribu lebih warga Burundi telah mengungsi ke beberapa negara tetangga seperti Tanzania, Rwanda, Uganda, dan Kongo pada akhir tahun 2015 lalu.
7. Perkemahan Pengungsi Burundi
Berhasil keluar dari Burundi bukan berarti mereka sudah aman. Karena masih ada banyak masalah lain yang harus dihadapi oleh mereka di tempat pengungsian.
8. Pengungsi Tidur di Alas yang Seadanya
Para pengungsi harus rela tidur di tempat yang ala kadarnya dan penuh sesak dengan semakin bertambahnya jumlah pengungsi. Mereka juga menderita kekurangan makanan, tapi bantuan yang datang terbatas.
9. Penyakit Kolera Menyebar Diantara Para Pengungsi
Masalah lain yang juga menghantui adalah penyakit yang bisa menyerang kapan saja. Bahkan wabah kolera telah menyebar diantara pengungsi Burundi di Tanzania. Setidaknya 3 ribu orang tertular penyakit ini.
PBB dan African Union sebenarnya sudah mengambil langkah untuk melakukan intervensi. African Union berusaha mengirimkan pasukan untuk menjaga kedamaian tapi ditolak keras oleh presiden Burundi. PBB juga telah melakukan dialog dengan agar presiden Burundi menerima usaha African Union, namun tidak membuahkan hasil. Sayangnya, sejak saat itu masih belum ada langkah lainnya. Dan para pengungsi Burundi merasa mereka telah dilupakan.