Tiongkok di mata dunia sangatlah mentereng pamornya. Mereka calon pemilik kekuatan ekonomi paling greget dunia serta negara adidaya terkuat nomor tiga setelah Amerika Serikat dan Rusia. Sayangnya, di balik jemawanya sang negeri tirai bambu, ada satu fakta miris yang sangat kontradiktif sedang terjadi di negara ini. Percaya tidak percaya, Tiongkok ternyata adalah salah satu negara paling miskin di dunia.
Sulit dipercaya memang, tapi fakta yang ada menunjukkan hal yang demikian. Jika kita lebih dalam menyelami negeri Tiongkok, maka akan nampak realita yang mengenaskan dari warga-warga Tionghoa di sana. Memang banyak sekali orang mampu di sini, tapi yang miskin jumlahnya juga tak terkira banyaknya.
Inilah sisi lain Tiongkok, negara calon penguasa dunia yang ternyata juga mengalami masalah klasik ala negara-negara berkembang. Simak ulasannya berikut.
1. 82 Juta Orang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
Survey terbaru mengatakan orang-orang Tiongkok yang kaya bertumbuh sangat pesat. Tercatat ada sebanyak satu juta orang di sana yang sukses menjadi miliuner baru di tahun 2013 lalu. Sebuah prestasi yang bagus, meskipun hal ini takkan bisa menutupi fakta tentang jumlah penduduk miskin Tiongkok yang angkanya sangat fantastis.
82 juta orang tercatat hidup di bawah garis kemiskinan. Jumlah ini mungkin sangat kecil kalau dibandingkan dengan total penduduk Tiongkok. Namun, angka 82 juta orang miskin tetaplah sangat tinggi. Bahkan jika dibandingkan dengan negara kita, angka kemiskinan di Tiongkok sangat jauh bedanya. Ya, di tahun 2015 lalu, diperkirakan jumlah orang miskin di Indonesia sebanyak 27 juta orang atau sepertiga jumlah orang miskin Tiongkok.
2. 70 Juta orang Hanya Berpendapatan $376 Dalam Setahun
Hampir bisa dipastikan orang keturunan Tionghoa di Indonesia rata-rata sukses besar. Meskipun tidak semua punya pabrik atau toko-toko retail besar, tapi setidaknya mereka sangat mampu untuk hidup dengan layak. Sayangnya, hal serupa tidak terjadi di tanah Tiongkok. Hingga hari ini, diperkirakan sekitar 70 juta orang berpendapatan sebanyak $376 per tahun.
Jumlah ini tentu sangat kecil. Jika dibagi 12, 70 juta orang ini hanya berpendapatan $31 per bulannya. Nyaris hidup hanya dengan $ 1 per hari. Bayangkan susahnya hidup dengan uang seperti ini. Belum lagi di sana harga-harga tidak semurah yang kita pikir. Belum biaya-biaya yang lainnya.
3. Ribuan Rumah di Tiongkok Tidak Dialiri Listrik
Bicara pembangunan, Tiongkok jelas terdepan di dunia. Hingga hari ini kegiatan yang berhubungan dengan infrastruktur masih begitu menggeliat di Tiongkok, apalagi di kota-kota besarnya. Sayangnya, di saat pembangunan begitu pesat, ternyata beberapa daerah di negeri tirai bambu ini tak tersentuh peradaban.
Ya, ribuan rumah ternyata tidak memiliki akses listrik. Bertahun-tahun mereka mengandalkan penerangan seadanya dan hidup jauh dari kemajuan karena minimnya listrik. Siapa yang sangka di balik gemerlapnya Shanghai atau Beijing, ternyata ada banyak daerah yang listrik saja tidak ada.
4. 6 Juta Orang Miskin Krisis Air Bersih
Masalah lingkungan memang jadi ancaman serius yang tengah dihadapi oleh Tiongkok. Entah itu asap industri sampai pencemaran air. Soal air, menurut sebuah survey diketahui sekitar 90 persen wilayah berpenduduk di Tiongkok, krisis air tanah yang bersih. Alhasil, ini juga turut memengaruhi kehidupan orang miskin di sana.
Ya, faktanya sekitar hampir 6 juta orang miskin di Tiongkok menghadapi masalah air bersih. Bisa dibayangkan betapa makin mirisnya mereka. Mencari kebutuhan sehari-hari sudah susah, ditambah dengan masalah fundamental seperti ini.
5. Banyak Anak-Anak yang Harus Bekerja Membantu Orangtua
Bukti lain jika Tiongkok merupakan negara miskin adalah fakta tentang banyaknya pekerja anak di sana. Ya, anak-anak yang lahir di keluarga kurang beruntung, mereka biasanya akan ikut bekerja untuk membantu orangtuanya. Jenis pekerjaannya sendiri beragam, namun kebanyakan adalah sebagai pegawai tekstil dan juga kuli kasar.
Jumlahnya sendiri tidak bisa dipastikan, namun yang jelas cukup banyak pekerja anak ditemui di daerah-daerah tertentu di Tiongkok. Jika sampai anak dipekerjakan, maka sudah jelas ia adalah korban kemiskinan orangtuanya. Potret ini sungguh nyata ada di Tiongkok.
Tiongkok, negara ini tengah bertumbuh sebagai bangsa hebat di dunia. Namun, sayangnya mereka nampaknya lupa, terlalu asyik melaju tapi meninggalkan orang-orang miskin di dalamnya. Hal yang patut disesalkan pula, sebenarnya pemerintah Tiongkok mampu mengurangi angka kemiskinan dengan sangat cepat. Sayangnya, biaya-biaya yang ada justru lebih banyak dipakai untuk memperkuat militer daripada membantu orang-orang kurang mampu di sana.