Alur cerita biasanya adalah apa yang paling diperhatikan oleh para penonton film. Jika alur yang umum tidak berhasil, maka kemungkinan besar film tersebut tidak akan sukses. Meski begitu, terkadang cerita yang paling sederhana memiliki pesan tersembunyi di baliknya.
Pesan-pesan yang berusaha disampaikan ini kadang terlihat jelas bagi para penonton. Tapi beberapa film lainnya perlu sedikit lebih banyak pemahaman dan menghubungkan berbagai clue yang ada untuk mengetahui arti film yang sebenarnya. Dan ketika penonton sadar apa sebenarnya yang terjadi dalam film tersebut, mereka bisa melihatnya dengan cara yang berbeda dan membuat film tersebut terlihat lebih menarik.
1. Aliens
Aliens adalah sekuel dari cerita sebelumnya yang berjudul Alien. Dalam sekuelnya, Ellen Ripley melakukan perjalanan kembali ke planet yang ia kunjungi di film pertamanya. Tapi, kali ini ia kembali dengan pasukan tempur. Mereka mengendarai helikopter futuristik dan memakai pakaian kamuflase berwarna hijau meskipun mereka tidak mendarat di lingkungan hutan. Tidak sulit melihat metafora perang Vietnam dalam plot cerita Aliens.
Petinggi militer digambarkan sebagai sosok yang tidak kompeten dan pemimpin penduduknya adalah sosok yang korup karena mereka membiarkan nyawa tentara dalam bahaya hanya untuk keuntungan pribadi. Meski secara teknis tentara Amerika punya senjata super, mereka tetap saja kalah dengan alien yang menggunakan taktik tidak biasa. Para alien memanfaatkan kegelapan dan serangan mendadak untuk menghabisi penjajahnya satu per satu. Semuanya ini sangat mirip dengan taktik gerilya pasukan Vietnam. Bahkan senjata granat api pada dasarnya adalah napalm.
2. X-Men
Film X-Men ternyata adalah metafor terbuka untuk isu LGBT. Kekuatan mutan para karakter mulai muncul ketika mereka memasuki usia puber, sama seperti seksualitas manusia pada umumnya. Hal ini bisa membuat para mutan merasa terisolasi atau malu akan kekuatan mereka. Para mutan bahkan harus “terus terang” kepada orang tuanya, sama seperti yang dilakukan Bobby di film kedua X-Men.
Sama dengan seksualitas, mayoritas karakter mampu menyembunyikan kekuatan mereka jika mau, agar bisa membaur dengan masyarakat. Xavier juga berpendapat bahwa “mutasi bukanlah penyakit”, argumen yang sering diucapkan seputar homoseksualitas. Masih belum percaya? sutradara Bryan Singer dan Ian McKellen yang keduanya gay bahkan sudah mengonfirmasi tentang hal ini.
3. District 9
District 9 bercerita tentang sekelompok alien yang tidak sengaja mendarat di Bumi namun mereka dikurung selama puluhan tahun di perkemahan pemerintah di Afrika Selatan. Film ini menggambarkan tentang diskriminasi penduduk Afrika pada masa politik Apharteid. District 9 juga menjadi metafor dari pemindahan paksa penduduk ke District 6 di Cape Town pada tahun 1970an.
Secara gamblang film ini mengangkat tema xenophobia atau ketidaksukaan pada hal asing dan diskriminasi. Namun cerita pentingnya adalah seorang birokrasi rasis, Wikus yang berubah menjadi alien dan membuktikan bahwa pernikahan antar ras juga bukanlah hal yang buruk.
4. Inception
Seorang kritikus film, Devin Faraci mengungkapkan bahwa sutradara Christopher Nolan sejak awal tidak membuat film tentang mimpi. Sebaliknya, film ini justru menceritakan tentang membuat sebuah film. Lihat saja bagaimana diceritakan tentang para tokoh yang mensurvei lokasi, berdiskusi bagaimana membuat cerita yang meyakinkan, bahkan menemukan orang yang bisa membiayai semuanya.
Masing-masing anggota “Dream Hacker” punya perang penting yang sama seperti dalam sebuah produksi film. Sementara itu, Fischer adalah penonton, yang persepsinya berubah-ubah dengan cara memanipulasi emosinya.
5. Coraline
Coraline bercerita tentang seorang gadis kecil dan keluarganya yang pindah ke sebuah rumah terpencil. Namun ia kemudian bertemu dengan sosok keluarga yang lain di dunia fantasi yang membuatnya mendapatkan pengalaman yang indah di awal tapi ternyata memiliki kenyataan yang menyeramkan. Kisah ini bisa jadi merupakan metafor dari penculikan anak dan program mengendalikan pikiran.
Dunia lain yang dimasuki Coraline adalah tempat yang penuh dengan hadiah yang menggoda untuk menjebaknya, sama seperti yang dilakukan para penculik anak. Simbol lain yang muncul di sepanjang film adalah kayu peramal dan sebuah taman berbentuk Beldam atau yang berarti penyihir tua.
6. The Dark Knight
Dalam film The Dark Knight, Christopher Nolan menggunakan Joker untuk menggambarkan ketakutan dan ancaman teroris yang dihadapi pemerintah modern Amerika Serikat. Satu-satunya motivasi Joker hanyalah ingin ‘melihat dunia terbakar’. Ia meledakkan tempat umum, memanipulasi orang agar melakukan bom bunuh diri, berencana meledakkan diri sendiri, serta menggunakan bom buatan sendiri yang dioperasikan dengan ponsel untuk menjalankan misinya.
Sementara itu, Batman, sama seperti pemerintahan Geroge W. Bush, bertindak di luar hukum dan menggunakan cara interogasi yang berbeda dan memata-matai seluruh penduduk untuk menangkap satu orang kriminal. Meski begitu, film ini tidak membenarkan taktik Bush. Walaupun Batman akhirnya menjadi pembunuh berantai untuk mengalahkan satu orang, ia tetap mampu menangkap teroris tersebut tanpa kekuatan yang berlebihan.
Film memang tidak selamanya hanya menceritakan apa yang terjadi di dalam plotnya. Jika penonton bisa melihat dengan lebih jeli, terkadang ada beberapa pesan-pesan tersembunyi yang ada di baliknya. Terkadang karena hal-hal seperti inilah beberapa film akhirnya dilarang tayang jika pesan yang tersembunyi dinilai tidak pantas.