Saat ini Islam menjadi terbesar kedua di dunia dengan jumlah umat mencapai 1,7 miliar. Jumlah sebanyak ini menyebar ke seluruh penjuru dunia terutama daerah Timur Tengah hingga Indonesia. Di negara barat seperti Amerika dan Eropa, umat Islam adalah kaum minoritas hingga kadang mereka kerap tersudutkan. Masalah miskonsepsi-miskonsepsi terhadap Islam membuat banyak orang di negeri barat menganggap Islam agama yang buruk.
Anyway, inilah 7 miskonsepsi tentang Islam yang harus segera diluruskan. Dengan meluruskan miskonsepsi ini, umat Islam di dunia akan mampu hidup dengan baik. Mereka tidak akan takut dituduh yang tidak-tidak oleh orang yang Islamofobia. Berikut ulasan selengkapnya.
1. Islam adalah Arab
Banyak orang di negara barat selalu mengaitkan jika Islam adalah Arab. Padahal penduduk Islam di Arab hanyalah 25 juta orang atau 1,6% dari total jumlah muslim di dunia. Indonesia sendiri memiliki setidaknya 204 juta penduduk muslim atau 12,6% dari total jumlah muslim di dunia.
Anggapan Islam adalah Arab karena mereka semua tidak tahu jika ada banyak negara di dunia yang memiliki penduduk muslim yang banyak. Meski demikian, negaranya tak selalu menggunakan Islam sebagai dasar pemerintahannya.
2. Islam adalah Teroris
Inilah kesalahan miskonsepsi selanjutnya tentang Islam. Agama yang mengakui Muhammad sebagai nabi terakhir ini bukanlah seorang teroris. Pasalnya dalam Islam, melakukan kekerasan adalah yang dilarang. Bahkan sejak dahulu, Nabi Muhammad selalu mengajarkan apa yang namanya perdamaian.
Sayangnya, sejak ada oknum teroris yang menyatakan dirinya sebagai Islam. Publik dunia jadi memandang Islam sebagai agama teroris. Agama yang mengajarkan untuk melakukan kejahatan. Padahal teroris tetaplah teroris. Ia tak ada hubungannya dengan Islam. Agama ini adalah agama damai yang tak bisa disamakan dengan segelintir teroris. Apalagi jumlah teroris tak ada 1% dari jumlah total muslim di seluruh dunia.
3. Islam adalah Agama yang Tak Memiliki Toleransi
Banyak orang barat menganggap jika Islam adalah agama yang tidak memiliki toleransi. Apa saja yang berada di luar Islam dianggap kafir dan wajib dihancurkan. Padahal Islam tak pernah mengajarkan untuk bersikap tak baik kepada umat beragama lain, termasuk itu Yahudi yang saat ini banyak dibenci oleh muslim di dunia.
Islam menyukai toleransi dan tidak pernah memaksakan agama kepada orang lain. Hal yang sama pernah terjadi saat Khalifah Umar yang membiarkan Yahudi terus menjalankan agamanya di masa lalu. Umar tidak menyerang atau bahkan membunuh mereka. Karena pada dasarnya agamamu adalah agamamu dan agamaku adalah agamaku.
4. Jihad Artinya Bertarung Menggunakan Senjata
Kebanyakan teroris selalu menggunakan kata jihad untuk dasar tindakannya. Mereka mengatakan jika jihad itu dilakukan untuk melawan orang kafir atau siapa saja yang menentang kaidah-kaidah Islam. Akhirnya, banyak orang di seluruh dunia, terutama yang tak mengerti Islam langsung berpikir jika jihad itu artinya bertarung, menggunakan senjata, mengorbankan jiwa hingga berhak melakukan apa saja seperti aksi terorisme.
Padahal jihad memiliki empat tingkatan yang berbeda. Tingkatan pertama adalah jihad dalam memperbaiki diri sendiri. Jihad ini adalah yang paling utama karena dari diri sendirilah hal-hal baik atau pun buruk bisa terjadi. Jihad selanjutnya adalah jihad melawan setan, jihad melawan orang kafir dan jihad melawan orang zolim, ahli bid’ah dan pelaku kemungkaran.
Mengartikan jihad adalah perang dengan senjata hingga harus melukai orang tak berdosa lainnya adalah sebuah kesalahan.
5. Muslim Sangat Kejam Saat Perang
Teroris yang melakukan penyerangan selalu melakukan aksi anarki dengan mengebom atau menembak dengan membabi-buta. Hal ini membuat banyak orang di barat terkonstruksi jika muslim saat perang sangat kejam dan mengerikan. Mereka bisa menjadi sangat barbar dan tidak mengindahkan apa-apa termasuk hak manusia untuk hidup.
Anggapan itu sangatlah salah. Bahkan tidak sesuai dengan ajaran Islam dalam bertempur. Sesungguhnya Islam mengajarkan: tidak membunuh anak, tidak membunuh wanita, tidak membunuh pria tua, tidak merusak dan membakar pohon, tidak merusak bangunan, hingga tidak melakukan kekerasan kepada mereka yang bukan pasukan musuh. Dari sini terbukti jika Islam tidak berperang dengan semaunya sendiri.
6. Wanita Harus Memakai Cadar
Negara-negara di Eropa banyak melarang wanita memakai cadar atau atribut Islam lain karena dianggap mampu menimbulkan keresahan. Padahal cadar bukan sebuah atribut yang wajib dikenakan oleh wanita muslim. Dalam Islam, semua tubuh wanita memang merupakan aurat kecuali telapak tangan dan juga wajah.
Meski demikian banyak madzhab yang mengatakan jika menggunakan kadar jauh lebih baik. Tapi mereka tidak melarang wanita yang tetap membuka telapak tangan dan wajah mereka. Penutupan wajah merupakan salah cara yang bisa dilakukan untuk menghindari hal-hal tak baik seperti zina atau fitnah.
7. Islam Disebarkan Dengan Kekerasan
Ada yang mengatakan jika ajaran Islam disebarkan menggunakan pedang atau sederhananya menggunakan perang. Melalui perang inilah para petinggi Islam menyebarkan agama itu kepada para penduduk. Miskonsepsi tentang penyebaran ini sangat salah kaprah. Islam tidak melakukan penyebaran dengan menggunakan kekerasan, bahkan memaksa secara halus pun tidak.
Seperti yang terjadi di Indonesia. Islam disebarkan oleh Wali Songo justru dengan berbaur dengan penduduk lokal. Mengintegrasikan Islam dengan kebiasaan penduduk hingga memasukkannya dalam seni dan budaya. Inilah bukti jika Islam menyebar ke seluruh dunia justru melalui hal yang baik seperti seni hingga perdagangan.
Demikianlah tujuh miskonsepsi tentang Islam yang sudah seharusnya segera diluruskan. Islam bukanlah agama yang berisi kekerasan hingga berisi kelompok teroris. Islam adalah sebuah agama yang selalu mengajarkan kasih sayang kepada seluruh umatnya di dunia.