Kebanyakan orang tentu suka dengan film sebagai salah hiburan di waktu senggang. Apalagi jika film tersebut dibuat dengan alur cerita dan efek yang keren, pasti banyak orang yang jatuh cinta dengan film tersebut.
Meski begitu, jangan sampai percaya 100 persen dengan apa yang ada di film. Karena sebenarnya beberapa fakta yang begitu sering ditampilkan di film-film tersebut sebenarnya tidak benar. Berikut ini beberapa diantaranya.
1. Rata-rata Manusia Hanya Menggunakan 10% Kemampuan Otaknya
Statistik tentang otak ini sepertinya begitu sering disebutkan dan bahkan menjadi suatu tema dalam film. Contohnya Lucy, Limitless, Flight of Navigator, Heroes, dan masih banyak lagi. Karena begitu sering disebutkan dalam berbagai film, akhirnya masih banyak orang yang percaya bahwa manusia memang masih menggunakan 10 persen kemampuan otaknya.
Persentase yang sering dianggap sebagai fakta ilmiah ini ternyata hanyalah mitos belaka. Nyatanya, manusia telah menggunakan setiap bagian dari otak dan sebagian besar bagiannya selalu aktif setiap saat. Hasil scan otak telah membuktikan bahwa apapun yang dilakukan seseorang, setiap wilayah otak selalu aktif. Beberapa di antaranya bahkan lebih aktif dari bagian lain, namun tidak ada yang sama sekali tidak berfungsi.
2. Senjata Api yang Jatuh Akan Meletus
Di Indonesia, nggak sembarang orang bisa memiliki senjata api atau pistol. Tapi lewat film-film dengan banyak adegan tembak-menembak, kita semua tahu bahaya dari senjata api. Yang lebih parah, dalam film-film sering digambarkan bahwa pistol yang terjatuh bisa menembakkan peluru.
Beberapa film seperti Community, atau True Lies dengan adegan senjata MAC-10 jatuh di tangga dan membunuh setengah dari musuhnya. Karena sering ada adegan ini, insting pertama seseorang ketika melihat sebuah pistol terjatuh adalah menangkapnya sebelum jatuh ke tanah. Nyatanya, berusaha menangkapnya justru lebih berbahaya karena bisa saja secara tidak sengaja jari atau tangan malah menarik pelatuk secara tidak sengaja.
3. Luka Tembakan di Bahu Tidak Serius
Beberapa film action, salah satu contohnya adalah Rambo biasanya menggambarkan mereka tetap bisa kuat meskipun terkena luka tembakan. Cukup dengan membalutnya dengan kain atau perban, dan mereka bisa beraksi lagi seperti semula dan menggunakan anggota tubuh yang tertembak tadi seperti biasa.
Nyatanya, luka tembak seperti itu adalah masalah serius. Sebuah studi yang dilakukan kepada 58 pasien dengan luka tembak di bahu menunjukkan bahwa 4 bulan setelah luka awal tersebut, 51 orang di antaranya menderita rasa sakit yang terus menerus akibat kerusakan pembuluh darah. Kurang lebih setengahnya akhirnya malah kehilangan fungsi lengan mereka.
4. Berkelahi dengan Memakai Jas
Oke, film-film tentang agen rahasia atau pembunuh bayaran biasanya menunjukkan mereka melakukan adegan perkelahian dengan memakai setelan jas. Lihat saja James Bond, Jason Statham di film The Transporter, atau Tom Cruise di film Collateral. Mereka memang terlihat keren, tapi hal ini sebenarnya tidak efektif.
Memakai jas hanya akan membatasi gerakan saat adegan berkelahi. Parahnya lagi, berkelahi dengan memakai dasi hanya akan memberikan kelemahan tambahan karena musuh bisa saja berpegangan pada dasi atau mencekik menggunakan dasi yang sudah tersedia dan terikat di leher. Sama halnya dengan wanita yang membiarkan rambutnya terurai saat berkelahi. Hal ini memberikan jalan bagi musuh untuk menarik rambut mereka. Jadi, percuma saja memakai baju press body tapi rambut dibiarkan tergerai.
5. Membuka Gembok dengan Menembaknya
Berapa kali kita melihat adegan seseorang menembak gembok untuk membukanya? Mungkin sudah puluhan atau ratusan kali. Tapi nyatanya, hal ini sebenarnya tidak mungkin, karena pistol sungguhan pun kurang kuat untuk melakukannya.
Gembok terbuat dari metal yang kuat dan tebal, sehingga pistol tidak akan bisa menghancurkan gembok tersebut. Percobaan dari Mythbusters menunjukkan bahwa hanya sebuah senapan kaliber besar yang bisa melakukan hal tersebut.
Sama seperti bahwa sebuah cerita dalam film tidak nyata, beberapa fakta atau adegan yang ada juga dibuat untuk mendramatisir atau membuat adegan semakin seru. Jadi jangan langsung percaya dengan apa yang diungkapkan dalam sebuah film.