Bahasa dan budaya adalah identitas sebuah bangsa. Jadi mau di mana pun ia berada hal itu tak akan bisa dilepaskan darinya. Namun, untuk beberapa kasus, bahasa dan budaya bisa dianggap sebagai kriminal. Bahkan perlu dimusnahkan agar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan di wilayah tersebut.
Berikut ini ada 5 proyek pemusnahan bahasa dan budaya yang ada di dunia. Di masa lalu sekelompok orang ini harus rela melepas identitasnya agar bisa berbaur dengan kelompok mayoritas.
1. Bahasa dan Budaya Kurdish
Orang Kurdi selalu menjadi bahan amukan banyak bangsa di sekitarnya. Tak sedikit dari mereka yang dibunuh secara massal. Selain pembunuhan mengerikan yang mengarah pada genosida, Orang Kurdi juga mengalami pemusnahan budayanya pada tahun 1991. Saat itu Turki mewajibkan semua orang yang ada di wilayahnya harus menggunakan Bahasa Turki.
Orang Kurdi yang ada di sana mau tidak mau harus mematuhi aturan itu. Mereka harus belajar Bahasa Turki, melupakan bahasa aslinya dan harus bisa berasimilasi dengan kebudayaan setempat. Jika tidak, hukuman akan diberikan dengan berat.
2. Pemurnian Bahasa oleh Francoist Franco
Di bawah kepemimpinanya, semua penduduk yang ada di Spanyol harus menggunakan Bahasa Spanyol. Jika diketahui tidak menggunakan Bahasa Spanyol maka orang itu akan segera dihukum dengan sangat berat. Francoist ingin meningkatkan rasa nasionalisme bangsa dengan membuat apa-apa harus berhubungan dengan Spanyol.
Apa yang dilakukan oleh Francoist ini awalnya ditentang oleh beberapa kelompok orang. Mereka tidak ingin bahasa dan budayanya hilang. Namun Francoist tidak mau tahu, apa saja yang ada di bawahnya harus tunduk dan tak mengecewakannya. Melanggar artinya tamat.
3. Diskriminasi Etnis Tionghoa Zaman Orde Baru
Pada saat Presiden Soeharto masih menguasai Indonesia di masa lalu. Etnis Tionghoa yang ada di Indonesia mengalami pengalaman pahit karena mereka harus melakukan asimilasi budaya. Mulai dari mengganti nama Cina menjadi nama lokal agar lebih bisa merakyat seperti penduduk lokal pada umumnya.
Selain pada nama, kebudayaan Cina juga ditekan dalam-dalam. Tidak boleh ada atribut Cina entah itu berupa tulisan atau kebudayaan. Akhirnya saat Orde Baru, Presiden Soeharto selalu dipandang negatif oleh etnis ini karena dianggap membunuh kebudayaan dan bahasanya.
4. Pemusnahan Bahasa Daerah oleh Inggris
Inggris menguasai semua wilayah di Wales, Skotlandia, hingga Irlandia. Saat mereka mulai masuk, Bahasa Inggris adalah satu hal yang wajib dipelajari oleh semua orang. Akhirnya orang di sini mulai melupakan bahasa lokal yang sebenarnya sangat unik dan berharga. Bahasa lokal ini dianggap Inggris sebagai bahasa yang tak pantas diucapkan karena tidak sesuai dengan bahasa yang mereka gunakan.
Akhirnya sejak tahun 1800-an, hampir semua sekolahan yang ada di 3 wilayah itu harus menggunakan Bahasa Inggris. Jika diketahui ada siswa mengucapkan bahasa lokal maka ia akan segera dihukum dengan berat, bahkan dikeluarkan dari sekolah. Apa yang dilakukan oleh Inggris ini sukses dan membuat banyak bahasa daerah minim sekali pemakainya.
5. Proses Rusifikasi di Abad ke-19
Pada abad ke-19, Uni Soviet (Rusia) melakukan pemaksaan pada banyak orang di wilayah yang ia kuasai untuk menggunakan Bahasa Rusia. Mereka bahkan menggunakan polisi atau orang dari militer lain untuk memaksa semua orang menggunakan Bahasa Rusia lengkap dengan alfabetnya yang unik.
Negara seperti Ukraina, Polandia, Lituania, hingga Belarus terpaksa menggunakan Bahasa Rusia agar tidak mendapatkan hukuman. Dampaknya bahasa lokal, bahkan budaya lokal kian punah dan tak bisa diselamatkan lagi. Saat ini banyak sekolah di bekas jajahan Rusia lebih suka menggunakan Bahasa Rusia daripada bahasa lokal setempat.
Itulah lima proyek pemusnahan bahasa dan budaya yang terjadi di dunia ini. Memusnahkan bahasa dan budaya sama halnya memusnahkan identitas suatu kelompok masyarakat. Yang artinya sama halnya melakukan genosida besar-besaran.