Siapa sih yang bisa menolak pesona seorang cewek Sunda? Tak hanya cantik dan juga punya fisik aduhai, mereka juga berperangai halus dengan tutur katanya yang lemah lembut, bikin hati seakan lumer ketika mendengarnya. Dengan kelebihan ini, praktis wanita Sunda masuk dalam daftar calon istri idaman pria di Indonesia. Kita bisa bilang wanita Sunda sangat diminati, namun ternyata ada satu suku yang justru menghindari wanita-wanita jelita tersebut. Ya, benar sekali, Jawa.
Sejak dulu sudah ada semacam hukum tidak tertulis yang berlaku di antara dua suku ini. Intinya memang tidak boleh ada pernikahan antara keduanya karena satu dan lain hal. Waktu berlalu, aturan ini sering dianggap mitos saja yang keberadaannya antara ada dan tiada. Beberapa orang masih memegang teguh hal tersebut, namun banyak pula yang menganggap jika aturan semacam ini cukup menggelikan.
Nah, berikut adalah mitos-mitos yang beredar di masyarakat soal hubungan wanita Jawa dan Sunda.
1. Pria Jawa Jangan Pernah Menikah dengan Wanita Sunda
Seorang pria yang terlahir dengan darah Jawa bebas untuk memilih calon pendamping hidupnya. Namun, jangan pernah jatuh hati dengan wanita Sunda. Kira-kira begitu pengajaran yang diberikan oleh orangtua Jawa dulu. Bahkan jika masih keukeuh, maka ancaman pernikahan tanpa restu pun bakal diberikan sebagai ganjaran.
Begitu pula dengan wanita Sunda. Menurut cerita, sejak kecil mereka didoktrin untuk tidak memilih pria Jawa sebagai pasangan. Alasannya macam-macam, namun pada intinya hanya satu yakni kehancuran rumah tangga. Di era sekarang masih ada kah yang melakukan praktik ini? Mungkin masih ada, tapi mungkin banyak pula yang sudah tak menggubris lagi hal semacam ini.
2. Pasangan Sunda-Jawa Menikah Maka Pernikahannya Rusak
Konon banyak yang beranggapan jika benar-benar terjadi pernikahan antara pria Jawa dan wanita Sunda, maka pernikahan keduanya takkan pernah langgeng. Akan selalu muncul konflik-konflik sehingga bikin rumah tangga seperti di neraka. Untungnya, mitos ini tidak benar-benar terbukti. Banyak kok pasangan Jawa-Sunda yang masih adem ayem sampai tua.
Orang-orang dulu bilang faktor ketidakharmonisan pasangan ini lantaran keduanya beda kultur dan kebiasaannya. Pria Jawanya besar dengan ajaran di tempatnya dibesarkan begitu pula dengan sebaliknya. Gesekan kultur ini yang ditengarai sebagai pemicu retaknya hubungan rumah tangga. Tapi, bukankah memang sudah tugasnya cinta untuk mempersatukan segala perbedaan?
3. Anggapan Kalau Wanita Sunda Materialistis
Masih menurut mitos yang sama, konon alasan kenapa pria Jawa tak boleh menikahi wanita Sunda karena mereka materialistis. Hanya mau dengan pria kaya dengan tujuan untuk menguras habis hartanya. Atau kalau tidak terlalu kaya, si suami akan dipaksa untuk terus bekerja keras kemudian si istri yang menikmati hasilnya.
Ada anggapan juga kalau menikahi wanita Sunda jangan harap mereka mau dibawa ke Jawa. Yang ada justru pria Jawanya yang mau tak mau mengikuti kemauan si istri dan tak bisa kembali lagi ke tanah kelahiran. Sekali lagi, ini hanya mitos yang kebenarannya masih dipertanyakan.
4. Wanita Sunda Suka Sekali Berhias
Mitos yang beredar juga menyebut tentang kebiasaan wanita Sunda yang suka berhias. Lalu apa hubungannya dengan dilarangnya pernikahan Jawa dan Sunda? Ini sering dikaitkan dengan filosofi wanita Sunda yang tak mau diajak susah. Ya, mereka dianggap hanya jago bersolek saja namun tidak mau bekerja keras.
Sang suami pun harus bekerja keras untuk bisa mencukupi kebutuhan istri yang suka dandan. Memang cantik, namun kebiasaan wanita Sunda yang suka sekali berdandan, menurut mitos adalah alasan kenapa para pria Jawa harus menghindari mereka.
5. Perang Bubat Menjadi Awal Perseteruan ini
Banyak yang berkeyakinan jika mitos satu ini diurutkan ke atas, maka akan sampai kepada peristiwa pecahnya Perang Bubat. Perang ini adalah perseteruan antara Kerajaan Majapahit dan Padjajaran yang menurut beberapa versi terdapat intrik dan muslihat di dalamnya. Intinya, Padjajaran merasa dikhianati oleh Majapahit, hingga akhirnya kejadian ini membuat Padjajaran marah dan bersumpah keturunannya tidak akan pernah berhubungan dengan orang-orang Majapahit.
Kejadian ini kemudian dipercaya sebagai awal mitos larangan pernikahan Sunda Jawa tersebut. Sebagian percaya jika melanggar sumpah tersebut akan terkena bala atau sial. Namun yang lebih moderat menganggap ini hanya bagian sejarah saja.
Beginilah mitos tentang Sunda Jawa yang konon masih saja dipercaya di era kekinian seperti sekarang ini. Memang tiap-tiap orang berhak menentukan hidupnya sendiri, termasuk percaya dengan mitos semacam ini. Hanya saja, alangkah sayangnya jika gara-gara sesuatu yang seperti ini kesempatan untuk mendekati wanita Sunda yang jelita itu harus terpaksa dihilangkan.
Jodoh adalah ketentuan Tuhan, kalau Dia menakdirkan kita untuk menikah dengan orang Sunda lalu apakah harus ditentang? Tapi, lagi-lagi, hal semacam ini kembali lagi kepada masing-masing orang.