Tidakkah kamu heran kenapa Singapura dan Malaysia punya kebudayaan yang nyerempet-nyerempet dengan Indonesia? Hal ini tak lain karena moyang mereka dulu adalah moyang kita juga. Kembali ketika Indonesia masih bernama Nusantara, ada sebuah kerajaan paling fenomenal yang bahkan Mongol pun ketar-ketir ketika akan melakukan invasi. Ya, Majapahit. Di sekolah dulu, guru sejarah selalu menerangkan jika kerajaan ini punya cakupan wilayah sampai Singapura, Malaysia bahkan Sedikit Thailand. Dengan alasan ini, tentu jadi masuk akal kenapa negara serumpun itu seperti agak mirip-mirip dengan kita.
Nah, mari berandai-andai jika seumpama Indonesia yang sekarang cakupan wilayahnya termasuk Malaysia dan Singapura. Atau sama seperti zaman Majapahit dulu, kira-kira apa yang akan terjadi sekarang? Ya, tentu saja hal-hal yang menarik dan keren.
Berikut adalah keunikan-keunikan yang akan terjadi jika wilayah Indonesia mencakup Singapura dan Malaysia.
1. Ibu Kota Indonesia Mungkin Bukan Jakarta
Sebagai representasi sebuah negara keberadaan ibu kota amat penting. Jakarta dipilih sebagai ibu kota lantaran dianggap punya banyak kelebihan dibanding yang lainnya. Pembangunan sangat pesat di sini, teknologi mutakhir terimplementasi dengan baik, serta di sisi ekonominya bisa dibilang sebagai spot potensial dengan nilai transaksi yang tinggi sekali. Tapi, ketika Indonesia juga mencakup Malaysia dan Singapura, maka kedudukan Jakarta sebagai ibu kota mungkin akan tergeser.
Akan banyak pengganti yang sangat potensial sebagai ibu kota Indonesia. Entah itu Kuala Lumpur atau Singapura sendiri. Tidak bermaksud mengerdilkan Jakarta, tapi ketika kota-kota besar itu yang dipakai sebagai ibukota, maka nama Indonesia akan terangkat di mata dunia. Bahkan standar kota-kota di Indonesia juga akan naik.
2. Indonesia Mungkin Bisa Lebih Makmur
Terlepas dari ketidaksukaan kita terhadap Malaysia, namun harus diakui negara semakmuran Inggris itu lebih berhasil dalam menyejahterakan penduduknya. Dari data bank dunia, Malaysia tercatat berada di nomor urut 66 dalam daftar negara paling makmur di dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Cukup menyedihkan, kita berada di level 118.
Lebih gilanya lagi adalah Singapura yang berada di nomor 9 dunia. Maka sudah bisa dibayangkan jika dua negara ini masuk dalam wilayah Indonesia, maka negara kita akan mampu melesat indeks kemakmurannya. Indonesia memang mungkin bisa makmur, mengingat kekayaan yang dimiliki dua negara itu juga merupakan kepunyaan Indonesia.
3. Tak Perlu Ribet Masalah Klaim Kebudayaan
Masalah pelik kita terhadap dua negara ini, khususnya Malaysia, adalah soal klaim kebudayaan. Yang paling kita ingat adalah upaya klaim mereka terhadap batik, alat musik, dan sejumlah tari-tarian. Lalu, apakah masalah seperti ini akan tetap terjadi seandainya Malaysia jadi jadi satu dengan Indonesia? Tentu saja tidak.
Jelas sudah tidak ada lagi klaim karena kebudayaan Indonesia sepenuhnya milik Malaysia dan sebaliknya. Bahkan pemerintah akan menganggap budaya Indonesia yang ada di Malaysia adalah varian lain yang akan memperkaya khazanah kebudayaan bangsa.
4. Indonesia Punya Deretan Kampus Keren
Banyak dari orang Indonesia memutuskan untuk berkuliah di Malaysia dan Singapura. Alasannya beragam namun mayoritas lebih memilih kampus di negara tetangga ini karena kualitasnya yang lebih baik. Harus diakui memang perguruan tinggi di sana memang sangat keren.
Standar kurikulum, sistem pengajaran, fasilitas, semua serba keren. Bahkan bisa dikatakan Indonesia memang perlu belajar dari mereka soal menata pendidikan. Nah, bagaimana kalau seumpama khayalan bersatunya tiga negara ini terjadi? Di sektor pendidikan, tentunya Indonesia akan lebih maju. Kampus-kampus yang ada di Malaysia dan Singapura bakal jadi standar untuk menaikkan kualitas universitas lain. Pada akhirnya level pendidikan kita secara general pun akan lebih meningkat.
5. Indonesia Harus Menghadapi Penjajahan Inggris
Akan sangat panjang membahas proses kolonialisasi Inggris di Malaysia dan Singapura. Namun satu hal yang patut diketahui, dua negara ini memang diduduki oleh negaranya ratu Elizabeth. Sama seperti Indonesia, Malaysia juga berjuang lepas dari kolonialisme, namun pada akhirnya kemerdekaan mereka lahir di atas meja.
Otomatis jika Indonesia mencakup Malaysia dan Singapura, maka sangat mungkin terjadi pergolakan besar antara pejuang kita melawan Inggris. Akan muncul juga nama-nama pahlawan Malaysia dan Singapura yang akan dikenang dan tertulis dalam buku-buku sejarah Indonesia.
6. Istilah Ganyang Malaysia Mungkin Takkan Pernah Terlontarkan
Saking marahnya Bung Karno dengan Malaysia yang kala itu dianggap menganggu kedaulatan Indonesia, sang Putra Fajar pun dengan bergelora melontarkan kalimat tegas bikin semangat juang rakyat berapi-api. “Ganyang Malaysia,” ungkap beliau ketika itu.
Jika wilayah Indonesia juga mencakup wilayah Malaysia, maka tentu saja Bung Karno takkan pernah berkata seperti itu. Situasi politik akan berbeda, termasuk pengaruh bangsa Indonesia di dunia. Takkan pula kita membenci mereka kala itu karena Malaysia adalah bagian dari Indonesia juga.
Ya, begitulah kira-kira yang akan terjadi jika Malaysia dan Singapura sejak awal tergabung menjadi satu negara dengan kita. Namun kita hidup di dunia nyata di mana keadaannya tidak seperti itu. Satu hal yang bisa kita tarik dari ulasan ini adalah, jika negara tetangga yang bahkan tidak lebih besar dari kita bisa sedemikian hebat, kenapa tidak dengan Indonesia. Dari banyak hal kita kalah dengan mereka.
Tapi, di masa depan kita takkan pernah tahu apa yang bakal terjadi. Boleh jadi kita sekarang kalah dari mereka, namun yakin Indonesia pada akhirnya akan bangkit dari tidurnya dan melumat banyak negara lewat capaian-capaian membanggakan. Semoga!