Amerika Serikat memang harus diakui sebagai negara terkuat saat ini. Tak hanya punya pengaruh terhadap kebijakan dunia, saat ini mereka menggila dengan dolar yang menguat tinggi nilainya. Tak banyak negara yang bisa menang ketika berkonfrontasi dengannya. Uni Soviet, Irak, Afganistan, semua dipaksa mengakui kehebatan Amerika. Meskipun demikian, ada pula yang sanggup konsisten menjaga sikap bermusuhan dengan si Negeri Paman Sam. Misalnya Korea Utara dan juga Kuba.
Korut masih begitu benci dengan Amerika, namun tidak demikian dengan Kuba yang sekarang. Ya, negara ini akhirnya berdamai Amerika setelah bermusuhan selama lebih dari 50 tahun. Kalau diingat kembali, tokoh Kuba yang begitu vokal dengan Amerika dulu adalah Fidel Castro. Pria ini berani dengan tegas menantang si tetangga satu benua itu. Hingga akhirnya aksi tersebut berbuah kebencian turun temurun sampai embargo ekonomi.
Sosok Fidel Castro mungkin sama seperti teroris di mata Amerika. Namun ia adalah pahlawan bagi rakyat Kuba. Perjuangannya memang sangat ikonik dan jadi bukti kuat kalau sebuah negara kecil mampu berdiri sejajar dengan negara super power. Nah, berikut adalah fakta-fakta unik tentangnya yang mungkin bisa kita ambil sebagai pelajaran.
1. Narapidana yang Jadi Presiden
Pada tahun 1953, Kuba berada di bawah rezim Fulgencio Batista. Castro sangat tidak menyukai pria ini lantaran korup dan menghalalkan segala cara untuk mencapai kekuasaan tertinggi. Salah satunya dengan melakukan kudeta kepada Gerardo Machado yang sama korupnya. Castro pun mulai pergolakan melawan rezim Batista. Serangan pertama dilakukan dengan menyerang barak militer di Moncada Santiago de Cuba. Dalam serangan ini pasukan Castro berhasil dipatahkan. Meskipun ia selamat, namun penjara menantinya.
Castro dijatuhi hukuman 15 tahun. Namun tak sampai selesai hukuman ia dibebaskan. Hal ini pun membuatnya seperti mendapat angin segar. Castro kemudian merencanakan kudeta sekali lagi untuk menggulingkan rezim Batista. Serangan kedua ini pun juga gagal, lalu ia dan pasukannya lari menuju Meksiko. Di sana Castro bertemu dengan Che Guevara. Berawal dari sini, kemudian singkat cerita Castro dkk kembali melakukan serangan dibantu pula dengan rakyat Kuba dan Che. Hingga akhirnya ia berhasil dan kemudian menduduki kursi pemerintahan tertinggi.
2. Memberantas Buta Aksara dan Membangun Banyak Fasilitas Kesehatan
Salah satu prestasi Castro yang paling mentereng selama menjabat sebagai presiden adalah membabat habis buta huruf. Percaya atau tidak negara ini 99,8 % terbebas dari buta aksara. Hal ini disebabkan karena Castro begitu perhatian dengan pendidikan. Sekolah-sekolah ia gratiskan, bahkan ia juga menyuruh para guru untuk mendatangi murid yang ingin belajar.
Soal kesehatan ia juga melakukan gebrakan besar. Castro banyak membangun klinik-klinik dan sekolah-sekolah kesehatan. Bahkan di Kuba sendiri sering surplus jumlah dokter. Castro sampai harus mengirim para dokter ini ke luar negeri untuk dipekerjakan. Harus diakui pemimpin nyentrik satu ini memang dambaan masyarakat.
3. Tak Pakai Dolar Justru Untung
Begitu bencinya Castro dengan Amerika, sampai-sampai ia pernah melarang peredaran dolar Amerika di Kuba. Hal ini pun berdampak berat bagi perekonomian rakyat. Alasannya tentu karena mata uang ini jadi standar yang dipakai di dunia internasional. Awalnya mungkin berat, namun rakyat bisa bertahan dengan uang peso mereka.
Siapa sangka hal ini berdampak bagus pada akhirnya. Karena tidak ketergantungan terhadap dolar, akhirnya ekonomi Kuba justru stabil. Masyarakat tak begitu terkena efek dari naik turunnya dolar.
4. Ratusan Percobaan Pembunuhan, Castro Tetap Hidup
Amerika bukannya diam saja menghadapi Kuba dan pemimpinnya. Berulangkali negara adidaya ini melakukan perencanaan pembunuhan terhadap Castro. Ajaibnya, semua selalu gagal. Jika dihitung mulai percobaan pembunuhan pertama, tak kurang ada 638 kali. Hal ini yang membuat Castro dianggap dewa oleh rakyatnya.
Anehnya lagi, percobaan pembunuhan ini dilakukan sangat rapi oleh CIA dan juga FBI. Caranya pun sangat beragam, bahkan termasuk sampai melibatkan jajaran militer mereka dengan menginvasi Teluk Babi. Lagi-lagi semuanya berujung hampa. 9 kali presiden Amerika berganti namun tak satu pun dari mereka berhasil menundukkan Castro di bendera Amerika.
5. 4 Jam Pidato Mengecam Amerika
Sebelum benar-benar berdamai Castro masih sering berjengit ketika mendengar Amerika, Obama dan hal-hal yang berhubungan dengan itu. Ketidaksukaannya akan negara ini seakan tiada habisnya. Castro tak hanya menunjukkan ketidaksukaannya dengan sikap pribadi dan diejawantahkan lewat kebijakannya, namun tak sungkan untuk langsung menembak Amerika di forum terbuka.
Dalam suatu sidang PBB yang kebetulan mengundang Castro sebagai salah satu pesertanya. Di forum yang diikuti hampir negara di seluruh dunia ini, pria berjenggot tersebut memaki Amerika lewat sebuah pidato berdurasi 4 jam lebih. Tak lupa ketika ada kata-kata yang berhubungan dengan Amerika dan hal-hal yang berkaitan tentangnya, Castro menggebrak-gebrak podium. Pidato yang isinya menghujat ini pun jadi rekor Guiness sebagai pidato internasional paling panjang. Tentu Castro tidak membutuhkan yang semacam ini. Ia hanya ingin dunia sadar betapa jeleknya Amerika.
6. Keterikatan Dengan Presiden Soekarno
Dulu Indonesia juga merupakan musuh besar Amerika. Di zaman Presiden Soekarno, Amerika benar-benar dibuat tidak banyak omong seperti sekarang. Karena sama-sama tidak menyukai Amerika, maka hubungan Indonesia Kuba pun membaik. Hal ini direfleksikan dari akrabnya Castro dan Presiden Soekarno.
Bahkan sang proklamator pernah mengirimkan sebuah surat kepada teman baiknya ini. Surat ini dikirim pada tanggal 26 Januari 1966. Isinya kurang lebih adalah curhat Soekarno tentang kejadian G30S yang kelam itu. Di dalamnya juga sempat disinggung jika Kuba dan Indonesia punya musuh yang sama yakni Nekolim. Nekolim sendiri adalah singkatan dari Neo Kolonialisme. Pengusungnya sendiri adalah Amerika dan sekutu-sekutunya.
Fidel Castro yang sekarang sudah mundur dari pemerintahan. Kini Kuba dipimpin oleh sang adik yang pernah sama-sama berjuang dengannya, Raul Castro. Meskipun begitu, peran Fidel masih sangat kuat, hal tersebut ditunjukkan dengan saran-sarannya yang jadi acuan Raul untuk menjalankan pemerintahan. Pria ini memang berumur panjang, bahkan sudah 45 tahun lamanya Presiden Soekarno wafat, tapi pria ini masih tetap bugar. Terlepas dari sosoknya yang kontroversial, pribadi Castro sebagai manusia biasa patut untuk kita jadikan inspirasi.