Di era modern, memberikan hukuman kepada anak di bawah umur selalu penuh dilema. Jika diberi hukuman berat maka akan dianggap tak beretika. Namun jika tak dihukum si anak juga tidak bisa belajar. Hal ini berbeda di masa lalu, asal salah, atau dianggap salah, atau dipaksa bersalah, anak akan dihukum seberat-beratnya. Bahkan jika memang memungkinkan hukuman mati, pengadilan akan tetap melakukannya.
Inilah tujuh anak yang dihukum mati di masa lalu. Di usianya yang masih sangat belia, mereka dianggap melakukan kesalahan yang sangat fatal. Hingga, mati adalah jalan satu-satunya yang bisa diambil untuk memberi pelajaran. Monggo, kita bahas satu per satu.
1. George Stinney Jr (14) – Dieksekusi dengan Sengatan Listrik
Pada tahun 1944, seorang anak bernama George Stinney Jr yang keturunan Afrika dipaksa haus mengakhiri hidupnya. Ia didakwa telah membunuh dua orang gadis kecil . Atas aksinya ini George langsung diciduk dan diadili tanpa ada pendampingan. Semua juri dalam persidangan yang berkulit putih menyetujui untuk mengeksekusi mati pemuda 14 tahun ini.
Pada tahun 2014 sebuah fakta baru mencuat. Sebenarnya George menolak untuk dieksekusi dengan kursi listrik. Bahkan seluruh tuduhan yang diajukan padanya diakui karena mendapatkan ancaman dari polisi. Well, benar atau tidaknya George di masa lalu sudahlah telat, ia telah tiada sejak 70 tahun yang lalu. Dan menghukum anak dengan sengatan listrik adalah tindakan yang tak bermoral.
2. Fortune Ferguson (13) – Diekseuksi dengan Sengatan Listrik
Fortune Ferguson mungkin adalah anak kecil paling muda yang pernah dieksekusi di Amerika di abad ke-20 masehi. Anak ini dituduh melakukan pemerkosaan kepada seorang gadis berusia 8 tahun di tahun 1925. Hakim yang memutuskan hukuman menganggap pemuda ini layak dieksekusi mati dengan kursi listrik.
Apa yang dilakukan oleh Ferguson memang tak baik. Namun hukuman yang ia terima juga tak masuk akal. Anak sekecil itu harus merasakan dinginnya penjara dengan orang dewasa. Belum lagi merasakan sakit yang membuatnya langsung tiada dengan cepat.
3. Mary (13) – Dieksekusi dengan Digantung di Depan Umum
Mary adalah seorang budak kulit hitam yang dieksekusi pada tahun 1838. Sebelum kejadian mengerikan terjadi, ia mengaku telah melakukan pembunuhan terhadap anak kecil berumur 2 tahun. Anak kulit putih itu milik tuan yang telah membelinya dari pedagang.
Juri yang mengamati persidangan akhirnya memutuskan Mary memang bersalah. Tak seharusnya seorang budak membunuh anak dari tuannya. Apa pun yang terjadi budak harus menurut dengan tuan yang telah membeli hidupnya. Mary digantung di depan umum dan disaksikan banyak orang.
4. Alice Gaston (11) – Dieksekusi Dengan Digantung di Pohon Bersama Banyak Orang
Hukum Inggris di tahun 1545 berisi tentang hukuman mati bagi siapa saja yang telah berumur 7 tahun. Saat itu Alice telah berumur 11 tahun hingga ia harus rela digantung bersama tawanan dewasa lainnya di sebuah pohon dengan disaksikan oleh banyak orang.
Tapi satu hal yang membuat kematian Alice jadi janggal. Yaitu karena kasus yang membeli Alice tidaklah jelas. Banyak yang percaya jika ia mendadak dieksekusi saja tanpa tahu apa salahnya. Ngeri sekali ya di masa lalu. Siapa saja bisa menemui ajal tanpa perlu melakukan kesalahan apa-apa.
5. Giobanni di Giovanni (15) – Dieksekusi Dengan Dikebiri dan Disetrika Hingga Mati
Sekitar abad ke-12 di Italia, Giovanni yang berusia 15 tahun dieksekusi dengan cara yang mengerikan. Ia ditelanjangi lalu diarak keliling kota. Setelah itu ia dikebiri lalu ditimpa setrika panas hingga meninggal di tempat.
Giovanni dituduh telah melakukan praktik sesama jenis. Bahkan melakukan ritual hubungan badan secara berkelanjutan. Warga yang gerah akhirnya membuat Giovanni menemui ajalnya dengan cara yang sangat mengerikan.
6. Hanah Ocuish (12) – Mati Dengan Dikerek Hingga Tubuh Tergantung
Hannah Ocuish adalah seorang yang berasal dari suku Pequot di Amerika. Ia dituduh telah melakukan pembunuhan terhadap anak kecil yang merupakan anggota keluarga bangsa kulit putih. Semua masalah terjadi hanya karena sebutir buah stroberi yang jadi rebutan.
Hanah diputuskan bersalah karena membunuh anak kecil. Jika ia memberikan stroberi begitu saja mungkin nasibnya tak akan semalang ini. Dalam eksekusi dia gantung dengan ada orang menariknya dari belakang. Mirip seperti katrol yang sedang digunakan untuk menarik benda berat.
7. Michael dan Ann Hammond (7 dan 11) – Dieksekusi Dengan Digantung di Depan Umum
Penjara dan hukuman paling mengerikan justru banyak terjadi dan dialami oleh narapidana anak. Di Inggris sekitar awal abad ke-18 masehi, hanya karena sebuah roti yang nilai tak seberapa, dua anak kecil miskin harus menerima akhir hayatnya dengan cara yang sangat mengerikan.
Mereka digantung di depan umum. Tak ada orang yang berani menyelamatkannya karena hukum sudah berlaku dengan mengikat. Apa yang terjadi terhadap dua anak di atas menunjukkan jika hukum selalu tidak ramah dengan anak-anak. Bahkan anak yang baru berumur 7 tahun bisa dieksekusi dengan cara yang enggak masuk akal.
Bagaimana menurut anda mengenai eksekusi mati kepada anak-anak di atas? Mengerikan sekali bukan? Memang sih salah tapi akan lebih baik jika hukumannya tidak membuat si anak mati. Mungkin bisa dididik dengan lebih baik agar kelak jadi manusia yang hebat.