Perkembangan teknologi internet yang pesat turut memengaruhi habit atau kebiasaan banyak orang. Salah satu adalah membaca. Dulu mungkin konsumsi primer berita hanya dari koran atau majalah. Namun, kini semua orang lebih suka menyimak berita-berita terbaru dari gadget atau pun perangkat elektronik lain.
Nah, kebiasaan membaca ini pun juga memunculkan dampak para pembaca yang lebih aktif. Apalagi hampir semua situs memang sengaja menaruh kolom komentar agar mengetahui respon pembaca akan artikel yang diulas. Dari sini, kamu bisa mengetahui fakta menarik. Ternyata para pembaca Indonesia itu unik dan terbagi atas berbagai tipe.
Setidaknya ada 6 tipe pembaca yang bisa dilihat dari tulisan komentar mereka. Berikut ulasannya.
1. Tipe Apresiatif dan Baik Hati
Di antara 10 orang, hanya ada 1-2 pembaca dengan tipe seperti ini. Artinya cukup jarang sekali menemukan mereka. Ya, seperti julukannya, mereka tidak hanya membaca artikel seseorang saja tapi juga memberikan tanggapan yang positif. Terlepas dari bagaimana kualitas tulisan tersebut.
Tidak hanya memberikan apresiasi, kadang mereka juga melakukan aksi nyata. Misalnya seperti membagi artikel tersebut kepada orang lain. Bahkan sampai benar-benar mengimplementasikan isi artikel di kehidupan nyata.
Pembaca tipe ini juga biasanya baik hati dengan tidak pernah memberikan komentar buruk atau bernada negatif. Kecuali artikel tersebut terlihat provokatif atau menjelek-jelekkan sesuatu, baru mereka akan memberikan kata-kata pedas. Itu pun kadang juga bukan yang akan menyinggung banyak orang.
2. Tipe Pembaca yang Analitis
Netizen dengan tipe seperti ini cukup marak. Mereka juga merupakan faktor penting yang membuat sebuah artikel itu baik atau buruk reputasinya. Baiknya adalah ketika mereka menuliskan komentar berupa penjelasan yang isinya makin menguatkan artikel tersebut. Namun, bisa berlaku sebaliknya ketika penjelasan mereka yang bertentangan isi artikel, apalagi sampai pembaca lain ikut terpengaruh. Pembaca bertipe analitis ini biasanya muncul di topik bahasan kelas berat. Mulai dari sains, teknik, hingga sejarah.
Tidak seperti tipe pembaca apresiatif, tipe analitis ini cenderung punya obyektivitas tinggi. Kalau artikelnya bagus dan berkualitas ya mereka akan memberikan pujian. Tapi, berlaku pula sebaliknya. Kadang mereka tak sungkan untuk menuliskan komentar tajam yang membuat si penulis sakit hati.
Jika kamu adalah seorang penulis, pembaca seperti ini adalah emas. Mereka secara tidak langsung akan memberikan masukan-masukan walaupun bahasanya kadang agak menyakitkan. Tak perlu sakit hati, justru ini bisa kamu jadikan bekal biar tulisan-tulisan berikutnya tambah greget.
3. Tipe Biasa-Biasa Saja
Jika dibandingkan dengan yang lainnya, pembaca tipe biasa-biasa saja adalah yang paling jujur. Mereka hanya akan berkomentar ketika menyukai artikel, tapi tidak jika dirasa kurang menarik. Mereka tidak suka tampil alias show up seperti para pembaca lain. Tipe biasa-biasa saja ini sudah cukup puas hanya dengan membaca saja.
Tipe ini juga punya sifat yang sangat random alias tidak tertebak. Kadang, mereka menyukai jenis artikel tertentu, tidak melulu untuk tulisan-tulisan yang tengah happening. Pembaca yang seperti ini juga jadi tantangan tersendiri bagi para penulis untuk menyediakan konten yang bervariasi agar bisa selalu bisa diterima mereka.
4. Tipe Pembaca Bisu Alias Silent Reader
Mereka ada tapi tidak ada, begitulah gampangnya. Para pembaca bisu tidak akan pernah berkomentar apa pun dalam sebuah artikel. Sama seperti namanya, mereka sudah sangat puas hanya dengan membaca. Para silent reader beranggapan kalau beberapa komentar yang muncul sudah mewakili, sehingga tidak perlu melakukan hal tersebut. Tipe ini juga jadi mayoritas pembaca Indonesia.
Bukti nyata jika pembaca tipe ini merupakan mayoritas cukup dilihat dalam statistik sebuah artikel. Misalnya, sebuah artikel yang telah dilihat atau dibaca 1000 orang namun hanya mendapatkan 10 komentar saja. Lalu kemana sisanya? Yup, mereka adalah para silent reader. Meskipun jarang sekali memberikan komentar dengan alasan tertentu. Keberadaan mereka berpengaruh terhadap sebuah artikel. Ya, gara-gara mereka sebuah artikel bisa jadi sangat meledak.
Para silent reader ini juga sulit ditebak. Kadang mereka akan memberikan komentar dan jadi tipe pembaca yang lain begitu topik yang diulas sangat menarik minatnya. Ini juga jadi tantangan tersendiri nih. Akan sangat menyenangkan rasanya jika para silent reader yang terkenal dengan kebisuannya sampai akhirnya berkomentar di artikel yang kita buat.
5. Tipe Penghujat
Tipe ini yang bikin para penulis darah tinggi. Ya, seperti julukannya, mereka tak peduli seberapa bagus kontennya, jika tak sesuai dengan apa yang mereka ketahui atau yakini, para tipe penghujat akan dengan mudahnya menuliskan komentar nylekit. Mulai dari sindiran hingga hujatan langsung kepada si penulis.
Tipe ini sebenarnya adalah pembaca jujur, hanya saja mereka mengekspresikan ketidaksetujuannya secara berlebihan. Bahkan kadang mereka tidak sungkan untuk mengadakan debat terbuka di kolom komentar. Apalagi jika bertemu tipe penghujat lain yang berbeda pandangan.
Tipe penghujat ini biasanya hanya muncul di artikel yang happening atau temanya kontroversial. Tujuannya sendiri hanya untuk menunjukkan ketidaksukaan atau mungkin sekedar numpang tenar. Menghadapi tipe pembaca seperti ini lebih baik diam dan pastikan untuk menyediakan konten yang sulit didebat atau benar-benar menyajikan fakta dengan berdasar kepada bukti
6. Tipe Anarkis
Tipe ini sebenarnya lebih pas dipanggil haters. Tak peduli mau artikelnya berkualitas atau lebih-lebih tidak, para tipe anarkis akan melakuan serangan frontal. Mulai dari mencela sampai menggunakan kata-kata yang tidak pantas. Padahal belum tentu mereka bisa menulis konten sebagus yang sudah ada.
Tipe anarkis atau haters ini sering muncul sebagai provokator dengan alasan memang ingin rusuh. Mereka tidak sungkan melemparkan bait atau umpan untuk kemudian ditanggapi pembaca lain dan akhirnya terjadilah chaos atau kekacauan. Biasanya hanya debat tidak jelas yang sama sekali tak berhubungan dengan konten artikel yang diulas.
Lucunya, ketika para anarkis ini sudah kehabisan kata-kata mereka akan tiba-tiba menghilang. Atau memberikan kalimat penutup tidak bermutu, misalnya “Web ini ditutup saja bla bla bla”. Meskipun sengaja bikin kacau, tapi mereka lah yang membuat sebuah website jadi kebanjiran pengunjung. Entah untuk membaca artikel yang didebatkan atau hanya ingin ikut-ikutan berseteru dengan para haters ini.
Sudah jadi risiko kalau penulis akan dihadapkan dengan para pembaca yang sangat beragam ini. Diambil positifnya saja meskipun memang kesal gara-gara diprovokasi dan dihina oleh tipe anarkis atau penghujat. Nah, dari keenam tipe di atas manakah yang menunjukkan perilakumu ketika menanggapi sebuah artikel? Ya, jika tidak ada yang membalas pertanyaan ini di kolom komentar mungkin jawabannya sudah pasti silent reader.