Pada 26 Juli 1945, Amerika Serikat meminta Jepang untuk menyerah tanpa syarat. Jika mereka tidak mau menyerah, maka negara adidaya itu akan menyerang mereka dengan serangan yang mematikan. Dua hari kemudian, beredar di surat kabar Jepang bahwa negara matahari terbit itu secara tegas menolak untuk menyerah.
Beberapa hari kemudian, tepatnya pada 6 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom ke Jepang, tepatnya di kota Hiroshima. Dalam hitungan menit lebih dari 70.000 orang meninggal dunia dan puluhan ribu lainnya menyusul berjatuhan. Berikut Boombastis hadirkan beberapa gambar menyayat hati ketika peristiwa tersebut terjadi 70 tahun lalu.
1. Ibu dan Anaknya yang Terluka
Bom atom yang diledakkan di Hiroshima menyebabkan luka serius kepada para korbannya. Hampir semua dari mereka tewas akibat luka bakar yang parah. Pada gambar ini bisa kita lihat seorang anak yang terluka parah sedang dijaga oleh ibunya yang juga sedang terluka. Sementara seorang anak lainnya menderita luka bakar di seluruh tubuh.
Jumlah korban diperkirakan mencapai 340.000 jiwa di kota tersebut. Tidak hanya menimbulkan kebakaran masif, serangan tersebut juga menyebarkan radiasi beracun bagi orang-orang yang berhasil selamat. Langit Jepang kala itu gelap selama beberapa jam akibat letupan bom.
2. Korban Luka Bakar
Korban Luka bakar di Jepang sangatlah banyak jumlahnya dan mereka harus mengalami cacat seumur hidup. Ternyata persiapan senjata nuklir ini memang sudah disiapkan oleh Amerika sejak beberapa tahun sebelumnya. Pada 16 Juli 1945, Amerika melakukan percobaan nuklir pertama mereka di White Sands Proving Ground.
Bertahun-tahun sebelum itu, Presiden Amerika Franklin D. Roosevelt mendapat surat dari ilmuwan Albert Einstein bahwa Jerman mungkin saja memiliki senjata mematikan. Dalam suratnya Einstein mengatakan bahwa senjata nuklir bisa membunuh ribuan orang dalam hitungan detik. Informasi yang berniat baik ini malah membuat AS berinisiatif untuk membangun senjata nuklir sendiri.
3. Tegar dan Cepat Bangkit
Pada 6 Agustus, bom atom yang oleh tentara Amerika dijuluki dengan ‘the little boy’ akhirnya dijatuhkan. Ini merupakan salah satu serangan paling mematikan dalam sejarah kehidupan manusia. Terjadi kebakaran masif di kota Hiroshima. Dan beberapa hari setelahnya bau mayat merebak ke mana-mana.
Namun, orang Jepang yang memang dikenal keras kepala, dengan cepat bangkit dari keterpurukan. Mereka mengatur strategi dengan mengumpulkan orang-orang yang tersisa. Mereka juga menarik pasukan mereka dari Indonesia. Dan kesempatan itu digunakan Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaannya.
4. Eksekutor Bom Merayakan Kemenangan Berdarah
Berbeda dengan kondisi di Jepang yang porak-poranda, warga AS menyambut gembira kemenangan mereka. Pasukan yang mengoperasikan Enola Gay, pesawat B-29 AS yang menjatuhkan bom ke Hiroshima, naik jeep dan berpawai berkeliling kota New York. Para pendudukpun menyambut mereka dengan sorak-sorai layaknya menyambut pahlawan.
Di jeep mereka, para tentara ini menaruh sebuah plang bertuliskan, ‘Anggota dari Enola Gay B-29, yang Menjatuhkan Bom Atom di Hiroshima’. Mereka juga berpose manis untuk para wartawan yang meliput hari itu.
5. Hiroshima Bangkit
Inilah bentuk kota Hiroshima saat ini, 70 tahun setelah diporak-porandakan oleh serangan negara adidaya. Kota itu berkembang pesat dengan gedung-gedung besar dan orang-orang yang punya semangat juang. Mereka juga melakukan peringatan 70 tahun peristiwa kelam itu dengan doa.
Karakter orang Jepang yang bermental kuat dan bersungguh-sungguh dalam membangun negaranya, membuat mereka kini berdiri tegak. Bahkan, mereka kini lebih tegak dibandingkan AS yang tidak kunjung sembuh sejak dihantam badai resesi. Jepang tetap menjaga harga diri mereka, tidak peduli berapa banyak serangan dan bencana alam yang mereka hadapi.
Sejarah tidak boleh kita lupakan. Meskipun peristiwa pahit ini tidak terjadi di negara kita, namun banyak pelajaran yang bisa kita ambil darinya. Kita harus meniru semangat orang Jepang, yang meski negaranya hancur lebur, namun bisa bangkit dan menjadi salah satu negara terkuat.
Harus diingat, ketika pertama kali Perdana Menteri Jepang mengetahui bom dijatuhkan di Hiroshima, hanya satu pertanyaan yang paling cepat ditanyakannya, “berapa sisa guru yang kita punya?”. Orang Jepang sadar bahwa pendidikan (melalui seorang guru) adalah hal yang paling penting. Tidak peduli betapa susahnya keadaan sebuah negara, negara itu akan terselamatkan jika pendidikannya baik. (HLH)