Indonesia sedang berduka karena gempa yang susul menyusul melanda Cianjur. Hingga Rabu (23/11) sore, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan ada 271 korban meninggal dunia akibat gempa ini. Selanjutnya, identifikasi korban akan dilakukan terus beberapa hari ke depan.
Meskipun begitu, BMKG mengatakan kalau intensitas gempa diprediksi akan menurun. Penyebab utama dari gempa ini sendiri adalah bergesernya sesar Cimandiri. Apa itu sesar Cimandiri? Simak dalam ulasan Boombastis.com berikut.
Merupakan sesar tertua yang berlokasi di Cianjur
Melansir dari CNN Indonesia, berdasarkan penelitian Teknik Geologi Universitas Padjajaran pada tahun 2017, sesar Cimandiri merupakan sesar yang tertua yang sudah terbentuk selama orogenesa tahan II, yakni di waktu Akhir Eosen Tengah. Salah satu penulis jurnal, Iyan Haryanto mengungkap bahwa sesar yang terletak antara Lembah Ciletuh dan Cimandiri ini terus aktif hingga menyebabkan adanya tinggian purba (paleo hight).
Sesar Cimandiri yang terdiri dari dua bagian
Sesar Cimandiri ini terdiri dari dua bagian sesar regional, yaitu sesar naik, dicirikan dengan deformasi lipatan batuan yang umumnya tegak. Lalu, sebagian lagi merupakan bagian sesar normal dengan ciri terbentuknya gawir sesar dengan posisi kemiringan di atas 50 derajat, di beberapa lokasi vertikal. Sesar Cimandiri ini berlokasi di Jawa Barat, arah orientasinya adalah ke bagian timur laut barat daya.
Sesar Cimandiri yang menyebabkan beberapa gempa besar di Jawa Barat
Keberadaan sesar Cimandiri telah menyebabkan terjadinya beberapa gempa yang cukup besar di wilayah Jawa Barat. Jangkauan sesar Cimandiri diperkirakan sekitar 100 km, melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, hingga Kabupaten Subang. Beberapa gempa yang terjadi karena pergeseran sesar ini adalah Gempa Pelabuhan Ratu (1900), Gempa Padalarang (1910), Gempa Congeang (1948), Gempa Tanjungsari (1972), Gempa Cibadak (1973), Gempa Gandasoli (1982), dan Gempa Sukabumi (2001).
Seberapa bahayakah sesar Cimandiri?
Dari jangka waktu 2009-2015, setidaknya ada kurang lebih 10 gempa yang terjadi karena pergerakan sesar Cimandiri ini. Lalu, dengan banyaknya kasus gempa yang melanda, seberapa berbahayakah sesar ini? Daerah Lembah Cimandiri memungkinkan terjadinya pergerakan tanah, karena merupakan perbukitan terjal, terutama di bagian selatannya.
Perbukitan ini juga tersusun dari batuan sisa gunung api Tersier, sehingga terdapat sisa lava dan breksi gunung api yang sudah lapuk. Jika gempa mengguncang wilayah tersebut, maka potensi gerakan tanah juga akan terjadi. Dengan kata lain, gempa yang terjadi karena bergesernya sesar Cimandiri sangat berbahaya.
Sumber lain yang tak kalah dahsyat dari sesar Cimandiri
Nah, selain sesar Cimandiri, ada tiga lempengan aktif lain yang juga bisa menjadi sumber gempa bagi Jawa Barat dan juga Jakarta jika patahan tersebut bergerak, yakni sesar Cipamingpis, sesar Baribis, dan sesar Lembang.
Namun, jika dibandingkan dengan sesar Cimandiri, ketiga sesar tersebut memang tidak sepanjang jangkauan wilayah Cimandiri. Sesar Cipamingpis membentang di bagian timur Sukabumi dan barat Cianjur. Sesar Lembang berada sekitar 10 km di bagian utara Bandung dengan panjang sekitar 22 km. Sedangkan sesar Baribis terletak di bagian utara Pulau Jawa.
BACA JUGA: Gempa Cianjur Sebabkan Kerusakan Parah hingga Ratusan Orang Meninggal Dunia
Sampai saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan berbagai pihak terus melakukan identifikasi terhadap korban yang meninggal dunia. Sedangkan korban lain mengungsi di beberapa titik yang aman. Semoga bencana ini segera reda dan Cianjur kembali bangkit dan pulih ya. Stay safe, Sahabat Boombastis semua.